Gunawan Dicopot, Fraksi Golkar Terbelah
Kendati pergantian pimpinan sudah dilakukan per 8 Januari 2019, namun hingga kemarin belum ada rapat konsolidasi internal Fraksi Golkar DPRD Bali
DENPASAR, NusaBali
Fraksi Golkar DPRD Bali yang beranggotakan 11 orang terbelah menjadi dua blok pasca digulingkannya I Wayan Gunawan sebagai ketua fraksi, sejak 8 Januari 2018 lalu. Sebagian berada di barisan Wayan Gunawan, sebagian lagi di kubu Made Dauh Wijana, Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali yang baru.
Pasca penunjukan Made Dauh Wijana sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali oleh DPD I Golkar Bali pimpinan Plt Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, tidak ada agenda rapat perdana Fraksi Golkar. Padahal, sesuai tradisi pergantian kepemimpinan selama ini di internal Golkar, biasanya ada rapat konsolidasi.
Informasi yang dihimpun NusaBali, Kamis (10/1), saat ini terjadi ‘perang dingin’ antara dua kubu Wayan Gunawan vs Made Dauh Wijana di internal Fraksi Golkar DPRD Bali. Wayan Gunawan merupakan politisi senior asal Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Bangli yang sudah empat periode duduk di Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Bangli. Saat ini, Gunawan juga menjabat Ketua DPD II Golkar Bangli.
Sedangkan Dauh Wijaya adalah politisi asal Desa/Kecamatan Tegallalang, Gianyar yang baru beberapa bulan duduk di Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar, menggantikan Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah yang mundur karena maju sebagai Calon Bupati Gianyar di Pilkada 2018. Saat ini, Dauh Wijana menjabat sebagai Ketua DPD II Golkar Gianyar.
Anggota Fraksi Golkar DPRD Bali yang disebut-sebut berada di kubu Dauh Wijana berjumlah 3 orang. Mereka adalah Ida Gede Komang Kresna Budi (politisi asal Desa Liligundi, Kecamatan Buleleng yang kini Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Bali), I Nyoman Wirya (politisi asal Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, Tabanan mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan yang kini duduk di Komisi II DPRD Bali), dan Nyoman Sugawa Korry (politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang kini Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar, selain menjabat sebagai Sekretaris DPD I Golkar Bali).
Sebaliknya, anggota Fraksi Golkar DPRD Bali yang berada di kubu Gunawan adalah I Ketut Suwandhi dan Wayan Rawan Atmaja. Ketut Suwandhi adalah politisi senior asal Banjar Belaluan Sadmerta, Desa Dangin Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Utara yang kini menjabat Ketua Komisi II DPRD Bali. Senior Golkar yang akrab disapa sang ‘Jenderal Kota’ selama ini getol mengkritisi pencopotan Ketut Sudikerta dari jabatan Ketua DPD I Golkar Bali, karena dinilai tergesa-gesa, dengan penunjukan Demer sebagai Plt Ketua DPD I Golkar Bali.
Sedangkan Wayan Rawan Atmaja adalah politisi Golkar asal Kelurahan Bualu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang kini duduk di Komisi IV DPRD Bali. Rawan Atmaja selama ini dikenal sebagai loyalis Ketut Sudikerta, mantan Wakil Gubernur Bali 2013-2018 yang dicopot dari jabatan Ketua DPD I Golkar Bali sebulan lalu karena terseret sebagai tersangka kasus dugaan penipuan jual beli tanah senilai Rp 150 miliar.
Sementara, 4 anggota Fraksi Golkar DPRD Bali lainnya cenderung netral alias tidak masuk blok Dauh Wijana maupun Gunawan. Mereka adalah Ni Putu Yuliartini (Srikandi Golkar asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang putri dari mantan Bupati Karanbgasem, I Wayan Geredeg), I Made Suardana (politisi asal Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana yang mantan Ketua DPD II Golkar Jembrana), IB Gede Udiyana (politisi Golkar asal Sanur, Denpasar Selatan yang kini duduk di Komisi III DPRD Bali), dan IB Pada Kusuma (politisi Golkar asal Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung yang duduk di Komisi III DPRD Bali).
Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali yang baru, Made Dauh Wijana, mengaku hingga saat ini belum bisa menggelar rapat fraksi, dengan dalih masih menunggu petunjuk dari induk partai. “Saya masih menunggu petunjuk induk partai. Nanti untuk konsolidasi dan agenda-agenda serta program Fraksi Golkar, kan ada rapat dengan mengundang induk partai ke DPRD Bali. Rencananya, rapat digelar 14 Januari 2019 mendatang,” ujar Dauh Wijana saat dikonfirmasi NusaBali, Kamis kemarin.
Dauh Wijana bantah Fraksi Golkar DPRD Bali terbelah pasca penunjukan dirinya sebagai ketua fraksi. Menurut Dauh Wijana, semuanya berjalan normatif, tidak ada kubu-kubuan. Apalagi, dirinya melaksanakan tugas partai sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali. “Saya kira jalan biasa dan kita solid. Nanti akan ada rapat fraksi. Tunggu saja info lebih lanjut,” tegas Dauh Wijana.
Secara terpisah, Ketut Suwandhi mengatakan sejauh ini dirinya tidak mendengar informasi dan menerima suarat ditunjuknya Dauh Wijana sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali. “Saya tidak tahu kapan jadwalnya diundang rapat. Karena memang belum tahu dan tidak dapat surat pergantian Ketua Fraksi Golkar,” kilah sang Jenderal Kota kepada NusaBali, Kamis kemarin.
Apakah siap solid dipimpin Dauh Wijana di Fraksi Golkar. “Bagaimana ngomong siap dipimpin, wong saya tidak lihat suratnya. Saya belum tahu apa-apa tentang proses pergantian. Kebetulan, saya masih ada kunjungan kerja sekarang. Nanti saja saya ngomong kalau semuanya sudah klir, ada surat saya lihat,” tandas Suwandhi.
Suwandhi menegaskan, dirinya tetap merasa tidak ada masuk pro siapa pun. Sebab, dirinya mendedikasikan diri untuk partai. “Saya dedikasikan diri saya untuk Partai Golkar, organisasi yang menjadi tempat saya bernaung selama ini. Saya nggak pro ke mana-mana,” tegas mantan Ketua DPD II Golkar Denpasar dan Wakil Ketua DPRD Bali 2009-2014 ini. *nat
Pasca penunjukan Made Dauh Wijana sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali oleh DPD I Golkar Bali pimpinan Plt Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, tidak ada agenda rapat perdana Fraksi Golkar. Padahal, sesuai tradisi pergantian kepemimpinan selama ini di internal Golkar, biasanya ada rapat konsolidasi.
Informasi yang dihimpun NusaBali, Kamis (10/1), saat ini terjadi ‘perang dingin’ antara dua kubu Wayan Gunawan vs Made Dauh Wijana di internal Fraksi Golkar DPRD Bali. Wayan Gunawan merupakan politisi senior asal Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Bangli yang sudah empat periode duduk di Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Bangli. Saat ini, Gunawan juga menjabat Ketua DPD II Golkar Bangli.
Sedangkan Dauh Wijaya adalah politisi asal Desa/Kecamatan Tegallalang, Gianyar yang baru beberapa bulan duduk di Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Gianyar, menggantikan Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah yang mundur karena maju sebagai Calon Bupati Gianyar di Pilkada 2018. Saat ini, Dauh Wijana menjabat sebagai Ketua DPD II Golkar Gianyar.
Anggota Fraksi Golkar DPRD Bali yang disebut-sebut berada di kubu Dauh Wijana berjumlah 3 orang. Mereka adalah Ida Gede Komang Kresna Budi (politisi asal Desa Liligundi, Kecamatan Buleleng yang kini Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Bali), I Nyoman Wirya (politisi asal Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, Tabanan mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan yang kini duduk di Komisi II DPRD Bali), dan Nyoman Sugawa Korry (politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang kini Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar, selain menjabat sebagai Sekretaris DPD I Golkar Bali).
Sebaliknya, anggota Fraksi Golkar DPRD Bali yang berada di kubu Gunawan adalah I Ketut Suwandhi dan Wayan Rawan Atmaja. Ketut Suwandhi adalah politisi senior asal Banjar Belaluan Sadmerta, Desa Dangin Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Utara yang kini menjabat Ketua Komisi II DPRD Bali. Senior Golkar yang akrab disapa sang ‘Jenderal Kota’ selama ini getol mengkritisi pencopotan Ketut Sudikerta dari jabatan Ketua DPD I Golkar Bali, karena dinilai tergesa-gesa, dengan penunjukan Demer sebagai Plt Ketua DPD I Golkar Bali.
Sedangkan Wayan Rawan Atmaja adalah politisi Golkar asal Kelurahan Bualu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang kini duduk di Komisi IV DPRD Bali. Rawan Atmaja selama ini dikenal sebagai loyalis Ketut Sudikerta, mantan Wakil Gubernur Bali 2013-2018 yang dicopot dari jabatan Ketua DPD I Golkar Bali sebulan lalu karena terseret sebagai tersangka kasus dugaan penipuan jual beli tanah senilai Rp 150 miliar.
Sementara, 4 anggota Fraksi Golkar DPRD Bali lainnya cenderung netral alias tidak masuk blok Dauh Wijana maupun Gunawan. Mereka adalah Ni Putu Yuliartini (Srikandi Golkar asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang putri dari mantan Bupati Karanbgasem, I Wayan Geredeg), I Made Suardana (politisi asal Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana yang mantan Ketua DPD II Golkar Jembrana), IB Gede Udiyana (politisi Golkar asal Sanur, Denpasar Selatan yang kini duduk di Komisi III DPRD Bali), dan IB Pada Kusuma (politisi Golkar asal Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung yang duduk di Komisi III DPRD Bali).
Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali yang baru, Made Dauh Wijana, mengaku hingga saat ini belum bisa menggelar rapat fraksi, dengan dalih masih menunggu petunjuk dari induk partai. “Saya masih menunggu petunjuk induk partai. Nanti untuk konsolidasi dan agenda-agenda serta program Fraksi Golkar, kan ada rapat dengan mengundang induk partai ke DPRD Bali. Rencananya, rapat digelar 14 Januari 2019 mendatang,” ujar Dauh Wijana saat dikonfirmasi NusaBali, Kamis kemarin.
Dauh Wijana bantah Fraksi Golkar DPRD Bali terbelah pasca penunjukan dirinya sebagai ketua fraksi. Menurut Dauh Wijana, semuanya berjalan normatif, tidak ada kubu-kubuan. Apalagi, dirinya melaksanakan tugas partai sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali. “Saya kira jalan biasa dan kita solid. Nanti akan ada rapat fraksi. Tunggu saja info lebih lanjut,” tegas Dauh Wijana.
Secara terpisah, Ketut Suwandhi mengatakan sejauh ini dirinya tidak mendengar informasi dan menerima suarat ditunjuknya Dauh Wijana sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali. “Saya tidak tahu kapan jadwalnya diundang rapat. Karena memang belum tahu dan tidak dapat surat pergantian Ketua Fraksi Golkar,” kilah sang Jenderal Kota kepada NusaBali, Kamis kemarin.
Apakah siap solid dipimpin Dauh Wijana di Fraksi Golkar. “Bagaimana ngomong siap dipimpin, wong saya tidak lihat suratnya. Saya belum tahu apa-apa tentang proses pergantian. Kebetulan, saya masih ada kunjungan kerja sekarang. Nanti saja saya ngomong kalau semuanya sudah klir, ada surat saya lihat,” tandas Suwandhi.
Suwandhi menegaskan, dirinya tetap merasa tidak ada masuk pro siapa pun. Sebab, dirinya mendedikasikan diri untuk partai. “Saya dedikasikan diri saya untuk Partai Golkar, organisasi yang menjadi tempat saya bernaung selama ini. Saya nggak pro ke mana-mana,” tegas mantan Ketua DPD II Golkar Denpasar dan Wakil Ketua DPRD Bali 2009-2014 ini. *nat
1
Komentar