Pasar Galiran Masih Semrawut
Para pedagang ini menggelar dagangan dan keperluan sarana upacara di atas trotoar.
SEMARAPURA, NusaBali
Tiga hari menjelang hari raya Galungan, Minggu (23/12), situasi Pasar Galiran, Klungkung, lebih ramai dari hari biasanya. Aktivitas jual beli meningkat, khususnya barang untuk keperluan sarana upacara.
Namun karena kurang tegasnya petugas dimanfaatkan sejumlah pedagang lancuban. Para pedagang ini menggelar dagangan berupa hasil bumi dan keperluan sarana upacara di atas trotoar, sebelum pintu masuk, Pasar Galiran dari sisi barat. Kondisi itu diketahui saat Bupati Klungkung Nyoman Suwirta memantau pasar setempat, Minggu (23/12).
Saat itu, salah seorang pedagang pakaian juga kedapatan menggelar dagangannya hingga ke taman samping pintu masuk.Tak hanya itu, beberapa di antara mereka dengan sengaja membuang sampah ke dalam got di bawah trotoar. Kondisi ini tentu terlihat mengganggu dan menambah kesemrawutan di tengah padatnya arus lalu lintas menuju pasar.
Para pedagang tersebut selanjutnya diminta pindah kedalam oleh Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta yang sengaja blusukan untuk melihat situasi Pasar menjelang hari raya. “Bapak bapak dan ibu ibu, silakan pindah ke dalam, di sini bukan tempat jualan,” pintanya kepada para pedagang.
Bupati asal Nusa Ceningan ini selanjutnya menghubungi petugas Satpol PP Klungkung untuk turun mengatasi masalah tersebut. Beberapa saat kemudian petugas datang dan membantu para pedagang mengemas dagangannya untuk pindah ke dalam area pasar.
Usai melakukan penertiban di luar pasar, Bupati Suwirta bersama dinas terkait selanjutnya memantau situasi di dalam Pasar Galiran. Bupati menemukan beberapa kios tutup dan pemanfaatannya di luar peruntukan. Misalnya, kios yang seharusnya untuk menjual makanan dan minuman, dipakai menjual pulsa, palen-palen, dan gudang.
Tak hanya itu, Bupati juga menegur beberapa pedagang yang memajang dagangannya dengan memanfaatkan pelataran atau ruang pejalan kaki. “Di tahun 2019, kami akan tegas. Para pedagang itu harus menjual dagangan sesuai peruntukannya. Rupanya mereka perlu diberikan pelatihan dan pendidikan,” tegasnya.
Bupati Suwirta juga terkagum saat melihat semangat salah satu pedagang di salah satu kios. Pedagang tersebut adalah siswa salah satu SMP di Klungkung yang dengan giat membantu orangtuanya berjualan. “Di zaman milenial ini ada anak giat membantu orangtuanya. Mudah-mudahan ini bisa dijadikan pelajaran atau contoh bagi anak-anak lainnya,” ucapnya. *wan
Tiga hari menjelang hari raya Galungan, Minggu (23/12), situasi Pasar Galiran, Klungkung, lebih ramai dari hari biasanya. Aktivitas jual beli meningkat, khususnya barang untuk keperluan sarana upacara.
Namun karena kurang tegasnya petugas dimanfaatkan sejumlah pedagang lancuban. Para pedagang ini menggelar dagangan berupa hasil bumi dan keperluan sarana upacara di atas trotoar, sebelum pintu masuk, Pasar Galiran dari sisi barat. Kondisi itu diketahui saat Bupati Klungkung Nyoman Suwirta memantau pasar setempat, Minggu (23/12).
Saat itu, salah seorang pedagang pakaian juga kedapatan menggelar dagangannya hingga ke taman samping pintu masuk.Tak hanya itu, beberapa di antara mereka dengan sengaja membuang sampah ke dalam got di bawah trotoar. Kondisi ini tentu terlihat mengganggu dan menambah kesemrawutan di tengah padatnya arus lalu lintas menuju pasar.
Para pedagang tersebut selanjutnya diminta pindah kedalam oleh Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta yang sengaja blusukan untuk melihat situasi Pasar menjelang hari raya. “Bapak bapak dan ibu ibu, silakan pindah ke dalam, di sini bukan tempat jualan,” pintanya kepada para pedagang.
Bupati asal Nusa Ceningan ini selanjutnya menghubungi petugas Satpol PP Klungkung untuk turun mengatasi masalah tersebut. Beberapa saat kemudian petugas datang dan membantu para pedagang mengemas dagangannya untuk pindah ke dalam area pasar.
Usai melakukan penertiban di luar pasar, Bupati Suwirta bersama dinas terkait selanjutnya memantau situasi di dalam Pasar Galiran. Bupati menemukan beberapa kios tutup dan pemanfaatannya di luar peruntukan. Misalnya, kios yang seharusnya untuk menjual makanan dan minuman, dipakai menjual pulsa, palen-palen, dan gudang.
Tak hanya itu, Bupati juga menegur beberapa pedagang yang memajang dagangannya dengan memanfaatkan pelataran atau ruang pejalan kaki. “Di tahun 2019, kami akan tegas. Para pedagang itu harus menjual dagangan sesuai peruntukannya. Rupanya mereka perlu diberikan pelatihan dan pendidikan,” tegasnya.
Bupati Suwirta juga terkagum saat melihat semangat salah satu pedagang di salah satu kios. Pedagang tersebut adalah siswa salah satu SMP di Klungkung yang dengan giat membantu orangtuanya berjualan. “Di zaman milenial ini ada anak giat membantu orangtuanya. Mudah-mudahan ini bisa dijadikan pelajaran atau contoh bagi anak-anak lainnya,” ucapnya. *wan
1
Komentar