Monyet ‘Misterius’ Muncul di Atap Bandara Ngurah Rai
Wisatawan dan sejumlah penumpang di Bandara Internasional Ngurah Rai, Tuban, Badung dihebohkan dengan munculnya seekor monyet yang nangkring di atap terminal kedatangan Internasional pada Jumat (21/12) siang.
MANGUPURA, NusaBali
Menariknya, monyet yang diduga sudah berada sepekan lebih di lokasi itu justru menghilang setiap kali dilakukan upaya penangkapan oleh petugas Balai Konsevasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali, I Ketut Catur Marbawa mengakui, keberadaan monyet di atap terminal kedatangan internasional Bandara Ngurah Rai tersebut.
Moyet tersebut sesekali muncul di hadapan publik dengan berjalan santai di samping atap transparan. Mengetahui keberadaan monyet itu, pihak Aviation Security (Avsec) bandara langsung melakukan koordinasi dengan BKSDA untuk melakukan penangkapan. Namun sayang, setelah tiba di bandara, petugas BKSDA menemui kendala karena posisi monyet berada di bagian atap yang sulit dijangkau oleh petugas. "Memang benar terkait keberadaan monyet di bandara. Kita sudah beberapakali usaha untuk menangkapnya. Tapi selalu gagal hingga sampai saat ini," ungkapnya saat dihubungi via ponsel Jumat (21/12) malam.
Diuraikan Ketut Catur, monyet itu diduga sudah berada di atap Bandara Ngurah Rai sejak sepekan lebih. Pasalnya, setiap kemunculan monyet, petugas Avsec langsung berkoordinasi dengan pihaknya dan turun ke lapangan untuk menangkap. Lebih jauh, kata Catur, pihaknya pernah menerjunkan penembak ke bandara untuk membidik monyet. Tapi, lagi-lagi monyet hilang dan tidak diketahui keberadaanya. "Sepekan lalu memang sempat muncul, tapi hilang lagi. Kemudian dua atau tiga hari kemudian muncul lagi. Nah, saat itu kita kerahkan tim penembak dengan maksud untuk membius. Tapi, lagi-lagi hilang dan baru muncul hari ini (Jumat, red)," ungkapnya seraya mengakui saat menerima laporan keberadaan monyet itu, pihaknya langsung turun melakukan penanganan.
Ditanyai terkait upaya BKSDA menangkap monyet yang berkeliaran di atap bandara, Catur mengaku harus ada kerjasama semua pihak. Pasalnya, kendala yang ditemukan di lapangan saat ini karena atap bangunan sangat tinggi. Ia juga mengaku jika sewaktu-waktu monyet itu akan membahayakan penerbangan dan pengguna jasa tentu akan beresiko sangat tinggi. "Ya kalau mau dicari secara besar-besaran, kami selaku BKSDA siap menyisir. Tentu, harus semua pihak bekerjasama," harapnya seraya mengakui sampai saat ini, monyet tersebut diduga masih bersembunyi di balik atap bangunan.
Secara terpisah, Communication and Legal Section Head Bandara Internasional Ngurah Rai, Arrie Ahsanurrohim menduga monyet itu berasal dari Taman Hutan Raya (Tahura) yang ada di seputaran bandara. Hanya saja, ia engan merinci lebih jauh ihwal penanganan serta langkah yang akan diambil kedepannya. Pasalnya, yang berwenang melakukan penangkapan adalah BKSDA. Pun saat ditanyai terkait lolosnya monyet ke area bandara skala internasional tersebut, Arrie engan menjelaskannya. "Kalau lebih jelas, konfirmasi ke BKSDA," pintanya. *dar
Menariknya, monyet yang diduga sudah berada sepekan lebih di lokasi itu justru menghilang setiap kali dilakukan upaya penangkapan oleh petugas Balai Konsevasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali, I Ketut Catur Marbawa mengakui, keberadaan monyet di atap terminal kedatangan internasional Bandara Ngurah Rai tersebut.
Moyet tersebut sesekali muncul di hadapan publik dengan berjalan santai di samping atap transparan. Mengetahui keberadaan monyet itu, pihak Aviation Security (Avsec) bandara langsung melakukan koordinasi dengan BKSDA untuk melakukan penangkapan. Namun sayang, setelah tiba di bandara, petugas BKSDA menemui kendala karena posisi monyet berada di bagian atap yang sulit dijangkau oleh petugas. "Memang benar terkait keberadaan monyet di bandara. Kita sudah beberapakali usaha untuk menangkapnya. Tapi selalu gagal hingga sampai saat ini," ungkapnya saat dihubungi via ponsel Jumat (21/12) malam.
Diuraikan Ketut Catur, monyet itu diduga sudah berada di atap Bandara Ngurah Rai sejak sepekan lebih. Pasalnya, setiap kemunculan monyet, petugas Avsec langsung berkoordinasi dengan pihaknya dan turun ke lapangan untuk menangkap. Lebih jauh, kata Catur, pihaknya pernah menerjunkan penembak ke bandara untuk membidik monyet. Tapi, lagi-lagi monyet hilang dan tidak diketahui keberadaanya. "Sepekan lalu memang sempat muncul, tapi hilang lagi. Kemudian dua atau tiga hari kemudian muncul lagi. Nah, saat itu kita kerahkan tim penembak dengan maksud untuk membius. Tapi, lagi-lagi hilang dan baru muncul hari ini (Jumat, red)," ungkapnya seraya mengakui saat menerima laporan keberadaan monyet itu, pihaknya langsung turun melakukan penanganan.
Ditanyai terkait upaya BKSDA menangkap monyet yang berkeliaran di atap bandara, Catur mengaku harus ada kerjasama semua pihak. Pasalnya, kendala yang ditemukan di lapangan saat ini karena atap bangunan sangat tinggi. Ia juga mengaku jika sewaktu-waktu monyet itu akan membahayakan penerbangan dan pengguna jasa tentu akan beresiko sangat tinggi. "Ya kalau mau dicari secara besar-besaran, kami selaku BKSDA siap menyisir. Tentu, harus semua pihak bekerjasama," harapnya seraya mengakui sampai saat ini, monyet tersebut diduga masih bersembunyi di balik atap bangunan.
Secara terpisah, Communication and Legal Section Head Bandara Internasional Ngurah Rai, Arrie Ahsanurrohim menduga monyet itu berasal dari Taman Hutan Raya (Tahura) yang ada di seputaran bandara. Hanya saja, ia engan merinci lebih jauh ihwal penanganan serta langkah yang akan diambil kedepannya. Pasalnya, yang berwenang melakukan penangkapan adalah BKSDA. Pun saat ditanyai terkait lolosnya monyet ke area bandara skala internasional tersebut, Arrie engan menjelaskannya. "Kalau lebih jelas, konfirmasi ke BKSDA," pintanya. *dar
1
Komentar