Pesawat Korea yang Pertama Mendarat di Ngurah Rai di 2019
Emirates Lepas Landas di Penghujung 2018
MANGUPURA, NusaBali
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai melakukan pelepasan dan penyambutan penumpang pada Selasa (1/1) dini hari. Pesawat yang tercatat pertama menyentuh landas pacu di 2019 adalah maskapai Korean Air. Sementara yang terakhir lepas landas adalah Emirates.
Pesawat terakhir yang lepas landas dari Bandara Ngurah Rai di 2018 adalah Emirates dengan tujuan Dubai. Pesawat dengan nomor penerbangan EK-399 tersebut dilepas oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi didampingi Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti, serta Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi. Sebagai ucapan terima kasih atas penggunaan jasa angkutan udara Bandara Ngurah Rai, beberapa penumpang terakhir tersebut diberi kalungan bunga dan cendra mata. Sedangkan Korean Air dengan nomor penerbangan KE-629 mendarat perdana di 2019. Pesawat yang berangkat dari Bandara Internasional Incheon tersebut tiba pada pukul 00.10 Wita. Kemudian, setelah memasuki terminal kedatangan internasional, beberapa penumpang juga diberikan kalungan bunga serta souvenir kain pantai.
Menteri Budi Karya berharap kepada pengelola bandara dalam hal ini Angkasa Pura I untuk menjaga dan merawat Bandara Ngurah Rai secara profesional. Karena peningkatan kapasitas di Bandara Ngurah Rai berbanding lurus dengan peningkatan wisatawan di Indonesia. Dua tahun lalu, seingat dia, penumpang di Bandara Ngurah Rai masih 23 movement, namun saat ini sudah menyentuh 35 movement.
“Kita ingin ke depanya menjadi 45 movement. Kita harapkan ini terjadi tahun depan. Salah satu caranya juga dengan mengembangkan Bali Utara,” ucapnya.
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi, mengungkapkan kegiatan pelepasan dan penyambutan penumpang pertama sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya, berbagai kegiatan untuk memeriahkan ditampilkan. Namun, kali ini acara penyambutan malam pergantian tahun diisi dengan doa bersama sebagai bentuk dukungan terhadap daerah yang mengalami musibah seperti Lombok, Palu, dan Banten. “Menjelang paripurnanya tahun ini, cukup banyak duka yang dialami oleh negeri ini. Musibah kecelakaan yang melibatkan pesawat udara, serta bencana alam yang melanda, menjadi pengingat bagi kita untuk menundukkan kepala sejenak untuk berempati bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah,” ujar Yanus.
Meski diselimuti duka, Bandara Internasional Ngurah Rai tahun 2018 mencatatkan kenaikan jumlah penumpang dan pesawat udara yang dilayani. Hingga November 2018, sebanyak 21,7 juta penumpang dan 148 ribu pesawat terbang terlayani.
“Pencatatan bulan Desember memang belum masuk. Secepatnya diupayakan agar mengetahui pencapaian keseluruhan sepanjang 2018 ini. Seiring peningkatan itu, tingkat kepuasan dalam pelayanan juga mengalami kenaikan,” tutur Yanus. *dar
Pesawat terakhir yang lepas landas dari Bandara Ngurah Rai di 2018 adalah Emirates dengan tujuan Dubai. Pesawat dengan nomor penerbangan EK-399 tersebut dilepas oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi didampingi Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti, serta Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi. Sebagai ucapan terima kasih atas penggunaan jasa angkutan udara Bandara Ngurah Rai, beberapa penumpang terakhir tersebut diberi kalungan bunga dan cendra mata. Sedangkan Korean Air dengan nomor penerbangan KE-629 mendarat perdana di 2019. Pesawat yang berangkat dari Bandara Internasional Incheon tersebut tiba pada pukul 00.10 Wita. Kemudian, setelah memasuki terminal kedatangan internasional, beberapa penumpang juga diberikan kalungan bunga serta souvenir kain pantai.
Menteri Budi Karya berharap kepada pengelola bandara dalam hal ini Angkasa Pura I untuk menjaga dan merawat Bandara Ngurah Rai secara profesional. Karena peningkatan kapasitas di Bandara Ngurah Rai berbanding lurus dengan peningkatan wisatawan di Indonesia. Dua tahun lalu, seingat dia, penumpang di Bandara Ngurah Rai masih 23 movement, namun saat ini sudah menyentuh 35 movement.
“Kita ingin ke depanya menjadi 45 movement. Kita harapkan ini terjadi tahun depan. Salah satu caranya juga dengan mengembangkan Bali Utara,” ucapnya.
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi, mengungkapkan kegiatan pelepasan dan penyambutan penumpang pertama sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya, berbagai kegiatan untuk memeriahkan ditampilkan. Namun, kali ini acara penyambutan malam pergantian tahun diisi dengan doa bersama sebagai bentuk dukungan terhadap daerah yang mengalami musibah seperti Lombok, Palu, dan Banten. “Menjelang paripurnanya tahun ini, cukup banyak duka yang dialami oleh negeri ini. Musibah kecelakaan yang melibatkan pesawat udara, serta bencana alam yang melanda, menjadi pengingat bagi kita untuk menundukkan kepala sejenak untuk berempati bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah,” ujar Yanus.
Meski diselimuti duka, Bandara Internasional Ngurah Rai tahun 2018 mencatatkan kenaikan jumlah penumpang dan pesawat udara yang dilayani. Hingga November 2018, sebanyak 21,7 juta penumpang dan 148 ribu pesawat terbang terlayani.
“Pencatatan bulan Desember memang belum masuk. Secepatnya diupayakan agar mengetahui pencapaian keseluruhan sepanjang 2018 ini. Seiring peningkatan itu, tingkat kepuasan dalam pelayanan juga mengalami kenaikan,” tutur Yanus. *dar
Komentar