Wisatawan India Dominasi Objek Ulun Danu Beratan
Menjelang hari Natal dan Tahun Baru 2019, Daya Tarik Wisatawan (DTW) Ulun Danu Beratan, Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, melakukan berbagai persiapan untuk menarik wisatawan. Kunjungan wisatawan merangkak naik hingga 6 persen atau 9.000 orang dari 8.500 orang pada tahun 2017.
TABANAN, NusaBali
Kunjungan terbanyak didominasi wisatawan India yang naik per hari hingga 200 orang. Pantuan di lapangan Kamis (20/12) pagi, sekitar pukul 10.00 Wita, wisatawan sudah mulai berdatangan. Mereka kebanyakan melakukan selfi di spot DTW Ulun Danu Beratan, yakni di Meru Tumpang Solas (11). Mereka menuju tempat selfi Monumen Banjir yang terbuat daru bebatuan bekas banjir bandang yang memporak-porandakan kawasan setempat akhir tahun 2016.
Manager DTW Ulun Danu Beratan I Wayan Mustika mengungkapkan, jelang akhir tahun 2018, kunjungan wisatawan sudah mulai meningkat. Biasanya perbulan tembus di angka 2.000 kini sudah mecapai 3.000 orang. "Dari Oktober 2018 terus naik secara signifikan," ungkapnya.
Oleh karena itu, dari kunjungan yang ditarget tahun 2018 sebanyak 875.000, pihaknya optimis akan melampaui target. Karena per 17 Desember, kunjungan sudah tembus 9.000 orang dari Januari 2018. "Kunjungan meningkat signifikan dari tahun 2017 meninggat enam persen," imbuh Mustika.
Dikatakan Mustika, wisatawan yang mendominasi ke DTW Ulun Danu Beratan adalah wisatawan India dan Eropa. Dimana sebelumnya kunjungan wisatawan India hanya 200 orang per hari, kini tembus 400 orang. "Wisatawan India suka ke Ulun Danu karena ada objek wisata pura sekaligus juga bersembahyang," tegasnya.
Jelas dia, karena para wisatawan semakin betah dan ketagihan berkunjung ke Ulun Danu Beratan jelang Galungan dan Nataru 2019, pihaknya sudah lakukan berbagai persiapan. Selain tempat selfi, di sekitaran Meru Tumpang Solasa dan Tumpang Telu (3) yang jadi ikon Ulun Danu Beratan sudah ditanami bunga berbagai jenis. Termasuk di areal Utama Mandala dan Nista Mandala Pura Ulun Danu Beratan.
Berkat itu pula, DTW Ulun Danu Beratan memperoleh tiga penghargaan di tahun 2018. Penghargaan ISTA (Indonesia Sustainable Tourisem Awards) dari Kementerian Pariwisata RI berkat menyajikan wawasan dan seni budaya. Penghargaan THK (Tri Hita Karana) Awards berkat melakukan penataan di lingkungan objek. Dan, penghargaan dari Asia yakni The Best Brand Awards berkat pengelolaan pariwisata yg bermaanfaat terhadap masyarakat dan menjaga lingkungan. "Kami sangat bersyukur sekali sudah mendapatkan penghargaan di tahun 2018. Ke depan kami terus akan berbenah," tegas Mustika.
Kepala Dinas Pariwisata Tabanan I Made Yasa mengungkapkan sesuai dengan arahan Bupati Tabanan untuk mendukung pariwisata selalu melibatkan masyarakat, adat, tokoh dalam bersinergi. Terutama dalam pengembangan pariwisata selalu berpegangan dan konsep Tri Hita Karna dan Sapta Pesona. " Di Tabanan kami sudah terapkan, khususnya Ulun Danu Beratan sudah lakukan penataan dengan baik," jelas Made Yasa.
Ia mengakui kunjungan wisatawan ke Tabanan memang didominasi oleh wisatawan India dan Eropa. Untuk wisatawan Cina juga meningkat namun ada penurunan karena permasalahan kemarin. Hanya saja diharapkan dengan kebijakan yang dibuat pemerintah baik Provinsi dan Kabupaten kunjungan wisatawan Cina kembali ke Bali. "Sehingga ke depan, kami di Tabanan tidak akan berhenti mengembangkan wisata yang ada," tandasnya.*de
Kunjungan terbanyak didominasi wisatawan India yang naik per hari hingga 200 orang. Pantuan di lapangan Kamis (20/12) pagi, sekitar pukul 10.00 Wita, wisatawan sudah mulai berdatangan. Mereka kebanyakan melakukan selfi di spot DTW Ulun Danu Beratan, yakni di Meru Tumpang Solas (11). Mereka menuju tempat selfi Monumen Banjir yang terbuat daru bebatuan bekas banjir bandang yang memporak-porandakan kawasan setempat akhir tahun 2016.
Manager DTW Ulun Danu Beratan I Wayan Mustika mengungkapkan, jelang akhir tahun 2018, kunjungan wisatawan sudah mulai meningkat. Biasanya perbulan tembus di angka 2.000 kini sudah mecapai 3.000 orang. "Dari Oktober 2018 terus naik secara signifikan," ungkapnya.
Oleh karena itu, dari kunjungan yang ditarget tahun 2018 sebanyak 875.000, pihaknya optimis akan melampaui target. Karena per 17 Desember, kunjungan sudah tembus 9.000 orang dari Januari 2018. "Kunjungan meningkat signifikan dari tahun 2017 meninggat enam persen," imbuh Mustika.
Dikatakan Mustika, wisatawan yang mendominasi ke DTW Ulun Danu Beratan adalah wisatawan India dan Eropa. Dimana sebelumnya kunjungan wisatawan India hanya 200 orang per hari, kini tembus 400 orang. "Wisatawan India suka ke Ulun Danu karena ada objek wisata pura sekaligus juga bersembahyang," tegasnya.
Jelas dia, karena para wisatawan semakin betah dan ketagihan berkunjung ke Ulun Danu Beratan jelang Galungan dan Nataru 2019, pihaknya sudah lakukan berbagai persiapan. Selain tempat selfi, di sekitaran Meru Tumpang Solasa dan Tumpang Telu (3) yang jadi ikon Ulun Danu Beratan sudah ditanami bunga berbagai jenis. Termasuk di areal Utama Mandala dan Nista Mandala Pura Ulun Danu Beratan.
Berkat itu pula, DTW Ulun Danu Beratan memperoleh tiga penghargaan di tahun 2018. Penghargaan ISTA (Indonesia Sustainable Tourisem Awards) dari Kementerian Pariwisata RI berkat menyajikan wawasan dan seni budaya. Penghargaan THK (Tri Hita Karana) Awards berkat melakukan penataan di lingkungan objek. Dan, penghargaan dari Asia yakni The Best Brand Awards berkat pengelolaan pariwisata yg bermaanfaat terhadap masyarakat dan menjaga lingkungan. "Kami sangat bersyukur sekali sudah mendapatkan penghargaan di tahun 2018. Ke depan kami terus akan berbenah," tegas Mustika.
Kepala Dinas Pariwisata Tabanan I Made Yasa mengungkapkan sesuai dengan arahan Bupati Tabanan untuk mendukung pariwisata selalu melibatkan masyarakat, adat, tokoh dalam bersinergi. Terutama dalam pengembangan pariwisata selalu berpegangan dan konsep Tri Hita Karna dan Sapta Pesona. " Di Tabanan kami sudah terapkan, khususnya Ulun Danu Beratan sudah lakukan penataan dengan baik," jelas Made Yasa.
Ia mengakui kunjungan wisatawan ke Tabanan memang didominasi oleh wisatawan India dan Eropa. Untuk wisatawan Cina juga meningkat namun ada penurunan karena permasalahan kemarin. Hanya saja diharapkan dengan kebijakan yang dibuat pemerintah baik Provinsi dan Kabupaten kunjungan wisatawan Cina kembali ke Bali. "Sehingga ke depan, kami di Tabanan tidak akan berhenti mengembangkan wisata yang ada," tandasnya.*de
Komentar