Pensiunan PNS Sayat Tangan Hingga Tewas
Seorang pensiunan PNS, I Nengah Sedana, 62, nekat akhiri hidupnya dengan cara menyayat urat nadi tangan kirinya hingga tewas di rumahnya Banjar Suradadi, Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Tabanan pada Kamis (10/1) sekitar pukul 22.00 Wita.
TABANAN, NusaBali
Korban akhiri hidupnya dengan cara tragis karena depresi menahan sakit gagal ginjal yang sudah dideritanya sejak 4 tahun. Informasi yang dihimpun, sebelum Sedana nekat habisi hidupnya, sekitar pukul 22.00 Wita tersebut sempat tidak bisa tidur. Saat itu korban sempat meminta pisau kepada istrinya Ni Nyoman Depen, 60, yang diakui korban untuk meraut kayu yang akan dipakai tongkat dan menyuruh menaruh pisaunya di tempat tidur.
Hanya saja malam itu istri korban tidak bersedia menaruh pisau belati di kamar tidur, pisau ditaruh diatas meja tamu dan Nyoman Depen meninggalkan tidur. Hanya saja sekitar pukul 23.10 Wita Nyoman Depen bangun namun tidak melihat korban Nengah Sedana ditempat tidur.
Ia pun keluar mencari dan melihat suaminya dikamar tamu tidak ada jawaban. Setelah dihidupkan lampu betapa terkejutnya Nyoman Depen melihat suaminya bersimbah darah. Saat itu posisi Nengah Sedana sedang duduk dikursi dengan tangan kanan masih memegang pisau belati serta di tangan kirinya terdapat luka sayat dibagian nadi atas siku kiri.
Nyoman Depen langsung memanggil keluarga dekat dan menelpon sang anak yang sedang bekerja di Denpasar untuk pulang. Saat itu keluarga korban I Made Suardana langsung memeriksa kondisi Nengah Sedana namun sudah tidak ada nafas. Sehingga keluarga melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Pupuan.
Kasubag Humas Polres Tabanan, AKP I Gede Made Surya Kusuma menjelaskan, korban nekat bunuh diri dengan menyayat urat nadi di tangan kirinya diduga depresi karena menahan sakit gagal ginjal selama 4 tahun. Bahkan korban pun rutin melakukan cuci darah seminggu tiga kali dan tidak bisa jalan karena sempat jatuh hingga tulang dibagian pinggul bermasalah. "Oleh karena itu dengan penyakit yang dideritanya ia nekat lakukan aksi itu dengan sayat tangan kiri gunakan pisau belati," jelasnya.
Akibat peristiwa tersebut cukup membuat keluarga kaget karena darah korban sangat banyak keluar hingga bersimbah dilantai. Dan karena sudah meninggal korban tidak dibawa kerumah sakit melainkan dibersihkan dari darahnya malam itu. "Meskipun demikian keluarga korban sudah menerima kejadian dan tidak menginginkan adanya autopsi," tegas AKP Surya Kusuma.
Sementara itu dihubungi terpisah Perbekel Desa Belimbing, I Made Adi Suyana juga mengakui hal serupa. Salah satu warganya nekat akhiri hidup dengan menyayat tangan kirinya karena depresi. Sebab Nengah Sedana yang merupakan pensiunan PNS staf di Universitas Udayana memiliki riwayat penyakit gagal ginjal sudah 4 tahun. "Disamping korban juga sudah sering lalukan cuci darah seminggu sampai tiga kali," ungkapnya.
Bahkan saat kejadian memang ada istrinya dirumah namun sudah tidur. Diperkirakan Nengah Sedana yang sudah tidak bisa jalan karena sempat jatuh mengambil pisaunya di ruang kamar tamu dengan cara menggerak-gerakkan pantatnya diatas kursi sehingga sampai bisa mengambil pisau belati itu. "Lagi pula menurut keterangan keluarga, tiga hari sebelum kejadian, omongan korban sudah tidak karuan susah dimengerti," akunya.
Dengan kejadian itu korban direncanakan akan dikubur pada Redite Pon Wuku Medangsia, Minggu (13/1) sesuai dengan adat di Banjar Suradadi, Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Tabanan. "Warga saya ini memiliki tiga anak, dua cewek satu cowok," tandas Suyana. *de
Komentar