Jebol Dua Jendela, Ditandu 20 Petugas
Repotnya Evakuasi Pemilik Bobot 350 Kg ke RS
JAKARTA, NusaBali
Tim dokter RSUD Doris Sylvanus, Palangka Raya, Kalimantan Tengah melakukan penanganan medis dan langkah operasi terhadap Titi Wati (37) yang menderita obesitas ekstrem. Titi Wati kini diketahui memiliki bobot berat 350 kilogram
Humas RSUD Doris Sylvanus, Theodorus Sapta Atmadja, menerangkan tim dokter internal sudah rapat dan berkoordinasi dengan dokter dari luar yang akan membantu operasi. Tim dokter dari luar yang akan membantu operasi, kata dia, adalah spesialis bedah digestif dan anastesi.
Theodorus menambahkan, persiapan operasi memakan waktu lima sampai tujuh hari. Untuk itu, tim dokter juga melakukan pemeriksaan saraf, ginjal, hari, profil lemak dan lain-lain untuk memastikan kesehatan Titi.
"Itulah yang harus kita lakukan sebelum dilakukan operasi. Kami berharap tidak ada kontra indikasi mutlak atau gejala penyakit yang menyebabkan dibatalkannya operasi," kata Theodorus seperti dikutip dari Antara.
"Nanti jangan berprasangka habis keluar dari rumah sakit berat badan akan langsung turun. Kita berharap tindakan operasi lambung ini akan menurunkan berat badan selama sebulan turun 15-20 kilogram. Operasi lambung, volume lambung akan berkurang 50 persen," imbuhnya.
Akibat obesitas ekstrem yang diderita, Titi Wati tak lagi berjalan lebih dari enam tahun ini. Untuk dibawa ke rumah sakit dari rumah pribadinya pun, Titi harus dievakuasi tim.
Kondisi Titi yang tak mampu lagi berjalan membuat dia harus ditandu sebanyak 20 petugas dari Damkar dan Tagana secara estafet melewati dua jendela yang dijebol untuk jalur evakuasi. proses evakuasi untuk mengeluarkan Titi dari rumahnya menuju mobil itu memakan waktu hampir satu jam.
Salah satu keluarga Titi Wati, Yanto mengaku gembira pemerintah telah memberikan perhatian serius terhadap keluarganya yang mengalami obesitas itu.
"Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih atas bantuan pemerintah dan seluruh pihak yang telah membantu keluarga kami. Mudah-mudahan semua berjalan lancar dan beliau bisa beraktivitas normal kembali," kata Yanto.
Sebelumnya, Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin menyatakan pihaknya bakal membantu Titi yang menderita obesitas ekstrem tersebut.
"Kalau yang bersangkutan tidak memiliki BPJS Kesehatan, maka Pemkot segera mendaftarkannya sebagai peserta. Hal itu tidak lain untuk mempermudah yang bersangkutan untuk berobat," katanya.*
Humas RSUD Doris Sylvanus, Theodorus Sapta Atmadja, menerangkan tim dokter internal sudah rapat dan berkoordinasi dengan dokter dari luar yang akan membantu operasi. Tim dokter dari luar yang akan membantu operasi, kata dia, adalah spesialis bedah digestif dan anastesi.
Theodorus menambahkan, persiapan operasi memakan waktu lima sampai tujuh hari. Untuk itu, tim dokter juga melakukan pemeriksaan saraf, ginjal, hari, profil lemak dan lain-lain untuk memastikan kesehatan Titi.
"Itulah yang harus kita lakukan sebelum dilakukan operasi. Kami berharap tidak ada kontra indikasi mutlak atau gejala penyakit yang menyebabkan dibatalkannya operasi," kata Theodorus seperti dikutip dari Antara.
"Nanti jangan berprasangka habis keluar dari rumah sakit berat badan akan langsung turun. Kita berharap tindakan operasi lambung ini akan menurunkan berat badan selama sebulan turun 15-20 kilogram. Operasi lambung, volume lambung akan berkurang 50 persen," imbuhnya.
Akibat obesitas ekstrem yang diderita, Titi Wati tak lagi berjalan lebih dari enam tahun ini. Untuk dibawa ke rumah sakit dari rumah pribadinya pun, Titi harus dievakuasi tim.
Kondisi Titi yang tak mampu lagi berjalan membuat dia harus ditandu sebanyak 20 petugas dari Damkar dan Tagana secara estafet melewati dua jendela yang dijebol untuk jalur evakuasi. proses evakuasi untuk mengeluarkan Titi dari rumahnya menuju mobil itu memakan waktu hampir satu jam.
Salah satu keluarga Titi Wati, Yanto mengaku gembira pemerintah telah memberikan perhatian serius terhadap keluarganya yang mengalami obesitas itu.
"Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih atas bantuan pemerintah dan seluruh pihak yang telah membantu keluarga kami. Mudah-mudahan semua berjalan lancar dan beliau bisa beraktivitas normal kembali," kata Yanto.
Sebelumnya, Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin menyatakan pihaknya bakal membantu Titi yang menderita obesitas ekstrem tersebut.
"Kalau yang bersangkutan tidak memiliki BPJS Kesehatan, maka Pemkot segera mendaftarkannya sebagai peserta. Hal itu tidak lain untuk mempermudah yang bersangkutan untuk berobat," katanya.*
Komentar