Krama Lebih Memilih Beli Banten Jadi
Penjualan banten di Pasar Amlapura Timur, laris saat rahinan Sugihan Jawa, Sukra Kliwon Sungsang, Jumat (21/12).
AMLAPURA, NusaBali
Krama Hindu lebih memilih banten jadi di pasar. Belasan pedagang di Pasar Amlapura Timur jual banten dan bunga di komplek bagian barat pasa. Banten dijual dengan harga seragam, rayunan putih kuning Rp 3.000, segehan Rp 3.000 per tiga tanding, daksina Rp 12.000 per tanding (kemasan), dan kelanan Rp 6.000.
Pedagang Ni Nyoman Kerti dari Lingkungan Pendem, Kelurahan/Kecamatan Karangasem mengatakan, setiap rahinan tandingan banten laris terjual. “Rata-rata pembeli memilih banten jadi, jelang Galungan yang laris bunga dan janur,” ungkap Ni Nyoman Kerti, Jumat (21/12). Saat Sugihan Jawa dan Sugihan Bali, daksina dan kelanan paling banyak dicari pembeli. Hal senada juga dilontarkan pedagang Ni Luh Musti dari Banjar Kerta Warah, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang. “Kami lihat situasi menjual banten, kalau sehari-hari menjual canang, bunga, dan janur,” katanya.
Kepala Dinas Peindustrian dan Perdagangan Karangasem, I Gusti Ngurah Suarta, mengatakan pedagang canang itu telah paham menyediakan barang dagangannya. Sebab mereka jualan juga menghitung hari raya. Pada hari-hari biasa berjualan canang, bunga, dan janur. Hari-hari besar keagamaan, jual banten tandingan,” ungkapnya. Para pedagang juga kompak menjual banten dengan harga sama. *k16
Krama Hindu lebih memilih banten jadi di pasar. Belasan pedagang di Pasar Amlapura Timur jual banten dan bunga di komplek bagian barat pasa. Banten dijual dengan harga seragam, rayunan putih kuning Rp 3.000, segehan Rp 3.000 per tiga tanding, daksina Rp 12.000 per tanding (kemasan), dan kelanan Rp 6.000.
Pedagang Ni Nyoman Kerti dari Lingkungan Pendem, Kelurahan/Kecamatan Karangasem mengatakan, setiap rahinan tandingan banten laris terjual. “Rata-rata pembeli memilih banten jadi, jelang Galungan yang laris bunga dan janur,” ungkap Ni Nyoman Kerti, Jumat (21/12). Saat Sugihan Jawa dan Sugihan Bali, daksina dan kelanan paling banyak dicari pembeli. Hal senada juga dilontarkan pedagang Ni Luh Musti dari Banjar Kerta Warah, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang. “Kami lihat situasi menjual banten, kalau sehari-hari menjual canang, bunga, dan janur,” katanya.
Kepala Dinas Peindustrian dan Perdagangan Karangasem, I Gusti Ngurah Suarta, mengatakan pedagang canang itu telah paham menyediakan barang dagangannya. Sebab mereka jualan juga menghitung hari raya. Pada hari-hari biasa berjualan canang, bunga, dan janur. Hari-hari besar keagamaan, jual banten tandingan,” ungkapnya. Para pedagang juga kompak menjual banten dengan harga sama. *k16
1
Komentar