nusabali

April 2016, 15 Penumpang Dikembalikan

  • www.nusabali.com-april-2016-15-penumpang-dikembalikan

Belasan penumpang diminta naik lagi ke kapal menuju tempat asalnya. Rata-rata mereka bermasalah soal kartu identitas kependudukan.

AMLAPURA, NusaBali
Petugas gabungan di Pelabuhan Padangbai, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem, mengembalikan 15 penumpang tanpa identitas selama April 2016. Belasan penumpang itu diminta kembali naik kapal ke Pelabuhan Lembar, Lombok, NTB. Petugas tidak mau ambil risiko meloloskan pendatang liar.

Beragam alasan dari penumpang yang terjaring, antara lain menyebut KTP miliknya masih dipegang majikannya di Denpasar. Petugas tak mau tahu, langsung dikembalikan dan dititipkan berlayar di kapal untuk menyeberang kembali.

Terakhir tercatat empat penumpang dari Desa Praya, Kecamatan Praya, Lombok Tengah, NTB, dipulangkan dari Pelabuhan Padangbai, Sabtu (30/4). Keempat penumpang itu naik Kapal Sindu Dwitama. Mereka adalah Muhammad, Yunus, Supardi, dan Ropi.

“Jangan sampai penumpang itu menimbulkan masalah di Denpasar, nanti dibilang petugas di Pelabuhan Padangbai meloloskan. Nanti penumpang itu mengaku KTP ditahan di Pelabuhan Padangbai, kami tidak pernah menahan KTP,” jelas Ketua Regu Jaga I Wayan Gumbreg.

Selama ini, kata Gumbreg, petugas ketat memeriksa identitas penumpang kapal yang baru turun. “Jika tanpa KTP atau KTP mati, tidak ada ampun, saya pulangkan,” tegasnya.

Gumbreg merasa bersyukur belakangan ini agak jarang menemukan penumpang tanpa KTP atau ber-KTP mati, setelah beberapa tahun melakukan penertiban selama 24 jam.

Turut mendukung melakukan penertiban di lapangan terutama berjaga-jaga di Pos III Pelabuhan Padangbai, petugas Polsek Kawasan Laut Padangbai, dan anggota Koramil Manggis.

Kapolsek Kawasan Laut Padangbai Kompol I Gede Wali membenarkan, memeriksa secara ketat setiap penumpang yang turun di Pelabuhan Padangbai. Petugas menjaga 24 jam, untuk memeriksa penumpang pejalan kaki.


“Saya rasa tidak ada penumpang yang tanpa KTP bisa lolos. Sebab, telah dibangun lorong untuk penumpang pejalan kaki, sehingga memudahkan petugas melakukan pemeriksaan,” jelas Kompol Gede Wali.

Kecualiyang datang satu keluarga ada salah satu anggota keluarganya ber-KTP mati, masih bisa melanjutkan perjalanan karena ada yang menjamin. “Itu pun yang menjamin identitasnya tercatat, lengkap dengan alamat dan nomor telepon,” tambahnya.

Bukan hanya identitas penumpang diperiksa petugas, juga barang bawaannya. 7 k16

Komentar