Bermain Petasan 'Bancel', Bocah 9 Tahun Dibawa ke RSUD Buleleng
Sejumlah anak-anak di Bali dilaporkan jadi korban petasan saat perayaan pergantian tahun, Selasa (1/1) dinihari.
SINGARAJA, NusaBali
Salah satunya, Kadek Resti Supradiawan, 9, bocah putus sekolah asal Banjar Kaja Kauh, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Buleleng yang menderita luka bakar di bagian wajah sebelah kanan, gara-gara kena percikan api petasan bancel (awalnya tak bisa meledak). Bocah berusia 9 tahun ini pun sempat dilarikan ke IGD RSUD Buleleng di Singaraja.
Bocah Kadek Resti Supradiawan merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Made Sukrawan (almarhum) dan Made Mustari, 41. Kini, Kadek Resti tinggal bersama kakak kandungnya, Gede Sumada, 24, di Banjar Kaja Kauh, Desa Sudaji.
Peristiwa naas yang menimpa bocah Kadek Resti terjadi Selasa pagi pukul 06.00 Wita. Peristwa bermula ketika bocah berusia 9 tahun ini memungut sisa petasan jenis Ajep-Ajep yang ditemukan di bawah pohon Manggis tak jauh dari rumahnya. Petasan itu diperkirakan petasan yang tidak meledak (bancel) saat dinyalakan pada malam pergantian tahun, Senin (31/12) hingga Selasa dinihari.
“Nah, pagi tadi sekitar pukul 06.00 wita, Kadek Resti memungut petasan di bawah pohon Manggis, mungkin petasan itu sisa petasan semalam yang tidak meledak,” ungkap Gede Sumada saat ditemui NusaBali di rumahnya kawasan Banjar Kaja Kauh, Desa Sudaji, Selasa siang.
Setelah dipungut, kata Sumada, petasan bancel itu kemudian coba dinyalakan oleh korban Kadek Resti bersama sepupunya, Aris Adi Saputra, 7, di halaman rumah. Korban Kadek Resti menyulut petasan dengan nyala api dupa dalam posisi jongkok, sedangkan Aris Adi Saputra saat itu menyaksikan dalam osisi berdiri di sampingnya.
Namun, tanpa diduga, petasan yang diperkirakan bancel sebelumnya, tiba-tiba meledak saat disulut nyala api dupa. Ledakan petasan itu mengenai wajah Kadek Resti yang tidak sempat menghidar. Bocah Kadek Resti pun langsung menjerit kesakitan, di mana separuh wajah bagian kanannya berlumuran darah.
“Kami langsung larikan Kadek Resti ke bidan desa. Oleh bidan, Kadek Resti kemudian dirujuk ke RSUD Buleleng. Takutnya ledakan itu berpengaruh terhadap bola matanya, sehingga disarankan dibawa ke IGD RSUD Buleleng,” papar Sumada.
Setelah mejalani perawatan di IGD RSUD Buleleng, dokter menyatakan bocah Kadek Resti hanya mengalami luka bakar ringan di bagian kening, pipi, dan kulit luar kelopak mata. Maka, Kadek Resti pun diizinkan pulang dari rumah sakit, untuk selanjutnya cukup menjalani rawat jalan. “Kata dokter, luka bakar tidak sampai mengenai kornea mata. Tapi, kapi sempat khawatir juga karena luka bakar dan darah terus mengucur dari wajah Kadek Resti, hingga menyebabkan bengkak,” cerita Sumada.
Sementara itu, Humas RSUD Buleleng, Ketut Budiarta, mengatakan setidaknya ada pasien empat korban petasan yang sempat ditangani di rumah sakit selama perayaan pergantian, dinihari kemarin. Dari empat korban itu, termasuk bocah Kadek Resti.
Menurut Ketut Budiarta, tiga di antara korban petasan mengalai luka bakar ringan dan hanya menjalani rawat jalan. Sedangkan seorang korban terpaksa menjalani rawat inap di RSUD Buleleng, karena memerlukan tindakan operasi.
Selain Kadek Resti, dua korban petasan yang rawat jalan masing-masin I Gusti Bagus Sugiarta (asal Lingkungan Bakung, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng) dan Dewa Nyoman Shemara Adnyana (asal Penatahan, Kecamatan Susut, Bangli). Sementara satu korban yang mengalami luka serius hingga memerlukan tindakan opeasi di RSUD Buleleng adalah Gede Reksi Saputra, asal Banjar Alas Arum, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng. *k19
Bocah Kadek Resti Supradiawan merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Made Sukrawan (almarhum) dan Made Mustari, 41. Kini, Kadek Resti tinggal bersama kakak kandungnya, Gede Sumada, 24, di Banjar Kaja Kauh, Desa Sudaji.
Peristiwa naas yang menimpa bocah Kadek Resti terjadi Selasa pagi pukul 06.00 Wita. Peristwa bermula ketika bocah berusia 9 tahun ini memungut sisa petasan jenis Ajep-Ajep yang ditemukan di bawah pohon Manggis tak jauh dari rumahnya. Petasan itu diperkirakan petasan yang tidak meledak (bancel) saat dinyalakan pada malam pergantian tahun, Senin (31/12) hingga Selasa dinihari.
“Nah, pagi tadi sekitar pukul 06.00 wita, Kadek Resti memungut petasan di bawah pohon Manggis, mungkin petasan itu sisa petasan semalam yang tidak meledak,” ungkap Gede Sumada saat ditemui NusaBali di rumahnya kawasan Banjar Kaja Kauh, Desa Sudaji, Selasa siang.
Setelah dipungut, kata Sumada, petasan bancel itu kemudian coba dinyalakan oleh korban Kadek Resti bersama sepupunya, Aris Adi Saputra, 7, di halaman rumah. Korban Kadek Resti menyulut petasan dengan nyala api dupa dalam posisi jongkok, sedangkan Aris Adi Saputra saat itu menyaksikan dalam osisi berdiri di sampingnya.
Namun, tanpa diduga, petasan yang diperkirakan bancel sebelumnya, tiba-tiba meledak saat disulut nyala api dupa. Ledakan petasan itu mengenai wajah Kadek Resti yang tidak sempat menghidar. Bocah Kadek Resti pun langsung menjerit kesakitan, di mana separuh wajah bagian kanannya berlumuran darah.
“Kami langsung larikan Kadek Resti ke bidan desa. Oleh bidan, Kadek Resti kemudian dirujuk ke RSUD Buleleng. Takutnya ledakan itu berpengaruh terhadap bola matanya, sehingga disarankan dibawa ke IGD RSUD Buleleng,” papar Sumada.
Setelah mejalani perawatan di IGD RSUD Buleleng, dokter menyatakan bocah Kadek Resti hanya mengalami luka bakar ringan di bagian kening, pipi, dan kulit luar kelopak mata. Maka, Kadek Resti pun diizinkan pulang dari rumah sakit, untuk selanjutnya cukup menjalani rawat jalan. “Kata dokter, luka bakar tidak sampai mengenai kornea mata. Tapi, kapi sempat khawatir juga karena luka bakar dan darah terus mengucur dari wajah Kadek Resti, hingga menyebabkan bengkak,” cerita Sumada.
Sementara itu, Humas RSUD Buleleng, Ketut Budiarta, mengatakan setidaknya ada pasien empat korban petasan yang sempat ditangani di rumah sakit selama perayaan pergantian, dinihari kemarin. Dari empat korban itu, termasuk bocah Kadek Resti.
Menurut Ketut Budiarta, tiga di antara korban petasan mengalai luka bakar ringan dan hanya menjalani rawat jalan. Sedangkan seorang korban terpaksa menjalani rawat inap di RSUD Buleleng, karena memerlukan tindakan operasi.
Selain Kadek Resti, dua korban petasan yang rawat jalan masing-masin I Gusti Bagus Sugiarta (asal Lingkungan Bakung, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng) dan Dewa Nyoman Shemara Adnyana (asal Penatahan, Kecamatan Susut, Bangli). Sementara satu korban yang mengalami luka serius hingga memerlukan tindakan opeasi di RSUD Buleleng adalah Gede Reksi Saputra, asal Banjar Alas Arum, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng. *k19
Komentar