nusabali

163 Krama Satra Keracunan Nasi

  • www.nusabali.com-163-krama-satra-keracunan-nasi

Sedikitnya 163 krama Desa Pakraman Satra, Desa Satra, Kecamatan Klungkung diduga keracunan usai santap nasi bungkus yang dibagikan saat acara pengukuhan Bendesa Pakraman Satra, Senin (25/4) siang. 

SEMARAPURA, NusaBali
Mereka bertumbangan sejak Selasa (26/4) pagi dan hingga Rabu (27/4) masih ada yang dilarikan keluarganya ke Puskesmas Pembantu Satra.

Musibah keracunan 163 krama ini berawal ketika dilaksanakan acara pengukuhan Dewa Putu Marta sebagai Bendesa Pakraman Satra di jaba Pura Puseh, Senin siang pukul 11.00 Wita. Selain pengukuhan bendesa, hari itu juga dikukuhkan sejumlah prajuru Desa Pakraman Satra yang baru terpilih.

Nah, seusai acara, langsung langsung dibagikan 45 nasi kotak untuk undangan dan 255 nasi bungkus bagi krama yang hadir dari total 287 kepala keluarga (KK) di Desa Pakraman Satra. Nasi kotak dan bungkus itu disedikan oleh catering dari krama setempat.

Sampai malam harinya, tidak terjadi apa-apa. Namun, keesokan harinya, Selasa pagi sekitar pukul 07.00 Wita, sebagian besar krama yang sempat menyantap makanan tersebut mengalami gejala keracunan, seperti pusing, mual, disertai muntah, dan panas tinggi. Korban yang mengalami gejala keracunan terus bertambah hingga mencapai 163 orang. Termasuk di antaranya 5 orang yang dibawa keluarganya berobat ke Puskesmas Pembantu Satra, Rabu pagi pukul 10.00 Wita.

Data yang diperoleh NusaBali, dari 163 korban dugaan keracunan nasi bungkus tersebut, sebanyak 117 orang di antaranya diajak berobak ke Puspesmas Pembantu Satra, sementara 46 korban lagi berobat ke bidan swasta. Dari 117 korban yang dibawa ke Puskesm,as Pembantu satra, sebanyak 2 orang di antaranya sempat dirujuk ke RSUD Klungkung di Semarapura, karena kondisinya agak parah. 

Beruntung, tidak ada satu pun korban dugaan keracunan yang sampai dirawat inap di Puskesmas maupun RSUD Klungkung. Termasuk dua orang yang sempat dilarikan ke RSUD Klungkung, Dewa Nyoman Satria Wiradana dan Dewa Ayu Purnamayanti, sudah dibolehkan pulang dari RS, Selasa malam.

Gara-gara kasus keracunan massal ini, 4 unit mobil ambulanse sempat disiagakan untuk membantu proses evakuasi korban ke Puskesmas maupun RSUD Klungkung. Sekertaris Panitia Pengukuhan Bendesa Pakraman Satra, Dewa Putu Anggarian, mengatakan hingga Rabu kemarin pihaknya belum bisa memastikan apakah ratusan krama yang mengalami gejala keracunan ini disebabkan oleh nasi  bungkus yang dibagikan atau tidak. 

“Petugas kepolisian masih melakukan pemeriksaan sampel makanan itu,” jelas Dewa Anggriawan saat dikonfirmasi NusaBali, Rabu kemarin. Pemasok nasi bungkus yang notabene krama setempat, Putu Dewi Tri Handayani, juga diperiksa polisi.

Tim Labfor Mabes Polri Cabang Denpasar yang dipimpin Kompol Muhamad Nasyrul, sudah terjun ke rumah pemilik catering, Putu Dewi Tri Handayani, di Desa Satra, Rabu siang sekitar pukul 11.00 Wita, untuk mengambil sampel makanan buat diuji laboratorium. Tim Labfor didampingi Kanit Reskrim Polsek Klungkung, Iptu Made Suratnaya,

Sampel sisa makanan yang diambil dari rumah Putu Dewi, antara lain, nasi, telur rebus, mie, sate languan, daging ayam, dan kecap. “Sampel makanan tersebut bakal diuji laboratorium,” ujar Made Suratnaya. Selain mengambil sampel makanan dan meminta keterangan Putu Dewi, petugas kepolisian juga memasang police line di dapur sang pemilik kateraing.

Sementara, Putu Dewi selaku pemasok makanan yang diduga jadi penyebab keracunan, mengaku pasrah dengan kajadian ini. Pasalnya, dia tidak melihat ada kejanggalan dari makanan yang dibuatnya. Dia bersama 3 karyawannya juga ikut santap makannan tersebut, tapi tidak terjadi apa.

Menurut Putu Dewi, sejak buka usaha catering sekitar 8 bulan lalu, dirinya sudah 4 kali melayani pesanan dari Desa Satra. Terakhir, pemesanan makanan untuk acara pengukuhan bendesa dan prajuru adat, Senin siang.  “Biasanya, kalau makanan yang dikonsumsi itu kadaluwarsa, dalam beberapa jam pasca disantap akan langsung berdampak. Tapi, ini gejala keracunan kan berselang sehari setelah makan,” tutur Putu Dewi.

Putu Dewi mengisahkan, menghidangkan masakan yang dipesan dalam acara pengukuhan bendesa tersebut, pihaknya mulai melakukan proses memasak, Senin dinihari sekitar pukul 02.00 Wita. Kemudian, nasi kotak dan nasi bungkus didistribusikan Senin pagi pukul 09.00 Wita. Selang 2 jam kemudian, nasi tersebut dibagikan kepada krama setempat di lokasi acara, pukul 11.00 Wita.

Sementara itu, Sekertaris Panitia Pengukuhan Bendesa Pakraman Satra, Dewa Putu Anggarian, mengatakan dirinya juga mengambil nasi kotak siag itu. Nasi kotak tersebut dia bawa pulang ke rumah, kemudian dimakan sang istri Desak Nyoman Sueni dan anaknya, Dewa Made Sidan Jaya Nata. “Keluarga saya baik-baik saja,” beber Dewa Anggarian seraya menyebut anaknya tidak suka mie, sehingga lauk tersebut disishkan.

Dewa Anggarian memaparkan, menyusul kasus dugaan keracunan massal ini, jajaran prajuru desa mohon keselamatan dengan menggelar matur piuning di Pura Dalem, Desa Pakraman Satra, Selasa malam pukul 20.00 Wita. Sehari berikutnya, rabu pagi pukul 08.00 Wita. 7 w

Komentar