Biaya Relokasi Pedagang Rp 1,4 Miliar
Pemkab Buleleng telah menyiapkan dana Rp 1,4 miliar guna merelokasi pedagang di Pasar Banyuasri, menyusul rencana revitalisasi pasar ketiga di Buleleng tersebut.
Persiapan Pembangunan Pasar Banyuasri
SINGARAJA, NusaBali
Relokasi dilakukan sekitar April 2019, sebelum bangunan pasar diratakan. Lokasi relokasi dipastikan memanfaatkan areal Terminal Banyuasri yang berjarak beberapa meter dari Pasar Banyuasri.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Buleleng I Ketut Suparto di ruang kerjanya, Selasa (8/1) menjelaskan, jumlah dana relokasi Rp 1,4 miliar, sebagian besar untuk pembangunan tempat penampungan sementara para pedagang tercatat sekitar 1.000 pedagang. Bangunan itu harus dibuat semi permanen, sehingga bisa ditempati hingga dua tahun. Pembangunan tempat penampungan sementara itu diperkirakan menelan dana sebesar Rp 1,3 miliar. Sedangkan sisanya sebesar Rp 100 juta untuk pembuatan detail engineering design (DED) bangunan sementara, pengawasan, termasuk sosialisasi. “Kenapa tempat penampungan sementara harus dibuat semi permanen, karena pengerjaan Pasar Banyuasri dengan lantai tiga itu dikerjasakan secara multi years selama dua tahun. Sehingga pedagang menempati tempat penampungan sementara itu bisa sampai dua tahunan,” jelasnya.
Dijelaskan, karena nilai pembangunan tempat sementara itu cukup besar Rp 1,3 miliar, maka pembangunannya harus melewati proses tender di Bagian Layanan Pengadaan (BLP) barang dan jasa. Proses tender diperkirakan awal Pebruari 2019, kemudian pengerjaan tempat penampungan itu diperkirakan sudah dimulai pada bulan Maret 2019. “Makanya kami perkirakan relokasi baru bisa dilaksanakan akhir Maret atau awal April. Setelah relokasi, baru nanti pengerjaan fisik dari bangunan Pasar Banyuasri,” imbuh Suparto.
Untuk lokasi relokasi, Kadis Perindag Suparto mengungkapkan, tadinya ada tiga alternative Terminal Banyuasri, Lahan Pemkab di Jalan Teratai, dan sewa lahan. Namun dari tiga alternative itu, Terminal Banyuasri dipilih karena tempatnya strategis dekat dengan Pasar Banyuasri, kemudian tidak mengeluarkan biaya sewa. Disamping itu, aktivitas angkutan umum di Terminal Banyuasri juga sedikit, hanya Bus Malam yang sering ngetem menunggu penumpang. “Kalau angkot selama ini kan jarang mereka antre di dalam terminal, yang ada hanya bus malam yang mau berangkat ke Jawa. Kami sudah koordinasi dengan Dinas Perhubungan, untuk bus malam nanti dipindah ke Terminal Cargo di Jalan A Yani,” katanya.
Pasar Banyuasri akan dibangun ulang dengan tiga lantai berkonsep semi modern. Pertokoan yang ada disisi Selatan dekat dengan Jalan A Yani, akan digeser agak ke belakang. Lokasinya ini akan dibuat Plaza, sehingga ada areal yang bisa dipakai tempat nongkrong. Plaza tersebut akan didukung dengan kuliner khas Buleleng.
Selain berkonsep semi modern, Pasar Banyuasri nanti akan dijadikan pasar rujukan buah local berkualitas. Sebagai pasar rujukan, satu lantai dikhususkan menjual hasil pertanian local berkualitas. Dalam pembangunan nanti, Pemkab Buleleng, di tahun 2019 telah mengalokasikan dana sebesar Rp 100 miliar, dari kebutuhan dana sebesar Rp 188 miliar. Proyek ini dikerjakan secara berkesinambungan selama dua tahun hingga tahun 2020. Nantinya, pasar tersebut akan bisa menampug 1.700 pedagang, termasuk pedagang di pasar tumpah yang selama ini memanfaatkan Terminal Banyuasri.*k19
1
Komentar