Parasparos dan Forum Study Majapahit Berang
Parasparos dengan tegas menyatakan sikap bahwa tidak pernah mengirim surat atasnama organisasi terkait persetujuan reklamasi Teluk Benoa berkedok revitalisasi melalui pengembangan parawisata baru.
Ada Oknum yang Palsukan Dukungan Reklamasi
DENPASAR, NusaBali
Penolakan Organisasi Parasparos dan Forum Study Majapahit terkait rencana reklamasi Teluk Benoa rupanya mengusik pihak-pihak yang 'berkepentingan' dalam terealisasinya reklamasi itu. Untuk memuluskan wacana itu, disinyalir ada 'oknum' yang melakukan pemalsuan surat persetujuan reklamasi Teluk Benoa atasnama kedua organisasi yang selama ini dengan lantang menyuarakan pembatalan Perpres Nomor 51 tahun 2014 tentang Reklamasi Teluk Benoa. Kini, kedua organisasi ini pun seakan lunak untuk memuluskan wacana reklamasi itu. Hal inilah yang membuat Parasparos dan Forum Study Majapahit berang atas ulah oknum-oknum tak bertanggungjawab tersebut.
Ketua Parasparos Agung Suryawan Wiranatha kepada media di Denpasar, Selasa (28/10) kemarin, mengungkapkan jika pada dasarnya organisasi Parasparos tidak pernah mendukung wacana reklamasi Teluk Benoa. Kata dia, sampai kapanpun, Parasparos berjuang untuk membatalkan Perpres tersebut. Sehingga, adapun surat dukungan yang masuk di Kementrian Parawisata yang mengatasnamakan organisasi itu adalah suatu penistaan dan juga ulah oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. "Ini bagian dari pelemahan perjuangan kami untuk membatalkan Perpres Reklamasi Teluk Benoa. Bahwa, saat ini kami tegaskan, tidak ada pengiriman surat ke Kementrian terkait kami menyetujui. Itu hanya ulah oknum-oknum tertentu," tegasnya.
Untuk itu, kata dia, Parasparos menyatakan sikap bahwa tidak pernah mengirim surat atasnama organisasi terkait persetujuan reklamasi Teluk Benoa berkedok revitalisasi melalui pengembangan parawisata baru. Dengan tegas Parasparos berharap, pemerintah daerah dan pusat segera melakukan konsolidasi dan menjalankan tanggungjawab dalam mengendalikan pro dan kontra di masyarakat yang selama ini telah menguras energi produktivitas masyarakat Bali. Kedua, mengefektifkan keputusan moratorium Gubernur Bali mengenai pembangunan fasilitas akomodasi parawisatwa baru di Bali selatan dan mampu mengalihkan rencana investasi parawisata ke wilayah Bali lainnya.
"Mencabut Perpres nomor 51 tahun 2014 dan mengembalikan Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi serta dengan tegas Parasparos menyatakan Menolak Reklamasi Teluk Benoa," katanya.
Senada dengan Agung Suryawan, Ketua Forum Studi Majapahit, Made Suryawan menyampaikan keresahan terhadap oknum-oknum yang dengan sengaja mengirimkan surat keberpihakan Forum Study Majapahit terhadap rencana reklamasi itu. Dengan lantang, dia mengecam aksi oknum-oknum tersebut. "Jadi, kedua surat ini masuk ke Kementrian semua. Bunyinya, kami dengan mudah dan meluruskan perjuangan kami dan mendukung reklamasi ini. Ini yang kami sayangkan. Apalagi, semuanya dibuat sedemikian mirip, nama, logo dan tanda-tangan dan sebagiannya," akunya sembari menegaskan jika pihaknya terus memperjuangkan pembatalan Perpres nomor 51 tahun 2014 tentang Reklamasi Teluk Benoa.
Dalam jumpa pers kemarin, juga dihadiri berbagai organisasi lainnya yang selama ini lantang menolak Reklamasi Telok Benoa, seperti ForBali, Cakrawayu, Love Bali Forum, dan KMHDI.
Komentar