Gelombang Tinggi, Nelayan Nekat Melaut
Nelayan di Karangasem nelat melaut meski gelombang di Selat Lombok tinggi hingga 3 meter.
AMLAPURA, NusaBali
Meski hasil tangkapan tidak banyak, tetap mencoba keberuntungan ke laut. Hanya saja mereka tekor karena biaya produksi lebih banyak biaya dari nilai hasil tangkapan.
Salah seorang nelayan, Ahyar, mengaku melaut dari pukul 03.30 Wita-08.00 Wita hanya dapat menangkap 50 ekor tongkol. Harga ikan tongkol Rp 2.500 per ekor. Biaya operasional 10 liter premium tambah solar Rp 90.000. "Spekulasi saja ke laut. Hujan lebat, gelombang tinggi, air keruh, belum musim ikan," ungkap Ahyar ditemui di Pantai Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Rabu (2/1).
Ahyar mengaku jika tidak dapat ikan, pulang terasa capek. Jika dapat ikan banyak walau capek, tetapi rasa capeknya hilang. "Risikonya lagi, nelayan di sini melempar jaring, jika nasib kurang beruntung bukannya dapat ikan, jaring yang terbentang disapu kapal tanker. Satu karung jaring harganya Rp 2,5 juta, senilai itu kerugian ditanggung nelayan," katanya. Nelayan lainnya, Sakban, juga mengatakan demikian. "Musim hujan seperti ini, tidak banyak ikan. Di samping menangkap ikan risikonya tinggi," kata Sakban.
Kondisi lebih menguntungkan dirasakan nelayan di Pantai Banjar Tukad Tiis, Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem. Ketua Kelompok Nelayan Banjar Tukad Tiis, I Wayan Perten, mengatakan walau cuaca kurang bersahabat, tetapi nelayan yang nekat melaut mampu menangkap tongkol hingga 200 ekor. Hanya saja, menangkap ikan tidak jauh-jauh, sehingga BBM yang habis sekitar 5 liter. "Kami memiliki 18 anggota, tidak semuanya melaut karena cuaca kurang bersahabat," jelas Wayan Perten. Berdasarkan ramalan cuaca dari BMKG, kondisi perairan di Selat Lombok bagian utara ditandai hujan lebat, tiupan angin 02-15 knot per jam, tinggi gelombang 0,25-1,25 meter. Sedangkan Selat Lombok bagian selatan tiupan angin berkisar 04-20 knot per jam, tinggi gelombang 0,5-3 meter. *k16
Salah seorang nelayan, Ahyar, mengaku melaut dari pukul 03.30 Wita-08.00 Wita hanya dapat menangkap 50 ekor tongkol. Harga ikan tongkol Rp 2.500 per ekor. Biaya operasional 10 liter premium tambah solar Rp 90.000. "Spekulasi saja ke laut. Hujan lebat, gelombang tinggi, air keruh, belum musim ikan," ungkap Ahyar ditemui di Pantai Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Rabu (2/1).
Ahyar mengaku jika tidak dapat ikan, pulang terasa capek. Jika dapat ikan banyak walau capek, tetapi rasa capeknya hilang. "Risikonya lagi, nelayan di sini melempar jaring, jika nasib kurang beruntung bukannya dapat ikan, jaring yang terbentang disapu kapal tanker. Satu karung jaring harganya Rp 2,5 juta, senilai itu kerugian ditanggung nelayan," katanya. Nelayan lainnya, Sakban, juga mengatakan demikian. "Musim hujan seperti ini, tidak banyak ikan. Di samping menangkap ikan risikonya tinggi," kata Sakban.
Kondisi lebih menguntungkan dirasakan nelayan di Pantai Banjar Tukad Tiis, Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem. Ketua Kelompok Nelayan Banjar Tukad Tiis, I Wayan Perten, mengatakan walau cuaca kurang bersahabat, tetapi nelayan yang nekat melaut mampu menangkap tongkol hingga 200 ekor. Hanya saja, menangkap ikan tidak jauh-jauh, sehingga BBM yang habis sekitar 5 liter. "Kami memiliki 18 anggota, tidak semuanya melaut karena cuaca kurang bersahabat," jelas Wayan Perten. Berdasarkan ramalan cuaca dari BMKG, kondisi perairan di Selat Lombok bagian utara ditandai hujan lebat, tiupan angin 02-15 knot per jam, tinggi gelombang 0,25-1,25 meter. Sedangkan Selat Lombok bagian selatan tiupan angin berkisar 04-20 knot per jam, tinggi gelombang 0,5-3 meter. *k16
1
Komentar