Tiang dan Travo PLN Roboh
Robohnya tiang listrik tersebut akibat rapuhnya dinding sungai, karena tiang listrik berada tipis di pinggiran sungai dengan penyangga menancap pada beton sisi utara bantaran sungai.
30 KK Sempat Alami Pemadaman Listrik
DENPASAR, NusaBali
Tiang listrik berisi sebuah travo dengan kapasitas 100 KVA milik PLN Distribusi Bali di Jalan Juet Sari, Banjar Kajeng, Desa Pemogan, Denpasar Selatan, roboh pada Rabu (19/12) siang. Robohnya tiang listrik tersebut diakibatkan rapuhnya beton penyangga yang berada di bantaran sungai. Akibatnya, 30 KK yang terhubung dengan travo tersebut mengalami pemadaman kemarin.
Salah satu warga yang rumahnya berada tepat di depan tiang listrik tersebut, Nengah Darmi, 29, mengungkapkan, peristiwa robohnya tiang listrik bersama travo terjadi sekitar pukul 11.30 Wita. Saat itu, ia sedang berada di depan rumahnya menjemur pakaian milik pelanggan usaha laundrynya.
Saat itu, Darmi melihat kabel yang menghubungkan ke travo tersebut bergetar. Dia malah mengira getaran tersebut berasal dari gempa bumi.
Namun, berselang beberapa menit, tiang listrik tersebut tiba-tiba roboh mengarah ke jalan raya. Karena kaget, Darmi pun berlari ke dalam rumah. Saat itu dia melihat ada seorang pengendara sepeda motor yang akan melintas tepat di tiang tersebut. Beruntung pengendara tersebut berhenti tepat di sebelah tiang yang jatuh. "Biasanya ramai lalu lalang mobil sama motor. Tadi, kebetulan sepi, jadi tidak ada yang menjadi korban, hanya listrik aja langsung padam," ujarnya.
Setelah menerima laporan masyarakat, pihak PLN dari ULP Sanur langsung menerjunkan timnya untuk memperbaiki kembali jaringan tersebut. Untuk memperbaikinya, PLN perlu tiang baru agar bisa kembali berdiri sebagai penyangga kabel. "Ini kami proses sampai sore, nanti kita pastikan sudah nyala kembali. Karena yang terdampak 30 KK dalam satu ruas ini," jelas Manager ULP Sanur, UP III Bali Selatan, PLN Distribusi Bali, I Putu Surya Atmaja.
Kata Surya Atmaja, robohnya tiang listrik tersebut akibat rapuhnya dinding sungai, karena tiang listrik berada tipis di pinggiran sungai dengan penyangga menancap pada beton sisi utara bantaran sungai. Beton sungai yang sudah lama ditambah dengan rembesan air membuat dinding bantaran sungai tidak bisa menahan struktur tanah di dalamnya ditambah dengan beban tiang listrik.
Dari kejadian itu, kata Surya Atmaja, pihaknya sudah berkomunikasi kepada masyarakat yang terdampak untuk dilakukan ganti rugi. Namun setelah berkomunikasi dengan warga, disepakati untuk tidak ada ganti rugi, karena warga menyadari bahwa robohnya tiang listrik tersebut murni karena bencana bukan karena kesengajaan. "Jadi mereka (warga) tidak meminta ganti rugi atas kejadian ini," ujarnya.
Kata Surya Atmaja, travo yang jatuh tersebut merupakan travo cadangan untuk mengangkat tegangan listrik yang biasanya di kawasan tersebut mengalami penurunan. Saat roboh, travo tersebut dikatakan memang belum berfungsi, yang menyebabkan pemadaman yakni kabel yang menghubungkan ke tiang listrik tersebut. "Itu travo cadangan baru dipasang," imbuhnya.
Surya Atmaja menyebut atas kejadian tersebut pihak PLN mengalami kerugian sekitar Rp 76 juta. Baik dari travo yang harganya berkisar Rp 65 juta rusak berat, dan dua tiang listrik patah yang harganya berkisaran Rp 11 juta. “Selain travo yang hancur, kabel yang melintang juga mengenai genteng rumah warga, beruntungnya hanya beberapa genteng yang terjatuh,” pungkasnya. *mi
Komentar