Rai Mantra Mainkan 'Tek-Tung' Tutup Denfest 2018
Beragam Kesenian Bertajuk Permainan Tradisional Sambut Matahari 2019
DENPASAR, NusaBali
Denpasar Festival (Denfest) tahun 2018, secara konsisten terus memberikan edukasi bagi anak-anak. Tidak saja pada pembukaan, memberikan ruang bagi anak-anak juga ditunjukkan hingga akhir gelaran festival akhir tahun di Kota Denpasar ini. Dirangkaikan dengan pawai menyambut matahari tahun 2019 yang diisi 11 penampilan seni yang tentunya mengedepankan edukasi permainan tradisional dan gending rare sesuai dengan tema pokok Urban Playground. Tema ini menggambarkan karakteristik masyarakat Kota Denpasar yang teguh dalam melindungi dan memanfaatkan potensi, tradisi serta modernisasi yang saling bersinergi. Dalam kesempatan tersebut, Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra didampingi Wakil Walikota, IGN Jaya Negara, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, dan Forkominda, turut memainkan permainan Tek-Tung sebagai tanda ditutupnya Denfest tahun 2018, Senin (31/12) di Catus Pata Catur Muka Denpasar.
Permainan Tek-Tung sendiri memiliki filosofi mendalam yaitu melambangkan pelemparan ide, yang mana di Kota Denpasar sendiri diharapkan, ide ataupun inovasi-inovasi yang digagas senantiasa mampu diimplementasikan dengan baik dan bermanfaat untuk masyarakat. Tak ketinggalan, pagelaran budaya dari masing-masing kecamatan di Kota Denpasar juga menyisipkan permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak. Diantaranya Masepit-sepitan, Megoak-goakan, Plalianan Mabedut, serta Plalian Deduplak. Dalam setiap permainan tersebut tentu mengandung makna dan filosofi mendalam khususnya penguatan pendidikan karakter anak.
Usai acara berlangsung Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra mengapresiasi penampilan anak-anak yang begitu antusias dalam memainkan setiap permainan tradisional dalam pertunjukannya. “Saya pribadi merasa sangat senang dan bangga melihat anak-anak sangat menikmati dunia mereka dengan bermain, terlebih ini permainan tradisional jadi nilai-nilai pendidikan karakter di dalamnya mampu diserap,” ungkapnya.
Rai Mantra juga mengapresiasi Denfest 2018 yang dikatakan mengalami peningkatan baik karena tujuan besar kegiatan ini tercapai. “Denfest tahun ini memperlihatkan keadaan millennial dengan pembayaran yang menggunakan uang elektronik, namun identitas budaya masih sangat melekat pada permainan tradisional yang kembali diperkenalkan, identitas inilah yang tidak boleh hilang,” tambahnya.
Sementara Kadisbud Kota Denpasar, IGN Bagus Mataram menambahkan bahwa di Kota Denpasar sendiri terdapat sedikitnya 62 jenis permainan tradisional. Hal inilah yang ingin disajikan dalam Denfest sehingga mampu memberikan warna berbeda serta wahana edukasi dini bagi masyarakat tentang pentingnya permainan tradisional sebagai kearifan lokal Bali. “Kemasan yang berbeda ini kami sajikan guna memberikan nuansa edukasi serta pemahaman tentang permainan tradisional yang muaranya adalah memberikan kebahagiaan bagi masyarakat,” jelasnya.
Salah satu siswa yang juga turut serta dalam pagelaran Bleganjur Siwer Nadi Swara, I Gede Abhi Nanda Jaya mengaku sangat senang bisa tampil di depan Bapak Walikota. “Senang sekali dapat pentas di depan Bapak Walikota, semoga tahun depan juga bisa tampil lagi,” ungkapnya. *mi
Permainan Tek-Tung sendiri memiliki filosofi mendalam yaitu melambangkan pelemparan ide, yang mana di Kota Denpasar sendiri diharapkan, ide ataupun inovasi-inovasi yang digagas senantiasa mampu diimplementasikan dengan baik dan bermanfaat untuk masyarakat. Tak ketinggalan, pagelaran budaya dari masing-masing kecamatan di Kota Denpasar juga menyisipkan permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak. Diantaranya Masepit-sepitan, Megoak-goakan, Plalianan Mabedut, serta Plalian Deduplak. Dalam setiap permainan tersebut tentu mengandung makna dan filosofi mendalam khususnya penguatan pendidikan karakter anak.
Usai acara berlangsung Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra mengapresiasi penampilan anak-anak yang begitu antusias dalam memainkan setiap permainan tradisional dalam pertunjukannya. “Saya pribadi merasa sangat senang dan bangga melihat anak-anak sangat menikmati dunia mereka dengan bermain, terlebih ini permainan tradisional jadi nilai-nilai pendidikan karakter di dalamnya mampu diserap,” ungkapnya.
Rai Mantra juga mengapresiasi Denfest 2018 yang dikatakan mengalami peningkatan baik karena tujuan besar kegiatan ini tercapai. “Denfest tahun ini memperlihatkan keadaan millennial dengan pembayaran yang menggunakan uang elektronik, namun identitas budaya masih sangat melekat pada permainan tradisional yang kembali diperkenalkan, identitas inilah yang tidak boleh hilang,” tambahnya.
Sementara Kadisbud Kota Denpasar, IGN Bagus Mataram menambahkan bahwa di Kota Denpasar sendiri terdapat sedikitnya 62 jenis permainan tradisional. Hal inilah yang ingin disajikan dalam Denfest sehingga mampu memberikan warna berbeda serta wahana edukasi dini bagi masyarakat tentang pentingnya permainan tradisional sebagai kearifan lokal Bali. “Kemasan yang berbeda ini kami sajikan guna memberikan nuansa edukasi serta pemahaman tentang permainan tradisional yang muaranya adalah memberikan kebahagiaan bagi masyarakat,” jelasnya.
Salah satu siswa yang juga turut serta dalam pagelaran Bleganjur Siwer Nadi Swara, I Gede Abhi Nanda Jaya mengaku sangat senang bisa tampil di depan Bapak Walikota. “Senang sekali dapat pentas di depan Bapak Walikota, semoga tahun depan juga bisa tampil lagi,” ungkapnya. *mi
1
Komentar