Ribuan Rumah Warga Kebanjiran
Hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan empat sungai di Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang meluap.
Empat Sungai di Lumajang Meluap
LUMAJANG, NusaBali
Akibatnya ribuan rumah warga di Desa Sidorejo dan Desa Rowokangkung terendam banjir. Keempat sungai yang merendam dua desa tersebut antara lain Sungai Menjangan Mati, Sungai Aftur 12, Sungai Aftur 16 dan Sungai Banter. Keempat sungai ini memang kerap meluap bila musim hujan tiba.
"Ada dua desa yang terdampak banjir luapan sungai serta tanggul jebol, yakni Desa Rowokangkung dan Desa Sidorejo di Kecamatan Rowokangkung," ujar Plt Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Wawan Hadi, Minggu (23/12) seperti dilansir detik.
Namun menurut Wawan, selain akibat luapan sungai, banjir juga disebabkan oleh tanggul di Sungai Aftur 12 yang jebol selebar 2,5 meter usai hujan deras mengguyur sejak hari Sabtu (22/12) tersebut. Ketinggian air yang merendam rumah warga pun berkisar antara 50 cm hingga satu meter.
Dari data yang dihimpun BPBD Kabupaten Lumajang, di Desa Rowokangkung terdapat tiga dusun yang terdampak, yaitu Dusun Genitri (248 KK, 758 jiwa), Dusun Banter (271 KK, 823 jiwa) dan Dusun Blimbing (368 KK, 985 jiwa). Sedangkan di Desa Sidorejo, yang terdampak adalah Dusun Wungurejo (535 KK, 1.613 jiwa) dan Dusun Penggung Kidul (141 KK, 536 jiwa).
Menurut warga, air dengan cepat masuk ke dalam rumah warga. "Jadi setelah hujan deras mulai kemarin, air banjir masuk ke dalam rumah warga sejak minggu pagi dan merendam perabotan," ujar Nurul (26), warga Desa Sidorejo.
Hal senada juga diungkapkan Herman (40). "Akibat banjir luapan sungai ini, aktivitas warga terganggu karena ketinggian air sampai 70 cm," tuturnya. Sebagian warga kemudian memilih mengungsi ke rumah kerabat di desa yang berbeda untuk sementara waktu. "Untuk ternak sapi, diungsikan ke tanah lapang belakang kantor desa," imbuh Nurul.
Kondisi serupa juga terjadi di Jember. Akibat hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jember sejak Sabtu (23/12) sore hingga malam hari, tercatat ada 13 desa yang terdampak bencana. Selain menimbulkan kerusakan fisik, satu orang dilaporkan meninggal. Berdasarkan laporan yang dihimpun dari BPBD Kabupaten Jember, bencana yang diakibatkan curah hujan tinggi tersebut di antaranya banjir, tanah longsor dan angin kencang di beberapa titik.
"Hujan intensitas sedang di beberapa wilayah Jember, menyebabkan bencana banjir, angin kencang dan tanah longsor di beberapa wilayah. Hingga saat ini masih dilakukan proses pendataan dampak dari bencana itu," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo, Minggu (23/12).
Untuk sementara diketahui ada satu korban meninggal dunia. Korban diketahui tersengat aliran listrik saat banjir merendam rumahnya.*
LUMAJANG, NusaBali
Akibatnya ribuan rumah warga di Desa Sidorejo dan Desa Rowokangkung terendam banjir. Keempat sungai yang merendam dua desa tersebut antara lain Sungai Menjangan Mati, Sungai Aftur 12, Sungai Aftur 16 dan Sungai Banter. Keempat sungai ini memang kerap meluap bila musim hujan tiba.
"Ada dua desa yang terdampak banjir luapan sungai serta tanggul jebol, yakni Desa Rowokangkung dan Desa Sidorejo di Kecamatan Rowokangkung," ujar Plt Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Wawan Hadi, Minggu (23/12) seperti dilansir detik.
Namun menurut Wawan, selain akibat luapan sungai, banjir juga disebabkan oleh tanggul di Sungai Aftur 12 yang jebol selebar 2,5 meter usai hujan deras mengguyur sejak hari Sabtu (22/12) tersebut. Ketinggian air yang merendam rumah warga pun berkisar antara 50 cm hingga satu meter.
Dari data yang dihimpun BPBD Kabupaten Lumajang, di Desa Rowokangkung terdapat tiga dusun yang terdampak, yaitu Dusun Genitri (248 KK, 758 jiwa), Dusun Banter (271 KK, 823 jiwa) dan Dusun Blimbing (368 KK, 985 jiwa). Sedangkan di Desa Sidorejo, yang terdampak adalah Dusun Wungurejo (535 KK, 1.613 jiwa) dan Dusun Penggung Kidul (141 KK, 536 jiwa).
Menurut warga, air dengan cepat masuk ke dalam rumah warga. "Jadi setelah hujan deras mulai kemarin, air banjir masuk ke dalam rumah warga sejak minggu pagi dan merendam perabotan," ujar Nurul (26), warga Desa Sidorejo.
Hal senada juga diungkapkan Herman (40). "Akibat banjir luapan sungai ini, aktivitas warga terganggu karena ketinggian air sampai 70 cm," tuturnya. Sebagian warga kemudian memilih mengungsi ke rumah kerabat di desa yang berbeda untuk sementara waktu. "Untuk ternak sapi, diungsikan ke tanah lapang belakang kantor desa," imbuh Nurul.
Kondisi serupa juga terjadi di Jember. Akibat hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jember sejak Sabtu (23/12) sore hingga malam hari, tercatat ada 13 desa yang terdampak bencana. Selain menimbulkan kerusakan fisik, satu orang dilaporkan meninggal. Berdasarkan laporan yang dihimpun dari BPBD Kabupaten Jember, bencana yang diakibatkan curah hujan tinggi tersebut di antaranya banjir, tanah longsor dan angin kencang di beberapa titik.
"Hujan intensitas sedang di beberapa wilayah Jember, menyebabkan bencana banjir, angin kencang dan tanah longsor di beberapa wilayah. Hingga saat ini masih dilakukan proses pendataan dampak dari bencana itu," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo, Minggu (23/12).
Untuk sementara diketahui ada satu korban meninggal dunia. Korban diketahui tersengat aliran listrik saat banjir merendam rumahnya.*
Komentar