Bisnis Papan Selancar Kuta Kian Menjanjikan
Harga papan surfing lokal itu relatif terjangkau dibandingkan produk impor Untuk yang short board Rp 4,5 juta, minimal Rp 6,5 juta. Sementara yang long board seharga Rp 8 juta.
Sebuah Bisa Laku Rp 8 Juta
MANGUPURA, NusaBali
Usaha bisnis penjualan papan selancar di kawasan wisata Kuta, Kabupaten Badung, Bali cukup menjanjikan, karena sebagian besar pelancong ke daerah itu tertarik untuk menikmati deburan ombak yang dahyat.
Shalomnan Nagana, salah seorang pedagang papan selancar di Kuta, Jumat (29/54) mengatakan, ketertarikannya menggeluti usaha bisnis penjualan papan surfing berawal dari keprihatinan terhadap kondisi Pulau Bali yang kaya potensi keindahan alam dan pariwisata.
Dari kegemaran wisatawan yang menyukai olahraga surfing di pantai, membuat dirinya yang juga seorang peselancar melakukan terobosan dengan membuka usaha menjual papan surfing.
Hasilnya pun lumayan jualannnya banyak diminati para wisatawan mancanegara. Banyak potensi untuk melakukan segala hal di Pulau Dewata, salah satunya dengan berbisnis papan selancar.
Shalomnan Nagana menambahkan, jika dilihat pengusaha di Bali kebanyakan dari daerah luar daerah, bahkan ada juga pengusaha asing. Untuk mengasah dan mempertebal usaha surfing ini Shalomnan Nagana mengaku sempat merantau ke Australia untuk belajar membuat papan surfing. "Warga lokal Bali harus bisa membaca peluang bisnis dengan kondisi pariwisata Bali yang maju pesat," ungkapnya.
Ia mengaku selama belajar di negeri Kangguru itu hingga kini telah membuka dua toko penjualan papan surfing di Kuta, Kabupaten Badung. Dalam sebulan mampu menjual sekitar 100 buah papan surfing.Peminatnya sangat banyak yakni wisatawan dalam dan luar negeri yang menjadi langganannya.
Setelah Shalomoan merasa punya ilmu cukup, dia memutuskan pulang ke Bali dan mulai membuka usaha pembuatan papan surfing pada 2000. Cuma saat itu ada kendala. Yakni masalah bahan baku. Karenanya, ia terpaksa mendatangkan bahan baku papan surfing dengan mengimpor langsung dari Australia.
Meski lebih mahal, namun dia merasa ada keuntungan impor ke Australia. Terutama berkaitan dengan branding produk.Ternyata asumsi Shalomoan terbukti. Meski papan surfing buatannya diproduksi di Bali, namun kini kreasinya diakui dunia. “Pengerjaannya tetap di Bali. Tapi, bahan baku pembuatan papan surfing kita impor langsung dari Australia, sehingga memiliki standar kualitas sama dengan Australia dan Amerika” katanya.
Ia menjual dua jenis papan surfing. Satu jenis berbahan fiber, lainnya berbahan epoxy. Khusus untuk yang berjenis epoxy memiliki keunggulan karena bobotnya lebih ringan, tapi lebih kuat dibandingkan papan berbahan fiber. Selain itu, harga papan surfing buatan Shalomoan juga relatif terjangkau dibandingkan produk impor “Untuk yang short board Rp 4,5 juta, minimal Rp 6,5 juta. Sementara yang long board seharga Rp 8 juta,” tambahnya.
Namun soal omzet bulanan, ia tak mau menyebut angka pasti. “Ya, sebulan bisa laku 100 papan surfing. Kalikan saja,” kilahnya sembari tersenyum.Tapi berbisnis papan surfing juga bukannya tanpa kendala. Faktor alam menjadi masalahnya. “Kendalanya itu diombak. Di bulan Januari hingga Maret kondisi ombak kecil sehingga menyebabkan penjualan menurun,” pungkas
Pelanggan bernama Robert asal Australia mengaku, sangat senang membeli papan surfing di tempat Nagana, karena kualitasnya yang bagus dan barang tidak mudah rusak. "Saya sudah dua kali membeli papan surfing di sini dan kualitas sangat bagus," ujarnya.
Pengusaha lainnya bernama M Hafi Am seorang pengrajin dan pengusaha serta pemilik sebuah toko yang menjual beraneka ragam bentuk papan surfing. Dari tahun 2002 Hafi mendirikan tempat membuat papan surfing yang ia namakan Rezeki Selancar Jaya. Sebelumnya ia hanya memiliki toko surf yang bernama Sunrise Surf Shop. Namun ia harus menerima kenyataan pahit karena surf shop nya sepi waktu itu lantaran peristiwa bom Bali.
Kemudian terpikir oleh Hafi untuk membangun tempat pembuatan papan selancar demi meneruskan kebutuhan hidupnya saat itu. Hanya berbekal keterampilan membenarkan papan surfing yang rusak, Hafi akhirnya memberanikan diri untuk terjun di bidang kerajinan pembuatan papan selancar ini.
Rezeki Selancar Jaya membuat berbagai macam papan surfing seperti, Shortboard Fish, Fun Board, Surf Longboard, Sup Board, Surf Rescue Board, dan Racing Board yang berbahan utama Sterofoam dan Polyster. Di sini Hafi dibantu oleh 10 orang temannya untuk menghandle semua pesanan. Rata-rata surfer yang memesan papan surfing dari Rezeki Selancar Jaya merogoh kantong sekitar 3.5 jt sampai 10 jt tergantung dari pesanan si pemesan. Dan pemesan pun bisa mencocokan papan apa yang mereka butuhkan dan berapa budget yang mereka punya sbelum memesan.
Rezeki Selancar Jaya juga mensponsori satu surfer lokal yang bertugas menjajal papan surfing buatannya apakah layak untuk didistribusikan ke konsumen atau tidak. Ini adalah bagian dari standar kualitas yang Hafi terapkan.
Tidak hanya di Indonesia, Hafi saat ini sudah menyebarluaskan sayap penjualannya ke berbagai Negara seperti Australia, Amerika Serikat, Selandia Baru, Singapura, Malaysia, Banglades, Turki, Jerman. Dan banyak juga sekolah-sekolah surfing yang memesan papan selancar. 7
Komentar