Empat Lansia Panti Jompo Dijemput Keluarganya
Sebanyak empat orang penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati yang berlokasi di Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Buleleng dijemput kembali keluarganya di tahun 2019.
SINGARAJA, NusaBali
Peristiwa itu pun disebut langka dan baru pertama kali terjadi di panti jompo milik Pemprov Bali ini.Koordinator Panti Sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati, Komang Wijaksa ditemui menjelaskan empat lansia yang dijemput keluarganya kembali, rata-rata sudah tinggal di panti selama 5 hingga 10 tahun. Keempatnya berasal dari Buleleng. “Ini tumben ada yang dijemput kembali oleh keluarganya, biasanya sampai meninggal di sini,” katanya saat ditemui di sela-sela acara berbagi Komunitas Jurnalis Buleleng (KJB).
Penjemputan kembali lansia tersebut dikatakan oleh Wijaksa karena pihak keluarga mengaku ingin memelihara dan mengasuh orang tua di sisa hidupnya. Ada juga keluarga yang menjemput kembali karena baru kembali dari rantauan.
Meski sudah dijemput kembali keluarganya, pihaknya tetap mengintenskan komunikasi dengan keluarga lansia yang bersangkutan. Pihak panti pun mengaku akan menerima kembali lansia tersebut jika suatu hari diserahkan kembali ke panti karena alasan lansia tidak betah atau persoalan klasik tak ada yang mengurus.
Sejauh ini di panti sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati, masih dihuni oleh 66 lansia dari sejumlah kabupaten di Bali. Jumlah itu pun jauh merosot dari tahun 2018, karena ada 12 lansia yang meninggal di tahun 2018 lalu dan empat lansia dijemput kembali keluarganya. “Tahun kemarin karena banyak yang meninggal dan kami sudah serahkan ke masing-masing penanggung jawabnya, kebetulan dua belas ini punya penanggung jawab baik keluarga atau dadya,” imbuh Wijaksa.
Panti milik Pemprov Bali itu memiliki kapasitas untuk menampung lansia telantar sebanyak 80 orang. Seluruh penghuni panti dirawat sepenuhnya oleh 28 pegawai yang dibagi menjadi tiga shift. Puluhan lansia yang datang dari seluruh Bali itu kebanyakan adalah lansia telantar. Sebagian besar dari mereka diantarkan Dinas Sosial Kabupaten karena ditemukan di pinggir jalan. Namun tidak sedikit yang sengaja diserahkan keluarganya dengan alasan tak memiliki keturunan atau tidak bisa memelihara.
Sementara itu dalam pengelolaan panti jompo ini Wijaksa mengaku masih mengalami kendala anggaran untuk operasional panti, terutama saat awal tahun. Pihaknya mengaku sampai saat ini belum menerima kucuran dana dari Pemprov untuk biaya operasional, sedangkan pemenuhan kebutuhan lansia yang ada di panti ada setiap hari. “Beruntung ada saja komunitas atau kelompok yang datang berbagi, karena di awal tahun seperti ini kami belum menerima anggaran operasional,” ungkap dia. *k23
Penjemputan kembali lansia tersebut dikatakan oleh Wijaksa karena pihak keluarga mengaku ingin memelihara dan mengasuh orang tua di sisa hidupnya. Ada juga keluarga yang menjemput kembali karena baru kembali dari rantauan.
Meski sudah dijemput kembali keluarganya, pihaknya tetap mengintenskan komunikasi dengan keluarga lansia yang bersangkutan. Pihak panti pun mengaku akan menerima kembali lansia tersebut jika suatu hari diserahkan kembali ke panti karena alasan lansia tidak betah atau persoalan klasik tak ada yang mengurus.
Sejauh ini di panti sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati, masih dihuni oleh 66 lansia dari sejumlah kabupaten di Bali. Jumlah itu pun jauh merosot dari tahun 2018, karena ada 12 lansia yang meninggal di tahun 2018 lalu dan empat lansia dijemput kembali keluarganya. “Tahun kemarin karena banyak yang meninggal dan kami sudah serahkan ke masing-masing penanggung jawabnya, kebetulan dua belas ini punya penanggung jawab baik keluarga atau dadya,” imbuh Wijaksa.
Panti milik Pemprov Bali itu memiliki kapasitas untuk menampung lansia telantar sebanyak 80 orang. Seluruh penghuni panti dirawat sepenuhnya oleh 28 pegawai yang dibagi menjadi tiga shift. Puluhan lansia yang datang dari seluruh Bali itu kebanyakan adalah lansia telantar. Sebagian besar dari mereka diantarkan Dinas Sosial Kabupaten karena ditemukan di pinggir jalan. Namun tidak sedikit yang sengaja diserahkan keluarganya dengan alasan tak memiliki keturunan atau tidak bisa memelihara.
Sementara itu dalam pengelolaan panti jompo ini Wijaksa mengaku masih mengalami kendala anggaran untuk operasional panti, terutama saat awal tahun. Pihaknya mengaku sampai saat ini belum menerima kucuran dana dari Pemprov untuk biaya operasional, sedangkan pemenuhan kebutuhan lansia yang ada di panti ada setiap hari. “Beruntung ada saja komunitas atau kelompok yang datang berbagi, karena di awal tahun seperti ini kami belum menerima anggaran operasional,” ungkap dia. *k23
Komentar