PHRI Kritisi Plang Nama Akrilik
Ketua PHRI Karangasem, I Wayan Tama, mengkritisi kebijakan Pemkab Karangasem yang memasang plang nama objek wisata menggunakan bahan akrilik.
AMLAPURA, NusaBali
Sebijaknya plang nama menggunakan bahan alami dari batu. Plang Selamat Datang di Karangasem di perbatasan Klungkung-Karangasem juga perlu diperbaiki.
Dinas Pariwisata Karangasem menata Objek Wisata Rest Area Banjar Yehmalet dengan Rp 2,24 miliar untuk tahap I. Penataan ini lengkap dengan plang nama berbahan akrilik. Bangunan awal sebatas menata pedagang, parkir, dan taman. Belum bisa membangun kamar kecil, ruang informasi, perbaikan candi, lesehan, dan penunjang lainnya. Sisanya, pembangunan dilanjutkan tahun 2019. PHRI mengapresiasi terobosan Pemkab Karangasem melakukan penataan di sejumlah objek wisata di Karangasem. “Hanya saja pemakaan plang nama dari akrilik warna putih terlihat mencolok, kontras dengan sekitarnya berbahan alami,” ungkap Wayan Tama, Kamis (3/1).
Pelaku pariwisata di Objek Wisata Candidasa, I Wayan Kariasa, sependapat dengan Ketua PHRI. “Sebaiknya plang nama menggunakan bahan alami yang kuat, tahan lama, anti karat dan memikat pengunjung untuk berswafoto,” harap Wayan Kariasa yang Manager Hotel Ashyana Candidasa. Sementara Kepala Dinas Pariwisata Karangasem, I Wayan Astika, menegaskan akrilik berbahan plastik menyerupai kaca, bahannya ringan, bening, tahan lama, lentur, tak gampang pecah, dan mudah dibentuk. “Kami memilih akrilik agar di malam hari bisa mengeluarkan cahaya lampu,” terang Wayan Astika.
Dikatakan, akrilik mudah dibentuk dan membuat huruf, di dalam huruf terpasang lampu. “Seninya terlihat di malam hari,” jelas Wayan Astika. Menurutnya jika menggunakan bahan alami seperti batu tabas atau batu kali, di malam hari tidak bisa dinikmati karena tidak bisa dibentuk diselipkan lampu. *k16
Dinas Pariwisata Karangasem menata Objek Wisata Rest Area Banjar Yehmalet dengan Rp 2,24 miliar untuk tahap I. Penataan ini lengkap dengan plang nama berbahan akrilik. Bangunan awal sebatas menata pedagang, parkir, dan taman. Belum bisa membangun kamar kecil, ruang informasi, perbaikan candi, lesehan, dan penunjang lainnya. Sisanya, pembangunan dilanjutkan tahun 2019. PHRI mengapresiasi terobosan Pemkab Karangasem melakukan penataan di sejumlah objek wisata di Karangasem. “Hanya saja pemakaan plang nama dari akrilik warna putih terlihat mencolok, kontras dengan sekitarnya berbahan alami,” ungkap Wayan Tama, Kamis (3/1).
Pelaku pariwisata di Objek Wisata Candidasa, I Wayan Kariasa, sependapat dengan Ketua PHRI. “Sebaiknya plang nama menggunakan bahan alami yang kuat, tahan lama, anti karat dan memikat pengunjung untuk berswafoto,” harap Wayan Kariasa yang Manager Hotel Ashyana Candidasa. Sementara Kepala Dinas Pariwisata Karangasem, I Wayan Astika, menegaskan akrilik berbahan plastik menyerupai kaca, bahannya ringan, bening, tahan lama, lentur, tak gampang pecah, dan mudah dibentuk. “Kami memilih akrilik agar di malam hari bisa mengeluarkan cahaya lampu,” terang Wayan Astika.
Dikatakan, akrilik mudah dibentuk dan membuat huruf, di dalam huruf terpasang lampu. “Seninya terlihat di malam hari,” jelas Wayan Astika. Menurutnya jika menggunakan bahan alami seperti batu tabas atau batu kali, di malam hari tidak bisa dinikmati karena tidak bisa dibentuk diselipkan lampu. *k16
1
Komentar