Puluhan Ribu Pamedek Jalan Kaki 3 Kilometer Menuju Goa Lawah
Karya Tawur Agung Tri Bhuwana Panca Wali Krama Pujawali, Ngenteg Linggih, Mapeselang, Pedanan, lan Padudusan Agung Menawa Ratna di Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana, Desa Pakraman Pundukdawa bertujuan untuk pembersihan Bhuana Agung dan Bhuana Alit
Prosesi Melasti Rangkaian Karya Agung di Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek
SEMARAPURA, NusaBali
Puluhan ribu krama pasemotan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) se-Nusantara mengikuti upacara melasti di segara Goa Lawah, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung pada Radite Wage Kuningan, Minggu (30/12) pagi. Ritual melasti ini ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 3 kilometer dari Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana di Desa Pakraman Pundukdawa, Desa Pesinggahan menuju Goa Lawah.
Upacara melasti tersebut digelar serangkaian Karya Tawur Agung Tri Bhuwana Panca Wali Krama Pujawali, Ngenteg Linggih, Mapeselang, Pedanan, lan Padudusan Agung Menawa Ratna di Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana di Pundukdawa, yang puncak karyanya jatuh saat Pemacekan Agung pada Soma Kliwon Kuningan, Senin (31/12) ini.
Pantauan NusaBali, prosesi melasti kemarin diawali dengan ritual nedunan Ida Bhatara Catur Parahyangan Ratu Pasek dan dadia-dadia yang sudah katuur sejak Saniscara Pon Dunggulan, Sabtu (29/12). Dadia dimaksud, antara lain, Dadia Agung Pasek Gelgel, Toh Jiwa, Padang Subadra, Salahin, Ngukuhin, dan Gaduh. Di samping itu, juga tedun Ida Bhatara Saking Catur Lawa Besakih, Silayukti, dan Lempuyang Madya, termasuk juga tedun Ida Bhatara Mpu Gana.
Pamedek yang sudah berkumpul di areal pura kemudian melangsungkan prosesi melasti dengan berjalan kaki bersama-sama sejak pukul 07.30 Wita hingga tiba di segara Goa Lawah pukul 09.30 Wita. Selanjutnya, prosesi melasti di segara Goa Lawag berlangsung selama 2 jam, dengan diiringi dengan Tari Topeng, tetabuhan, dan pakelem.
Setelah prosesi melasti selesai, selanjutnya Ida Bhatara dan pamedek yang jumlahnya mencapai puluhan ribu kembali berjalanan kaki menuju Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana di Pundukdawa. Tiba di areal pura, Ida Bhatara dipendak dengan pementasan Tari Rejang Gana dan Tari Baris Gede Dulang Mangap.
“Upacara melasti ini bertujuan untuk penyucian, tepat sehari sebelum Karya Tawur Agung Tri Bhuwana Panca Wali Krama Pujawali, Ngenteg Linggih, Mapeselang, Pedanan, lan Padudusan Agung Menawa Ratna besok (hari ini),” ujar Wakil Ketua Panitia Karya, Wayan Sudiarsa, kepada NusaBali.
Wayan Sudiarsa memaparkan, Karya Tawur Agung Tri Bhuwana Panca Wali Krama ini bertujuan untuk pembersihan Bhuana Agung dan Bhuana Alit, hingga diharapkan bisa terlepas dari ancaman bencana. “Karya ini menyucikan dunia dan seisinya, Tri Bhuana (bhur, bwah, swah), sehingga kita dapat menikmati hidup yang lebih baik dan berkulitas,” tandas Sudiarsa.
Sementara itu, Ketua MGPSSR Provinsi Bali, Jro Pasek Wisnu Bawa Temaja, menyatakan keluarga besar Warga Pasek dari seluruh dadia agung se-Bali datang mengikuti upacara melasti. Bahkan, Warga Pasek se-Nusantara hadir, termasuk dari Lombok, NTB.
Menurut Wisnu Bawa Temaja, hakekat kompaknya hadir ini sebagai pertanda bahwa Warga Pasek bersatu padu untuk menyelenggarakan kegiatan upacara yang besar ini guna menyusucikan alam semesta, sehingga dapat membuat harmonisasi di antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.
“Siapa pun yang mau sembayang ke sini (Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana di Punduk Dawa, Red) boleh. Kita ada tempat khusus di Utamaning Mandala untuk persembahyangan seluruh umat Hindu. Dan, ada tempat utama untuk Ida Bhatara Mpu Gana,” jelas mantan Danjen Kopassus dan Pangdam IX/Udayana yang kini menjabat Ketua Umum PHDI Pusat ini. *wan
SEMARAPURA, NusaBali
Puluhan ribu krama pasemotan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) se-Nusantara mengikuti upacara melasti di segara Goa Lawah, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung pada Radite Wage Kuningan, Minggu (30/12) pagi. Ritual melasti ini ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 3 kilometer dari Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana di Desa Pakraman Pundukdawa, Desa Pesinggahan menuju Goa Lawah.
Upacara melasti tersebut digelar serangkaian Karya Tawur Agung Tri Bhuwana Panca Wali Krama Pujawali, Ngenteg Linggih, Mapeselang, Pedanan, lan Padudusan Agung Menawa Ratna di Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana di Pundukdawa, yang puncak karyanya jatuh saat Pemacekan Agung pada Soma Kliwon Kuningan, Senin (31/12) ini.
Pantauan NusaBali, prosesi melasti kemarin diawali dengan ritual nedunan Ida Bhatara Catur Parahyangan Ratu Pasek dan dadia-dadia yang sudah katuur sejak Saniscara Pon Dunggulan, Sabtu (29/12). Dadia dimaksud, antara lain, Dadia Agung Pasek Gelgel, Toh Jiwa, Padang Subadra, Salahin, Ngukuhin, dan Gaduh. Di samping itu, juga tedun Ida Bhatara Saking Catur Lawa Besakih, Silayukti, dan Lempuyang Madya, termasuk juga tedun Ida Bhatara Mpu Gana.
Pamedek yang sudah berkumpul di areal pura kemudian melangsungkan prosesi melasti dengan berjalan kaki bersama-sama sejak pukul 07.30 Wita hingga tiba di segara Goa Lawah pukul 09.30 Wita. Selanjutnya, prosesi melasti di segara Goa Lawag berlangsung selama 2 jam, dengan diiringi dengan Tari Topeng, tetabuhan, dan pakelem.
Setelah prosesi melasti selesai, selanjutnya Ida Bhatara dan pamedek yang jumlahnya mencapai puluhan ribu kembali berjalanan kaki menuju Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana di Pundukdawa. Tiba di areal pura, Ida Bhatara dipendak dengan pementasan Tari Rejang Gana dan Tari Baris Gede Dulang Mangap.
“Upacara melasti ini bertujuan untuk penyucian, tepat sehari sebelum Karya Tawur Agung Tri Bhuwana Panca Wali Krama Pujawali, Ngenteg Linggih, Mapeselang, Pedanan, lan Padudusan Agung Menawa Ratna besok (hari ini),” ujar Wakil Ketua Panitia Karya, Wayan Sudiarsa, kepada NusaBali.
Wayan Sudiarsa memaparkan, Karya Tawur Agung Tri Bhuwana Panca Wali Krama ini bertujuan untuk pembersihan Bhuana Agung dan Bhuana Alit, hingga diharapkan bisa terlepas dari ancaman bencana. “Karya ini menyucikan dunia dan seisinya, Tri Bhuana (bhur, bwah, swah), sehingga kita dapat menikmati hidup yang lebih baik dan berkulitas,” tandas Sudiarsa.
Sementara itu, Ketua MGPSSR Provinsi Bali, Jro Pasek Wisnu Bawa Temaja, menyatakan keluarga besar Warga Pasek dari seluruh dadia agung se-Bali datang mengikuti upacara melasti. Bahkan, Warga Pasek se-Nusantara hadir, termasuk dari Lombok, NTB.
Menurut Wisnu Bawa Temaja, hakekat kompaknya hadir ini sebagai pertanda bahwa Warga Pasek bersatu padu untuk menyelenggarakan kegiatan upacara yang besar ini guna menyusucikan alam semesta, sehingga dapat membuat harmonisasi di antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam.
“Siapa pun yang mau sembayang ke sini (Pura Penataran Agung Catur Parahyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana di Punduk Dawa, Red) boleh. Kita ada tempat khusus di Utamaning Mandala untuk persembahyangan seluruh umat Hindu. Dan, ada tempat utama untuk Ida Bhatara Mpu Gana,” jelas mantan Danjen Kopassus dan Pangdam IX/Udayana yang kini menjabat Ketua Umum PHDI Pusat ini. *wan
1
Komentar