Industri Pencacahan Tak Terdampak
Pembatasan penggunaan kantong plastik di Denpasar, tidak berdampak terhadap usaha daur ulang yakni berupa pencacahan sampah plastik.
Pasca Pembatasan Kantong Plastik
DENPASAR, NusaBali
Aktivitas pencacahan sampah plastik berlangsung normal. Hal disebabkan, bahan baku pencacahan plastik adalah botol plastik atau pet, bukan kantong plastik umumnya seperti kantong plastik kresek.
“Tidak ada hubungannya (dengan industri pencacahan plastik). Karena yang dibatasi kan penggunaan plastik kresek. Sedang kami di sini bahan bakunya bukan sampah kresek, tetapi pet,” ujar Sie Wan, manajer pabrik pencacahan sampah plastik Pet Bali Pet di kawasan Tohpati, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Kamis (10/1).
Karena itulah, kata Sie Wan, adanya aturan pembatasan penggunaan kantong plastik, tak berdampak terhadap aktivitas pencacahan sampah pet. “Kegiatan jalan seperti biasa,” ujar Sie Wan.
Namun demikian, Siew Wan mengatakan pabriknya memproduksi tidak kurang dari 100 ton bubuk plastik dalam sebulan. Bubuk cacahan plastik tersebut dikirim ke Bandung, sebagai bahan campuran di industri tekstil. “Sampai sekarang kerjasama tersebut masih jalan,” ucap Sie Wan, menyebut sebuah perusahaan multinasional yang diajak kerjasama tersebut.
Pasokan bahan baku, berupa pet bekas didatangkan dari berbagai tempat di Bali, seperti dari para pengepul. Harga per kilo sampah pet Rp 5.000. “Sampai di sini dipilah dan proses lagi, kemudian dicacah sebelum dikirim,” kata Sie Wan. *k17
DENPASAR, NusaBali
Aktivitas pencacahan sampah plastik berlangsung normal. Hal disebabkan, bahan baku pencacahan plastik adalah botol plastik atau pet, bukan kantong plastik umumnya seperti kantong plastik kresek.
“Tidak ada hubungannya (dengan industri pencacahan plastik). Karena yang dibatasi kan penggunaan plastik kresek. Sedang kami di sini bahan bakunya bukan sampah kresek, tetapi pet,” ujar Sie Wan, manajer pabrik pencacahan sampah plastik Pet Bali Pet di kawasan Tohpati, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Kamis (10/1).
Karena itulah, kata Sie Wan, adanya aturan pembatasan penggunaan kantong plastik, tak berdampak terhadap aktivitas pencacahan sampah pet. “Kegiatan jalan seperti biasa,” ujar Sie Wan.
Namun demikian, Siew Wan mengatakan pabriknya memproduksi tidak kurang dari 100 ton bubuk plastik dalam sebulan. Bubuk cacahan plastik tersebut dikirim ke Bandung, sebagai bahan campuran di industri tekstil. “Sampai sekarang kerjasama tersebut masih jalan,” ucap Sie Wan, menyebut sebuah perusahaan multinasional yang diajak kerjasama tersebut.
Pasokan bahan baku, berupa pet bekas didatangkan dari berbagai tempat di Bali, seperti dari para pengepul. Harga per kilo sampah pet Rp 5.000. “Sampai di sini dipilah dan proses lagi, kemudian dicacah sebelum dikirim,” kata Sie Wan. *k17
Komentar