Tulang Belulang di Sarkofagus Sepanjang 111 Cm Akan Dites DNA
Dari 33 sarkofagus yang dikoleksi Museum Arkeologi Gedong Arca, 16 di antaranya ditemukan di wilayah Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar sejak tahun 1970-an
Sarkofagus yang Ditemukan di Desa Keramas Telah Dikonservasi Balai Pelestarian Cagar Budaya
GIANYAR, NusaBali
Sarkofagus (peti jenazah kuno tebuat dari batu) yang ditemukan di areal sawah Subak Amping, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, 25 Desember 2018 lalu, sudah dikonservasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Bali. Tulang belulang yang ditemukan dalam sarkofagus dengan panjang 111 cm dan lebar 64,5 cm ini nantinya akan dites DNA.
Sarkofagus berisi tulang belulang dan sejumlah perhiasan gelang dari perunggu ini kini dijadikan koleksi Museum Arkeologi Gedong Arca, yang dikelola oleh Balai Pelestarisn Cagar Budaya Provinsi Bali, di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh. “Karena kondisi sarkofagus pecah pada bagian atas dan masih kotor, kami lakukan perawatan dengan konservasi. Kami punya laboratorium,” jelas Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali, I Wayan Muliarsa, saat ditemui NusaBali di Museum Arkeologi Gedong Arca, Rabu (2/1).
Menurut Muliarsa, di dalam sarkofagus ini ditemukan fosil, tulang belulang, dan bekal kubur berupa perhiasan gelang atau cincin berbahan perunggu. “Sayangnya, kami temukan dalam kondisi sudah tidak utuh. Sebab, bagian atas sarkofagus retak akibat terkena alat berat dan sudah dipindah dari posisi semula ditemukan. Isi dalamnya sudah campur aduk, sehingga cukup sulit menemukan fakta-fakta terkait,” katanya.
Namun demikian, beberapa isian sarkofagus telah berhasil dipilah dan dipilih. Misalnya, tulang bagian tubuh yang sudah rapuh, bagian gigi yang diperkirakan merupakan gigi orang dewasa, serta bekal kubur. Dengan kapasitas sarkofagus yang sempit, kata Muliarsa, diperkirakan cara penguburan jenazah pada zaman itu dilipat atau ditekuk, seperti posisi bayi dalam kandungan.
Pasca temuan sarkofagus, lanjut Muliarsa, Balai Pelestarian Cagar Budaya fokus melakukan pelestariannya. Sedangkan untuk penelitian di lokasi, dikoordinasikan dengan Balai Arkeologi Denpasar. Untuk memastikan jenis kelamin, usia, dan fakta-fakta lain terkait jenazah yang dikubur dalam sarkofagus, rencananya akan dilakukan tes DNA. “Tapi, itu prosesnya cukup panjang, dengan mengirim beberapa sampel gigi maupun tulang ke Jakarta,” tandas Muliarsa.
Muliarsa menegaskan, sembari menunggu proses lebih lanjut, sarkofagus berisi tulang belulang akan menjadi tambahan koleksi Museum Arkeologi Gedong Arca. Semula, ada 32 sarkofagus yang dikoleksi. Dengan tambahan sarkofagus temuan di Desa Keramas ini, maka koleksi musem kini menjadi 33 sarkofagus. Seluruh 33 sarkofagus tersebut ditemukan sejak tahun 1970-an di berbagai kawasan di Bali.
“Sarkofagus memang jadi koleksi unggulan di sini (Museum Arkeologi Gedong Arca, Red). Bahkan salah satunya, sempat dipamerkan selama setahun di Eropa pada 2017 lalu,” papar Muliarsa, yang kemarin didampingi Kepala Seksi Perlindungan dan Pengembangan Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali, Komang Anik Purniti.
Koleksi sarkofagus di Museum Arkeologi Gedong Arca ini cukup beragam, dari seluruh wilayah Bali. Ada yang berbentuk alat vital perempuan, bentuk kura-kura, hingga kotak polos. Dari 33 koleksi sarkofagus itu, kata Muliarsa, 16 unit di antaranya ditemukan di wilayah Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh.
Desa Keramas yang berdekatan dengan pantai diperkirakan sudah menjadi kawasan pemukiman penduduk di zaman purbakala. “Kami yakin di wilayah Desa Keramas masih ada sarkofagus lain. Sejak tahun 1970-an, tercatat sudah ada 16 sarkofagus yang ditemukan di desa ini. Tapi, lokasi temuannya terpencar. Kemungkinan di sini ada pemukiman pada zaman Megalitikum, jauh sebelum masuknya agama Hindu ke Bali,” jelas Muliarsa.
Sarkofagus terakhir yang tulang belulangnya akan dites DNA itu sendiri ditemukan di areal sawah milik keluarga Made Beni di Subak Amping, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, 25 Desember 2018. Sarkofagus ditemukan tanpa sengaja oleh seorang operator alat berat asal Bogor, Jawa Barat, Aom Madlomri.
Menurut Aom, alat berat yang dioperasikannya tiba-tiba menyentuh benda keras yang ternyata sarkofagus saat melakukan penggalian pada kedalaman sekitar 6-7 meter di bawah tanah. Temuan tersebut kemudian dilaporkan kepada salah satu warga Desa Keramas yang bekerja di Kantor Balai Arkelogi Denpasar.
Selanjutnya, kasus ini dilaporkan ke Perbekel Keramas, I Gusti Putu Sarjana. “Saat kami datang ke lokasi, sarkofagus sudah dalam kondisi seperti ini, pecah di bagian atas,” ungkap Perbekel IGP Sarjana saat itu.
Kemudian, sarkofagus ini dievakuasi dan dibawa petugas ke Museum Arkeologi Gedong Arca di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh. Setelah diperiksa, di dalam sarkofagus juga ditemukan perhiasan berupa gelang terbuat dari bahan perunggu. Gelang berjumlah 5 buah itu diperkirakan sebagai bekal kubur. Selain itu, juga ditemukan tulang belulang. *nvi
1
Komentar