Pedagang Pasar Bona Bertahan Meski Sepi
Pasca musibah kebakaran, sedikitnya 40 pedagang Pasar Bona bangkit dengan berjualan kembali di pasar darurat atau sementara di areal Wantilan Pura Desa, Desa Pakraman Bona, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar.
GIANYAR, NusaBali
Namun pasar darurat di timur Pasar Bona ini lebih sepi dari pasar desa aslinya. Meski demikian, pedagang pilih bertahan karena punya tanggungjawab membayar hutang dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti diungkapkan, salah seorang pedagang, Ni Nyoman Wartini. Penjual aneka buah dan sarana upakara ini mengaku hutang-hutangnya harus dibayar tiap bulan. Ia hanya mengandalkan penghasilan dari berjualan. "Jadi saya bulatkad tekad untuk pinjam uang lagi, modalin dagangan dari nol. Karena semua sudah ludes terbakar," ungkapnya. Mengenai suasana pasar itu, diakuinya, lebih sepi dari sebelumnya. "Dulu cukup banyak masyarakat umum yang belanja. Sekarang di sini paling hanya warga lokal," terangnya.
Sehari-hari, ia mulai buka pukul 05.00 Wita. Suasana pasar yang sepi membuatnya tutup dagangannya sekitar pukul 11.00 Wita. "Siang-siang sudah sepi," ujarnya yang ngaku mengalami kerugian ratusan juta ini. Nyoman Wartini yang sejak tahun 2012 berjualan ini pun berharap Pasar Bona bisa segera diperbaiki sehingga ia bisa kembali berjualan secara normal.
Sementara areal depan Pasar Bona pasca kebakaran tampak mulai berwarna dengan kehadiran pedagang kaki lima. Ada sekitar delapan rombong yang menjual aneka es dan makanan ringan. "Kita tentu minta izin dulu, apa bisa berjualan disini. Biar gak terlihat mati total pasca terbakar. Ternyata diperbolehkan," ujar pedagang es Ni Ketut Sumawati. Ia pun baru berjualan sekitar lima hari lalu. Senada dengan pedagang lain, Sumawati juga dibebani dengan harus bayar hutang. Mirisnya, ia yang baru meminjam KUR (kredit usaha rakyat) Rp 25 juta untuk modal usaha mendapat musibah kebakaran. "Belum sebulan dapat pinjaman. Sudah kena musibah, mungkin lagi apes," ungkapnya.
Seperti diketahui, Pasar Desa milik Desa Pakraman Bona di Banjar Praja Mukti, Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, terbakar, Selasa (18/12) sekitar pukul 01.15 Wita. Seluruh bangunan berupa 24 kios dan satu los ukuran 40 meter x 10 meter, ditempati 54 pedagang, ludes terbakar. Tak satu pun barang dagangan selamat dari amukan api. Kerugian dalam bentuk bangunan pasar dan barang dagangan diperkirakan mencapai Rp 15 miliar. Kebakaran diduga akibat arus pendek listrik di sebuah kios depan nomor tiga dari selatan.*nvi
Sehari-hari, ia mulai buka pukul 05.00 Wita. Suasana pasar yang sepi membuatnya tutup dagangannya sekitar pukul 11.00 Wita. "Siang-siang sudah sepi," ujarnya yang ngaku mengalami kerugian ratusan juta ini. Nyoman Wartini yang sejak tahun 2012 berjualan ini pun berharap Pasar Bona bisa segera diperbaiki sehingga ia bisa kembali berjualan secara normal.
Sementara areal depan Pasar Bona pasca kebakaran tampak mulai berwarna dengan kehadiran pedagang kaki lima. Ada sekitar delapan rombong yang menjual aneka es dan makanan ringan. "Kita tentu minta izin dulu, apa bisa berjualan disini. Biar gak terlihat mati total pasca terbakar. Ternyata diperbolehkan," ujar pedagang es Ni Ketut Sumawati. Ia pun baru berjualan sekitar lima hari lalu. Senada dengan pedagang lain, Sumawati juga dibebani dengan harus bayar hutang. Mirisnya, ia yang baru meminjam KUR (kredit usaha rakyat) Rp 25 juta untuk modal usaha mendapat musibah kebakaran. "Belum sebulan dapat pinjaman. Sudah kena musibah, mungkin lagi apes," ungkapnya.
Seperti diketahui, Pasar Desa milik Desa Pakraman Bona di Banjar Praja Mukti, Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, terbakar, Selasa (18/12) sekitar pukul 01.15 Wita. Seluruh bangunan berupa 24 kios dan satu los ukuran 40 meter x 10 meter, ditempati 54 pedagang, ludes terbakar. Tak satu pun barang dagangan selamat dari amukan api. Kerugian dalam bentuk bangunan pasar dan barang dagangan diperkirakan mencapai Rp 15 miliar. Kebakaran diduga akibat arus pendek listrik di sebuah kios depan nomor tiga dari selatan.*nvi
Komentar