Ada Pohon Natal 11 Meter dari Botol Plastik
Persiapan Perayaan Natal di Gereja Katedral Denpasar
DENPASAR, NusaBali
Ada yang berbeda dalam perayaan Natal di Gereja Katedral Denpasar, Jalan Tukad Musi Nomor 1 Denpasar, 25 Desember 2015 nanti. Jemaat Gereja Katedral membuat sebuah Pohon Natal setinggi 11 meter, yang bahannya menggunakan botol mineral dari plastik.
Pohon Natal setinggi 11 meter dari bahan botol plastik ini sedang dikerjakan dan sudah mendekati rampung. Dikerjakan jemaat gereja setempat secara gotong royong sejak Senin (17/12) lalu, dijadwalkan selesai Jumat (21/12) ini. Pohon Natal jumbo ini menghabiskan 8.000 botol mineral (Aqua dan Cleo) ukuran tanggung.
Saat NusaBali bertandang ke Gereja Katedral, Kamis (20/12), beberapa pria tampak sibuk memasang botol mineral yang telah dirangkai menggunakan kawat menjadi daun Pohon Natal. Botol-botol mineral itu terlebih dulu dibersihkan oleh ibu-ibu, seperti melepas tulisan yang menempel hingga menjadi terlihat bening. Setidaknya ada 15 perempuan dan 5 pria yang bahu membahu kerjakan Pohon Natal, Kamis kemarin.
Seksi Dekorasi Perayaan Natal di Gereja Katedral, Beby, menjelaskan kreativitas ini berawal dari banyaknya limbah-limbah yang berserakan. Pihaknya pun mencoba untuk memanfaatkan limbah itu menjadi sesuatu yang berguna. “Makanya kami di Hari Raya Natal ini berinisiatif membuat Pohon Natal limbah botol mineral. Sejak beberapa bulan lalu kita sudah umumkan agar para jemaat kumpulkan botol-botol mineral,” kenang Beby.
Hingga Kamis kemarin, kata Beby, sudah terkumpul 7.000 botol mineral. Jadi, masih ada kekuarangan 1.000 botol lagi, karena Ponon Natal setinggi 15 meter ini memerlukan sekitar 8.000 botol mineral. “Kurang lebih 8.000 botol mineral yang kita perlukan. Namun, karena sampai saat ini masih ada yang mengumpulkan botol-botol tersebut, saya rasa tidak akan kekurangan. Pohon ini tingginya 10 meter, dengan bintang di atasnya setinggi 1 meter,” jelasnya.
Menurut Beby, Pohon Natal ini akan bermain dengan lampu yang dipasang di dalamnya, sehingga memberikan pancaran sinar yang indah. Upaya pengerjaan pun dilakukan dengan memperhitungkan segala sisi, termasuk kondisi cuaca.
Selain untuk membawa pesan lingkungan, Pohon Natal dari sampah botol mineral ini nantinya juga bisa digunakan sebagai spot foto. Sebab, biasanya dekorasi hanya ada di dalam saja. “Awalnya kami hanya ingin membuat kecil-kecilan, hanya untuk booth foto. Terus kita lapor ke Pastur, ternyata diminta membuat Pohon Natal yang besar saja sekalian. Karena di dalam nanti penuh, makanya Pohon Natal ini kami taruh di luar,” katanya.
Rencananya, kata Beby, Pohon Natal yang pengerjaannya menghabiskan biaya sekitar Rp 10 juta, terutama untuk beli besi penyangga kerangka pohon dan konsumsi ini akan dilepas setelah seluruh rangkaian Natal usai, yakni 7 Januari 2019 mendatang. *ind
Pohon Natal setinggi 11 meter dari bahan botol plastik ini sedang dikerjakan dan sudah mendekati rampung. Dikerjakan jemaat gereja setempat secara gotong royong sejak Senin (17/12) lalu, dijadwalkan selesai Jumat (21/12) ini. Pohon Natal jumbo ini menghabiskan 8.000 botol mineral (Aqua dan Cleo) ukuran tanggung.
Saat NusaBali bertandang ke Gereja Katedral, Kamis (20/12), beberapa pria tampak sibuk memasang botol mineral yang telah dirangkai menggunakan kawat menjadi daun Pohon Natal. Botol-botol mineral itu terlebih dulu dibersihkan oleh ibu-ibu, seperti melepas tulisan yang menempel hingga menjadi terlihat bening. Setidaknya ada 15 perempuan dan 5 pria yang bahu membahu kerjakan Pohon Natal, Kamis kemarin.
Seksi Dekorasi Perayaan Natal di Gereja Katedral, Beby, menjelaskan kreativitas ini berawal dari banyaknya limbah-limbah yang berserakan. Pihaknya pun mencoba untuk memanfaatkan limbah itu menjadi sesuatu yang berguna. “Makanya kami di Hari Raya Natal ini berinisiatif membuat Pohon Natal limbah botol mineral. Sejak beberapa bulan lalu kita sudah umumkan agar para jemaat kumpulkan botol-botol mineral,” kenang Beby.
Hingga Kamis kemarin, kata Beby, sudah terkumpul 7.000 botol mineral. Jadi, masih ada kekuarangan 1.000 botol lagi, karena Ponon Natal setinggi 15 meter ini memerlukan sekitar 8.000 botol mineral. “Kurang lebih 8.000 botol mineral yang kita perlukan. Namun, karena sampai saat ini masih ada yang mengumpulkan botol-botol tersebut, saya rasa tidak akan kekurangan. Pohon ini tingginya 10 meter, dengan bintang di atasnya setinggi 1 meter,” jelasnya.
Menurut Beby, Pohon Natal ini akan bermain dengan lampu yang dipasang di dalamnya, sehingga memberikan pancaran sinar yang indah. Upaya pengerjaan pun dilakukan dengan memperhitungkan segala sisi, termasuk kondisi cuaca.
Selain untuk membawa pesan lingkungan, Pohon Natal dari sampah botol mineral ini nantinya juga bisa digunakan sebagai spot foto. Sebab, biasanya dekorasi hanya ada di dalam saja. “Awalnya kami hanya ingin membuat kecil-kecilan, hanya untuk booth foto. Terus kita lapor ke Pastur, ternyata diminta membuat Pohon Natal yang besar saja sekalian. Karena di dalam nanti penuh, makanya Pohon Natal ini kami taruh di luar,” katanya.
Rencananya, kata Beby, Pohon Natal yang pengerjaannya menghabiskan biaya sekitar Rp 10 juta, terutama untuk beli besi penyangga kerangka pohon dan konsumsi ini akan dilepas setelah seluruh rangkaian Natal usai, yakni 7 Januari 2019 mendatang. *ind
1
Komentar