AS Terbesar Serap Komoditas Bali
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat Amerika Serikat menduduki posisi pertama atau terbanyak dalam menyerap produk ekspor dari Bali dengan nilai mencapai hampir 150 juta dolar AS selama periode Januari-November 2018.
DENPASAR, NusaBali
"Amerika Serikat menguasai porsi 27,7 persen dari total nilai ekspor Bali yang mencapai 539,3 juta dolar," kata Kepala BPS Bali Adi Nugroho, Jumat (4/1).
Menurut dia, nilai ekspor ke AS itu meningkat 7,9 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2017 yang mencapai 138,8 juta dolar AS. Adi menjelaskan selama periode November 2018, produk yang banyak diserap AS paling banyak produk kertas atau karton. Sisanya produk kayu atau barang dari kayu, pakaian jadi bukan rajutan, jerami atau bahan anyaman, barang rajutan, ikan dan udang serta perhiasan dan permata.
Selain negeri Paman Sam, Australia dan China juga menduduki posisi kedua dan ketiga pangsa pasar ekspor Puau Dewata yang masing-masing menguasai komposisi 8,10 persen dan 7,69 persen. Selama Januari-November 2018, BPS mencatat total nilai ekspor dari Bali mencapai 539,3 juta dolar AS atau naik 10,2 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2017.
Berdasarkan sektor, ekspor barang dari Bali selama 11 bulan itu didominasi produk-produk dari sektor industri pengolahan sebesar 90,1 persen, kemudian disusul produk pertanian 9,7 persen dan sisanya pertambangan. Meski Amerika Serikat menduduki posisi teratas untuk nilai volume ekspor, namun pertumbuhan ekspor produk Bali yang paling besar adalah China mencapai 54 persen disusul Thailand (42 persen), Hong Kong (41,9) dan Taiwan (31 persen). Khusus November 2018, nilai ekspor dari Bali tercatat mencapai 61,3 juta dolar AS atau naik 13,7 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan naik 33,9 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2017.
BPS mencatat 10 komoditas utama yang diekspor dari Bali selama November 2018 yakni produk ikan dan udang sebesar 27,1 persen, perhiasan atau permata 16,1 persen, pakaian nadi bukan rajutan (11,6 persen). Sisanya, kayu, barang dari kayu, kertas/karton, perabot, penerangan rumah, buah-buahan, barang rajutan, jerami/anyaman dan barang dari kulit serta produk lainnya. Sebagian besar pengiriman produk ekspor dari Pulau Dewata dikirim melalui pelabuhan di luar Bali sebesar 51,1 persen di antaranya dari Jawa Timur sebesar 47,8 persen, sebagian kecil dari DKI Jakarta (3,06 persen), Jawa Tengah (0,14 persen) dan Sumatera Utara (0,10 persen), sedangkan pengiriman barang ekspor dari pelabuhan lokal di Bali tercatat sebesar 48,8 persen. *ant
Menurut dia, nilai ekspor ke AS itu meningkat 7,9 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2017 yang mencapai 138,8 juta dolar AS. Adi menjelaskan selama periode November 2018, produk yang banyak diserap AS paling banyak produk kertas atau karton. Sisanya produk kayu atau barang dari kayu, pakaian jadi bukan rajutan, jerami atau bahan anyaman, barang rajutan, ikan dan udang serta perhiasan dan permata.
Selain negeri Paman Sam, Australia dan China juga menduduki posisi kedua dan ketiga pangsa pasar ekspor Puau Dewata yang masing-masing menguasai komposisi 8,10 persen dan 7,69 persen. Selama Januari-November 2018, BPS mencatat total nilai ekspor dari Bali mencapai 539,3 juta dolar AS atau naik 10,2 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2017.
Berdasarkan sektor, ekspor barang dari Bali selama 11 bulan itu didominasi produk-produk dari sektor industri pengolahan sebesar 90,1 persen, kemudian disusul produk pertanian 9,7 persen dan sisanya pertambangan. Meski Amerika Serikat menduduki posisi teratas untuk nilai volume ekspor, namun pertumbuhan ekspor produk Bali yang paling besar adalah China mencapai 54 persen disusul Thailand (42 persen), Hong Kong (41,9) dan Taiwan (31 persen). Khusus November 2018, nilai ekspor dari Bali tercatat mencapai 61,3 juta dolar AS atau naik 13,7 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan naik 33,9 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2017.
BPS mencatat 10 komoditas utama yang diekspor dari Bali selama November 2018 yakni produk ikan dan udang sebesar 27,1 persen, perhiasan atau permata 16,1 persen, pakaian nadi bukan rajutan (11,6 persen). Sisanya, kayu, barang dari kayu, kertas/karton, perabot, penerangan rumah, buah-buahan, barang rajutan, jerami/anyaman dan barang dari kulit serta produk lainnya. Sebagian besar pengiriman produk ekspor dari Pulau Dewata dikirim melalui pelabuhan di luar Bali sebesar 51,1 persen di antaranya dari Jawa Timur sebesar 47,8 persen, sebagian kecil dari DKI Jakarta (3,06 persen), Jawa Tengah (0,14 persen) dan Sumatera Utara (0,10 persen), sedangkan pengiriman barang ekspor dari pelabuhan lokal di Bali tercatat sebesar 48,8 persen. *ant
Komentar