Jembatan Batupulu Terancam Kesulitan Hotmix
Setelah diberikan perpanjangan waktu 50 hari kalender, pengerjaan pembangunan jembatan di Tukad (sungai) Batupulu, Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng, mendekati rampung. Jembatan yang menghubungkan Desa Pemaron dengan Desa Tukad Mungga, Kecamatan Buleleng, tinggal di-hotmix.
SINGARAJA,NusaBali
Namun kabarnya, belum ada perusahaan yang memproduksi hotmix di awal tahun. Informasi dihimpun Jumat (11/1), setelah diberikan perpanjangan waktu 50 hari kalander akibat pekerjaan molor dari kontrak tanggal 26 Desember 2018, rekanan dari CV Arya Dewata Utama, langsung menambah jumlah pekerja siang malam. Akhirnya sebelum 50 hari yang diperkirakan tanggal 16 Februari nanti, pekerjaan sudah mulai menunjukkan progress. Kini pihak rekanan tinggal mengaspal bahu jembatan dengan hotmix.
Namun kabarnya, perusahaan penghasil Asphalt Mixing Plant (AMP), baru memproduksi hotmix sekitar Maret atau April mendatang. Karena, di bulan tersebut baru diketahui jumlah paket ruas jalan yang dikerjakan setelah proses tender. Apalagi jembatan Tukad Batupulu diperkirakan hanya membutuhkan hotmix sekitar 47 ton sehingga ada kemungkinan pengaspalan jembatan Batupulu molor karena kesulitan mendapat hotmix.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Buleleng, Ketut Suparta Wijaya dikonfirmasi Jumat siang mengatakan, melihat progress pengerjaan jembatan Batupulu, rekanan dinilai cukup serius merampungkan pekerjaan tersebut. “Sudah mau 100 persen itu. Tinggal aspal saja. Cepat kok progresnya, ada kemajuan yang pesat. Mereka juga bersungguh-sungguh mengerjakan proyek. Ya kemungkinan bisa dituntaskan sebelum lima puluh hari kerja,” katanya.
Disinggung kemungkinan kesulitan hotmix, Kadis PUPR Suparta Wijaya juga mengaku khawatir masalah pengaspalan tersebut. Karena diakui, umumnya pihak perusahaan penghasil hotmix baru memproduksi hotmix ketika peket pekerjaan ruas jalan tuntas ditenderkan. “Ya memang ada kendala di hotmix. Karena memang belum ada paket kontrak yang mulai. Sehingga belum ada yang memproduksi hotmix. Apalagi yang dibutuhkan untuk jembatan Tukad Batupulu itu sedikit,” akunya.
Meski demikian, Suparta Wijaya menyebut, pihak rekanan sekarang ini sedang berusaha keras memesan hotmix. Ia pun berharap, pengaspalan Tukad Batupulu sudah selesai 100 persen sebelum batas waktu perpanjangan 50 hari kalander berakhir. “Saat ini pembayaran sekitar 85 persen, sisanya lagi 15 persen, mungkin di APBD Perubahan 2019, karena itu termasuk piutang,” kata Suparta.
Seperti diketahui, proyek jembatan Tukad Batupulu dimulai terhitung tanggal 30 Juli 2018, dengan kontrak kerja selama 150 hari kerja. Semestinya, proyek senilai Rp 1,041 miliar ini rampung pada tanggal 26 Desember 2018 mendatang. Namun karena molor, pihak rekanan diberikan perpanjangan waktu pengerjaan 50 hari kalender, dengan konsekuensi, rekanan dikenakan denda sebesar 1 permil dari nilai kontrak setiap hari sampai selesai dikerjakan. *k19
Namun kabarnya, perusahaan penghasil Asphalt Mixing Plant (AMP), baru memproduksi hotmix sekitar Maret atau April mendatang. Karena, di bulan tersebut baru diketahui jumlah paket ruas jalan yang dikerjakan setelah proses tender. Apalagi jembatan Tukad Batupulu diperkirakan hanya membutuhkan hotmix sekitar 47 ton sehingga ada kemungkinan pengaspalan jembatan Batupulu molor karena kesulitan mendapat hotmix.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Buleleng, Ketut Suparta Wijaya dikonfirmasi Jumat siang mengatakan, melihat progress pengerjaan jembatan Batupulu, rekanan dinilai cukup serius merampungkan pekerjaan tersebut. “Sudah mau 100 persen itu. Tinggal aspal saja. Cepat kok progresnya, ada kemajuan yang pesat. Mereka juga bersungguh-sungguh mengerjakan proyek. Ya kemungkinan bisa dituntaskan sebelum lima puluh hari kerja,” katanya.
Disinggung kemungkinan kesulitan hotmix, Kadis PUPR Suparta Wijaya juga mengaku khawatir masalah pengaspalan tersebut. Karena diakui, umumnya pihak perusahaan penghasil hotmix baru memproduksi hotmix ketika peket pekerjaan ruas jalan tuntas ditenderkan. “Ya memang ada kendala di hotmix. Karena memang belum ada paket kontrak yang mulai. Sehingga belum ada yang memproduksi hotmix. Apalagi yang dibutuhkan untuk jembatan Tukad Batupulu itu sedikit,” akunya.
Meski demikian, Suparta Wijaya menyebut, pihak rekanan sekarang ini sedang berusaha keras memesan hotmix. Ia pun berharap, pengaspalan Tukad Batupulu sudah selesai 100 persen sebelum batas waktu perpanjangan 50 hari kalander berakhir. “Saat ini pembayaran sekitar 85 persen, sisanya lagi 15 persen, mungkin di APBD Perubahan 2019, karena itu termasuk piutang,” kata Suparta.
Seperti diketahui, proyek jembatan Tukad Batupulu dimulai terhitung tanggal 30 Juli 2018, dengan kontrak kerja selama 150 hari kerja. Semestinya, proyek senilai Rp 1,041 miliar ini rampung pada tanggal 26 Desember 2018 mendatang. Namun karena molor, pihak rekanan diberikan perpanjangan waktu pengerjaan 50 hari kalender, dengan konsekuensi, rekanan dikenakan denda sebesar 1 permil dari nilai kontrak setiap hari sampai selesai dikerjakan. *k19
Komentar