Teatrikal Memukau Penonton
Putri Suastini Koster ikut mempersembahkan sebuah puisi yang bertemakan Ibu
Launching Bali Kumara 5 Berlangsung Meriah
DENPASAR, NusaBali
Launching album Bali Kumara 5 yang diisi dengan treatrikal ‘Ibu Ambu Swarga’ bertepatan dengan peringatan Hari Ibu di Inna Grand Bali Beach Sanur, Sabtu (22/12) malam lalu sukses merebut perhatian para penonton. Acara ini juga dihadiri istri Gubernur Bali, Nyonya Putu Putri Suastini Koster.
Pada kesempatan tersebut, Putri Suastini Koster bahkan mempersembahkan sebuah puisi yang bertemakan Ibu. Menurut pemilik Sanggar Cressendo (Griya Musika Sukawati), I Komang Darmayuda, Putri Koster begitu mendukung acara yang melahirkan bibit-bibit penyanyi muda Bali ini. “Ibu Gubernur mendukung sekali. Bahkan saat latihan kami diberikan tempat di wantilan Jaya Sabha rumah jabatan gubernur. Termasuk acara launching kemarin, Ibu Gubernur sampai selesai mengikuti acara kami,” ungkapnya.
Kesuksesan launching album Bali Kumara 5 Sabtu malam lalu memang patut diacungi jempol. Teatrikal ‘Ibu Ambu Swarga’ memberikan warna baru dari launching-launching sebelumnya. Setiap anak yang tampil menyanyi diiringi dengan peran-peran lain di atas panggung yang disesuaikan dengan alur cerita ‘Ibu Ambu Swarga’ itu.
Album Bali Kumara 5 kali ini diisi oleh 23 lagu dari 23 anak mulai dari jenjang SD, SMP, hingga kelas I SMA. Selama perjalanan sampai tahun 2018, Sanggar Cressendo sejak tahun 2014 telah mampu menelurkan album Bali Kumara hingga keenam. “Tahun ini kami melaunching dua kelompok, yakni Bali Kumara 5 dan 6. Bali Kumara 6 telah lebih dulu launching sebulan lalu. Cuma karena kelompok Bali Kumara 5 ini mencari momen Hari Ibu, makanya mereka belakangan launching,” terangnya.
Adapun 23 penyanyi muda Bali yang tergabung dalam album Bali Kumara 5 antara lain I Gusti Putu Masayu Aolani Palguna (Denpasar) dengan lagu berjudul Nyujuh Bintang, Ni Made Karina Prameswari (Denpasar) dengan lagu Swasti Wanti Warsa, Gusti Ayu Mirah Aprilia Hastari (Ubud) dengan lagu Jagat Bali Sane Keapti, Ni Putu Ayu Yassrimiryanti Putri (Denpasar) dengan lagu Suputra, dan Kadek Pratiwi Putri Dharmayanti (Denpasar) dengan lagu Jayaprana dan Layonsari.
Selanjutnya ada juga Putu Dian Arsinta Hermadewi (Badung) dengan lagu Ibu Ambu Swarga, Sri Agung Wulandewi Putri Laksana (Denpasar) dengan lagu Bunga Mawa, AA Sagung Laksmi Pramidewi (Denpasar) dengan lagu Ni Made Ranilia Pratami (Badung) dengan lagu Desa Panelokan, Ni Putu Keira Putri Iza Winata (Denpasar) dengan lagu Pangrebongan, dan Krisnanda (Denpasar) dengan lagu Ngewangun Yadnya.
Selain itu ada pula Ni Made Dinda Pramaputri (Gianyar) dengan lagu Pari Polah Hidup, Putu Diah Alexa Pradnyandari (Badung) dengan lagu Gita Pura Petitenget, Luh Putu Dhani Gita Saraswati (Badung) dengan lagu Luwih Rasa, Wayan Dima Loveneca Yanti (Gianyar) dengan lagu Udiyana Wisata Sangeh, Ida Ayu Rangita Pravina Dewi (Denpasar) dengan lagu Dang Hyang Dwijendra, serta Ni Nyoman Khanaya Radinareswari (Badung) dengan lagu Dewi Srikandi.
Ditambah lagi dengan personel Komang Indira Prameswari Marlan (Gianyar) dengan lagu Melasti, Putu Ayu Kasamira Mahayani (Gianyar) dengan lagu Arjuna Tapa, Ni Wayan Meikarani Elvira (Denpasar) dengan lagu Dewi Sri, Putu Diva Nandita Maharani (Klungkung) dengan lagu Tirta Empul, Kadek Ayu Rista Pradnyani (Singaraja) dengan lagu Sutasoma, serta Putu Krisna Yuda Pratama (Singaraja) dengan lagu Krisna Dwipayana.
Lebih lanjut diungkapkan Darmayuda, butuh waktu selama sembilan bulan untuk merampungkan semuanya menjadi satu album dan siap dilaunching. Ini disesuaikan lagi dengan kemampuan masing-masing anak dalam menyerap serta menguasai lagu yang diberikan. Untuk pencipta lagu dikerahkan lima orang pencipta lagu yakni Komang Raka, IB Saka, Putu Lukita Wiweka, Komang Darmayuda, Ari Aryama. Sedangkan penata musik ada Dek Artha, Komang Raka, dan Putu Lukita Wiweka. Sementara penggarap video klip ada Yong Sagita, Yasa Sega, dan Dodik. “Sembilan bulan itu mulai dari membuat lagu, melatih vokal, mengaransemen musik, rekaman suara, pembuatan video klip, sampai launching satu per satu,” katanya.
Banyaknya anak-anak zaman sekarang yang masih menunjukkan ketertarikan terhadap lagu berbahasa Bali, ia nilai sangat positif. Apalagi ini sesuai dengan visi misi Bali Kumara adalah untuk ikut serta mengajegkan seni budaya Bali dengan menanamkan kearifan lokal sejak dini melalui lagu berbahasa Bali. “Kearifan lokal kalau dipelajari hanya lewat buku sepertinya anak-anak tidak tertarik. Lewat lagulah saya mengungkapkan kearifan-kearifan itu kepada anak-anak, baik itu sejarah Bali, pura atau agama,” imbuhnya sembari mengatakan saat ini tengah mempersiapkan album Bali Kumara ketujuh. *ind
DENPASAR, NusaBali
Launching album Bali Kumara 5 yang diisi dengan treatrikal ‘Ibu Ambu Swarga’ bertepatan dengan peringatan Hari Ibu di Inna Grand Bali Beach Sanur, Sabtu (22/12) malam lalu sukses merebut perhatian para penonton. Acara ini juga dihadiri istri Gubernur Bali, Nyonya Putu Putri Suastini Koster.
Pada kesempatan tersebut, Putri Suastini Koster bahkan mempersembahkan sebuah puisi yang bertemakan Ibu. Menurut pemilik Sanggar Cressendo (Griya Musika Sukawati), I Komang Darmayuda, Putri Koster begitu mendukung acara yang melahirkan bibit-bibit penyanyi muda Bali ini. “Ibu Gubernur mendukung sekali. Bahkan saat latihan kami diberikan tempat di wantilan Jaya Sabha rumah jabatan gubernur. Termasuk acara launching kemarin, Ibu Gubernur sampai selesai mengikuti acara kami,” ungkapnya.
Kesuksesan launching album Bali Kumara 5 Sabtu malam lalu memang patut diacungi jempol. Teatrikal ‘Ibu Ambu Swarga’ memberikan warna baru dari launching-launching sebelumnya. Setiap anak yang tampil menyanyi diiringi dengan peran-peran lain di atas panggung yang disesuaikan dengan alur cerita ‘Ibu Ambu Swarga’ itu.
Album Bali Kumara 5 kali ini diisi oleh 23 lagu dari 23 anak mulai dari jenjang SD, SMP, hingga kelas I SMA. Selama perjalanan sampai tahun 2018, Sanggar Cressendo sejak tahun 2014 telah mampu menelurkan album Bali Kumara hingga keenam. “Tahun ini kami melaunching dua kelompok, yakni Bali Kumara 5 dan 6. Bali Kumara 6 telah lebih dulu launching sebulan lalu. Cuma karena kelompok Bali Kumara 5 ini mencari momen Hari Ibu, makanya mereka belakangan launching,” terangnya.
Adapun 23 penyanyi muda Bali yang tergabung dalam album Bali Kumara 5 antara lain I Gusti Putu Masayu Aolani Palguna (Denpasar) dengan lagu berjudul Nyujuh Bintang, Ni Made Karina Prameswari (Denpasar) dengan lagu Swasti Wanti Warsa, Gusti Ayu Mirah Aprilia Hastari (Ubud) dengan lagu Jagat Bali Sane Keapti, Ni Putu Ayu Yassrimiryanti Putri (Denpasar) dengan lagu Suputra, dan Kadek Pratiwi Putri Dharmayanti (Denpasar) dengan lagu Jayaprana dan Layonsari.
Selanjutnya ada juga Putu Dian Arsinta Hermadewi (Badung) dengan lagu Ibu Ambu Swarga, Sri Agung Wulandewi Putri Laksana (Denpasar) dengan lagu Bunga Mawa, AA Sagung Laksmi Pramidewi (Denpasar) dengan lagu Ni Made Ranilia Pratami (Badung) dengan lagu Desa Panelokan, Ni Putu Keira Putri Iza Winata (Denpasar) dengan lagu Pangrebongan, dan Krisnanda (Denpasar) dengan lagu Ngewangun Yadnya.
Selain itu ada pula Ni Made Dinda Pramaputri (Gianyar) dengan lagu Pari Polah Hidup, Putu Diah Alexa Pradnyandari (Badung) dengan lagu Gita Pura Petitenget, Luh Putu Dhani Gita Saraswati (Badung) dengan lagu Luwih Rasa, Wayan Dima Loveneca Yanti (Gianyar) dengan lagu Udiyana Wisata Sangeh, Ida Ayu Rangita Pravina Dewi (Denpasar) dengan lagu Dang Hyang Dwijendra, serta Ni Nyoman Khanaya Radinareswari (Badung) dengan lagu Dewi Srikandi.
Ditambah lagi dengan personel Komang Indira Prameswari Marlan (Gianyar) dengan lagu Melasti, Putu Ayu Kasamira Mahayani (Gianyar) dengan lagu Arjuna Tapa, Ni Wayan Meikarani Elvira (Denpasar) dengan lagu Dewi Sri, Putu Diva Nandita Maharani (Klungkung) dengan lagu Tirta Empul, Kadek Ayu Rista Pradnyani (Singaraja) dengan lagu Sutasoma, serta Putu Krisna Yuda Pratama (Singaraja) dengan lagu Krisna Dwipayana.
Lebih lanjut diungkapkan Darmayuda, butuh waktu selama sembilan bulan untuk merampungkan semuanya menjadi satu album dan siap dilaunching. Ini disesuaikan lagi dengan kemampuan masing-masing anak dalam menyerap serta menguasai lagu yang diberikan. Untuk pencipta lagu dikerahkan lima orang pencipta lagu yakni Komang Raka, IB Saka, Putu Lukita Wiweka, Komang Darmayuda, Ari Aryama. Sedangkan penata musik ada Dek Artha, Komang Raka, dan Putu Lukita Wiweka. Sementara penggarap video klip ada Yong Sagita, Yasa Sega, dan Dodik. “Sembilan bulan itu mulai dari membuat lagu, melatih vokal, mengaransemen musik, rekaman suara, pembuatan video klip, sampai launching satu per satu,” katanya.
Banyaknya anak-anak zaman sekarang yang masih menunjukkan ketertarikan terhadap lagu berbahasa Bali, ia nilai sangat positif. Apalagi ini sesuai dengan visi misi Bali Kumara adalah untuk ikut serta mengajegkan seni budaya Bali dengan menanamkan kearifan lokal sejak dini melalui lagu berbahasa Bali. “Kearifan lokal kalau dipelajari hanya lewat buku sepertinya anak-anak tidak tertarik. Lewat lagulah saya mengungkapkan kearifan-kearifan itu kepada anak-anak, baik itu sejarah Bali, pura atau agama,” imbuhnya sembari mengatakan saat ini tengah mempersiapkan album Bali Kumara ketujuh. *ind
1
Komentar