Pernak Pernik Natal Tembus Pasar Ekspor
Pembuat kerajinan pernak pernik Natal, I Made Agus Semadi, 45, di Banjar Jambe Baleran, Desa Dajan Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan kebanjiran order.
TABANAN, NusaBali
Pesanan datang sudah dimulai sejak Agustus lalu. Bahkan selain dipasarkan secara lokal, penjualannya juga sampai tembus pasar ekspor seperti Amerika, Jerman, Australia, dan Inggris.
Semadi mengakui pernak pernik berbahan baku besi yang dijual adalah hiasan di pohon Natal dan tempat lilin. Bentuknya pun macam-macam ada yang menyerupai Santa Claus, bulan, bintang, burung merpati, ikan, dan katak. “Saya sudah mulai bisnis kerajinan besi sejak 25 tahun lalu, dan mulai ekspor kerajinan nuansa Natal 10 tahun lalu,” ungkapnya, Minggu (23/12).
Diceritakan, mengawali ekspor karena ada pesanan dari tamu yang berkunjung di tempatnya yang dinamakan Toko Warna Warni. Sebab sebelum membuat pernak pernik Natal dirinya bersama sang kakak, I Wayan Agus Sutapa sudah fokus di usaha membuat kerajinan tempat lilin, hiasan dinding, souvenir hotel, souvenir pernikahan, dan tempat hiasan lampu dari besi yang disukai para tamu asing dan sudah duluan tembus pasar ekspor. “Sehingga dari itu saya punya langganan, hampir rutin tiap tahun ekspor pernak pernik Natal,” tuturnya.
Semadi mengaku banjir order pernak pernik Natal dimulai Agustus 2018. Sampai pada Desember ini sudah lakukan empat kali pengiriman dengan jumlah sekali kirim 1.000 pieces. Hanya saja tidak sampai kewalahan dalam melayani pesanan. Karena sudah ada 25 karyawan yang siap membantu. “Karena ini rutin pengirimanya setiap tahun, jadi kami sudah membuat dan mempersiapkan stok setiap hari. Tentu stok sesuai permintaan pelanggan,” kata Semadi.
Untuk harga, pernak-pernik yang dibuat Semadi kisaran Rp 15 ribu – Rp 25 ribu per buah sesuai dengan ukuran. Dan yang paling banyak dipesan adalah kerajinan yang berbentuk Santa Claus dan burung merpati. Namun sayang Semadi enggan menyebutkan keuntungan yang dihasilkan berkat menjual pernak pernik Natal tersebut.
Setiap harinya, digabung dengan kerajinan hiasan rumah, souvenir hotel dengan berbagai bentuk, dia bersama karyawannya bisa menghasilkan 100 pieces siap jual. Sebab pembuatannya sudah dilakukan per kelompok. Dimulai dengan menggambar plat, kemudian dibentuk menyerupai gambar. Setelah itu dilas kemudian diamplas. Barulah dilakukan pengecetan dasar dan langsung dijemur. Setelah kering baru difinishing dicat sesuai gambar binatang pada umumnya. “Artinya dalam satu item kerajinan selesainya sekitar 30 menit,” jelas Semadi yang memang suka di bidang desain. *de
Pesanan datang sudah dimulai sejak Agustus lalu. Bahkan selain dipasarkan secara lokal, penjualannya juga sampai tembus pasar ekspor seperti Amerika, Jerman, Australia, dan Inggris.
Semadi mengakui pernak pernik berbahan baku besi yang dijual adalah hiasan di pohon Natal dan tempat lilin. Bentuknya pun macam-macam ada yang menyerupai Santa Claus, bulan, bintang, burung merpati, ikan, dan katak. “Saya sudah mulai bisnis kerajinan besi sejak 25 tahun lalu, dan mulai ekspor kerajinan nuansa Natal 10 tahun lalu,” ungkapnya, Minggu (23/12).
Diceritakan, mengawali ekspor karena ada pesanan dari tamu yang berkunjung di tempatnya yang dinamakan Toko Warna Warni. Sebab sebelum membuat pernak pernik Natal dirinya bersama sang kakak, I Wayan Agus Sutapa sudah fokus di usaha membuat kerajinan tempat lilin, hiasan dinding, souvenir hotel, souvenir pernikahan, dan tempat hiasan lampu dari besi yang disukai para tamu asing dan sudah duluan tembus pasar ekspor. “Sehingga dari itu saya punya langganan, hampir rutin tiap tahun ekspor pernak pernik Natal,” tuturnya.
Semadi mengaku banjir order pernak pernik Natal dimulai Agustus 2018. Sampai pada Desember ini sudah lakukan empat kali pengiriman dengan jumlah sekali kirim 1.000 pieces. Hanya saja tidak sampai kewalahan dalam melayani pesanan. Karena sudah ada 25 karyawan yang siap membantu. “Karena ini rutin pengirimanya setiap tahun, jadi kami sudah membuat dan mempersiapkan stok setiap hari. Tentu stok sesuai permintaan pelanggan,” kata Semadi.
Untuk harga, pernak-pernik yang dibuat Semadi kisaran Rp 15 ribu – Rp 25 ribu per buah sesuai dengan ukuran. Dan yang paling banyak dipesan adalah kerajinan yang berbentuk Santa Claus dan burung merpati. Namun sayang Semadi enggan menyebutkan keuntungan yang dihasilkan berkat menjual pernak pernik Natal tersebut.
Setiap harinya, digabung dengan kerajinan hiasan rumah, souvenir hotel dengan berbagai bentuk, dia bersama karyawannya bisa menghasilkan 100 pieces siap jual. Sebab pembuatannya sudah dilakukan per kelompok. Dimulai dengan menggambar plat, kemudian dibentuk menyerupai gambar. Setelah itu dilas kemudian diamplas. Barulah dilakukan pengecetan dasar dan langsung dijemur. Setelah kering baru difinishing dicat sesuai gambar binatang pada umumnya. “Artinya dalam satu item kerajinan selesainya sekitar 30 menit,” jelas Semadi yang memang suka di bidang desain. *de
1
Komentar