Penerapan E-Parkir Belum Sosialisasi
"Kalau bisa secepatnya disosialisasikan supaya warga tidak bingung".
GIANYAR, NusaBali
Sepanjang areal parkir tepi jalan di Jalan Ngurah Rai, Gianyar sejak lima hari lalu dipasangi mesin parkir elektronik (e-parkir). Namun bagaimana cara mengoperasikan, juru parkir setempat mengaku belum ada sosialisasi.
“Cara makainya, saya juga kurang paham,” ujar salah satu juru parkir, Wayan Suastika, Minggu (30/12). Pantauan NusaBali, bagian mesin yang tingginya sekitar dua meter itu ada yang ditutupi pakai kertas putih. Maksudnya agar tidak sembarangan tombolnya diutak-atik warga yang usil. Sementara mesin lain, tombolnya justru terbuka seolah-olah sudah bisa dipergunakan.
Juru parkir asal Desa Sidan, Gianyar itu mengatakan, meski nanti dipergunakan e-parkir, dia berharap agar tenaganya sebagai juru pakir tetap diberlakukan dalam mengatur kendaraan yang akan parkir. "Apalagi mesin ini baru pertama, sulit rasanya jika tanpa ada pengarahan kepada warga yang belum tahu," terang Suastika.
Ia mengaku was-was karena mesin ini profesinya sebagai jukir tidak diperlukan. Ia berharap pemerintah segera memberikan sosialisasi terhadap penggunaan dan fungsi e-parkir ini. "Kalau bisa secepatnya disosialisasikan supaya warga tidak bingung," jelas pria yang sudah 5 tahun jadi jukir tersebut.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gianyar I Wayan Artana membenarkan belum dilakukan sosialisasi lantaran terbentur hari raya. Sosialisasi akan dilakukan pada Januari 2019.
Ditanya jumlah mesin e-paekir, dia mengaku belum tahu keseluruhannya berapa. “Saya belum tahu pasti. Akan segera dicek. Lantaran terkait mesin itu lebih banyak di bagian teknis,” tegasnya. Sedangkan cara pembayarannya nanti, katanya akan menggunakan e-money (uang elektronik, Red).
Dikonfirmasi terpisah, Sekdishub Gianyar I Gde Rai Ridartha mengatakan tahun depan Pemkab Gianyar sudah mulai menerapkan sistem e-parkir. Dinas Perhubungan Gianyar sudah menyiapkan lima unit alat, per-unitnya seharga Rp 123.900.000. Lima alat ini sudah dipasang di Jalan Ngurah Rai Gianyar, namun baru akan difungsikan awal 2019. "Dari sisi oprasional alat, akan ada akurasi sistem dengan bank, yang akan kita ajak kerja sama, sudah barang tentu itu dengan bank yang mengeluarkan e-money atau kartu berbayar yang akan digunakan," ucapnya.
Lima mesin e-parkir ini dipasang di sepanjang ruas Jalan Ngurah Rai Gianyar, tepatnya dari sebelah Patung Kuda, hingga Balai Banjar Teges, Kelurahan Gianyar.
Rai Ridartha menambahkan lokasi yang saat ini terpasang alat, merupakan lokasi on street parking yang ideal untuk dapat diterapkan. Dikatakan, lokasi ini sekaligus menjadi percontohan penggunaan e-parkir di Kabupaten Gianyar. "Jika ini berjalan lancar akan diterapkan pada lokasi-lokasi lainnya. Harapannya mesin parkir dapat diterapkan pada lokasi off street parking pilihan, seperti parkir obyek wisata sehingga bisa dikenakan tarif yang progresif, " terangnya.
Rai Ridartha menerangkan bahwa penggunaan mesin parkir merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan retribusi parkir tanpa banyak melibatkan petugas. Ia mengakui mengawali penerapan alat ini tentu akan memilillki sejumlah kendala dan kelemahan. "Kendalanya diprediksi, antara lain, masyarakat belum terbiasa menggunakan mesin dan belum memiliki e-money " katanya. *nvi
Sepanjang areal parkir tepi jalan di Jalan Ngurah Rai, Gianyar sejak lima hari lalu dipasangi mesin parkir elektronik (e-parkir). Namun bagaimana cara mengoperasikan, juru parkir setempat mengaku belum ada sosialisasi.
“Cara makainya, saya juga kurang paham,” ujar salah satu juru parkir, Wayan Suastika, Minggu (30/12). Pantauan NusaBali, bagian mesin yang tingginya sekitar dua meter itu ada yang ditutupi pakai kertas putih. Maksudnya agar tidak sembarangan tombolnya diutak-atik warga yang usil. Sementara mesin lain, tombolnya justru terbuka seolah-olah sudah bisa dipergunakan.
Juru parkir asal Desa Sidan, Gianyar itu mengatakan, meski nanti dipergunakan e-parkir, dia berharap agar tenaganya sebagai juru pakir tetap diberlakukan dalam mengatur kendaraan yang akan parkir. "Apalagi mesin ini baru pertama, sulit rasanya jika tanpa ada pengarahan kepada warga yang belum tahu," terang Suastika.
Ia mengaku was-was karena mesin ini profesinya sebagai jukir tidak diperlukan. Ia berharap pemerintah segera memberikan sosialisasi terhadap penggunaan dan fungsi e-parkir ini. "Kalau bisa secepatnya disosialisasikan supaya warga tidak bingung," jelas pria yang sudah 5 tahun jadi jukir tersebut.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gianyar I Wayan Artana membenarkan belum dilakukan sosialisasi lantaran terbentur hari raya. Sosialisasi akan dilakukan pada Januari 2019.
Ditanya jumlah mesin e-paekir, dia mengaku belum tahu keseluruhannya berapa. “Saya belum tahu pasti. Akan segera dicek. Lantaran terkait mesin itu lebih banyak di bagian teknis,” tegasnya. Sedangkan cara pembayarannya nanti, katanya akan menggunakan e-money (uang elektronik, Red).
Dikonfirmasi terpisah, Sekdishub Gianyar I Gde Rai Ridartha mengatakan tahun depan Pemkab Gianyar sudah mulai menerapkan sistem e-parkir. Dinas Perhubungan Gianyar sudah menyiapkan lima unit alat, per-unitnya seharga Rp 123.900.000. Lima alat ini sudah dipasang di Jalan Ngurah Rai Gianyar, namun baru akan difungsikan awal 2019. "Dari sisi oprasional alat, akan ada akurasi sistem dengan bank, yang akan kita ajak kerja sama, sudah barang tentu itu dengan bank yang mengeluarkan e-money atau kartu berbayar yang akan digunakan," ucapnya.
Lima mesin e-parkir ini dipasang di sepanjang ruas Jalan Ngurah Rai Gianyar, tepatnya dari sebelah Patung Kuda, hingga Balai Banjar Teges, Kelurahan Gianyar.
Rai Ridartha menambahkan lokasi yang saat ini terpasang alat, merupakan lokasi on street parking yang ideal untuk dapat diterapkan. Dikatakan, lokasi ini sekaligus menjadi percontohan penggunaan e-parkir di Kabupaten Gianyar. "Jika ini berjalan lancar akan diterapkan pada lokasi-lokasi lainnya. Harapannya mesin parkir dapat diterapkan pada lokasi off street parking pilihan, seperti parkir obyek wisata sehingga bisa dikenakan tarif yang progresif, " terangnya.
Rai Ridartha menerangkan bahwa penggunaan mesin parkir merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan retribusi parkir tanpa banyak melibatkan petugas. Ia mengakui mengawali penerapan alat ini tentu akan memilillki sejumlah kendala dan kelemahan. "Kendalanya diprediksi, antara lain, masyarakat belum terbiasa menggunakan mesin dan belum memiliki e-money " katanya. *nvi
1
Komentar