Ibu dan Anak Tewas, Bapak Kritis
Satu keluarga, ibu, bapak, dan tiga anak menaiki satu motor. Ibu dan anak bungsu tewas di TKP, bapak dan dua anak lainnya dirawat di RSUD Buleleng.
Satu Keluarga Lakalantas Terjun ke Jurang Desa Gitgit
SINGARAJA, NusaBali
Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak perempuan mengalami kecelakaan lalu lintas di KM 12-13 jalur Singaraja – Denpasar via Bedugul, wilayah Banjar Dinas Pererenan Bunut, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Sabtu (12/1) sekitar pukul 17.30 Wita. Ibu dan anak bungsu dinyatakan tewas di tempat setelah motor yang mereka kendarai terjun ke jurang, sedangkan ayah dan anak perempuan kedua dan ketiga dalam keadaan kritis dan menjalani perawatan intensif di RSUD Buleleng.
Kejadian naas tersebut bermula saat satu keluarga korban, Failasuf Mascatty, 39, dan istrinya Alhidayah, 37, bersama tiga anak perempuannya; Zahirah Mascatty, 6, Zaheen Mascatty, 5, dan Safira Mascatty, 2, naik motor melaju dari arah Selatan ke Utara (Denpasar menuju Singaraja). Failasuf, warga Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan/Kabupaten Buleleng memang menetap di Denpasar. Pada Sabtu kemarin, pasutri itu pulang kampung dengan mengendarai sepeda motor Honda Vario bernomor polisi DK 4778 AAA. Saat melintasi tempat kejadian perkara (TKP), tiba-tiba saja motor yang dikendarai Failasuf tak dapat dikendalikan dan langsung terjun ke dalam jurang sedalam 19 meter dan mendarat di halaman rumah Nyoman Sri Ardana.
Menurut saksi Nyoman Arinta, warga setempat yang tinggal di depan lokasi kejadian, dirinya tahu kejadian itu setelah anaknya berteriak. Dia pun langsung menuju ke rumah Ardana untuk membantu evakuasi korban yang selamat.
“Saat itu saya lihat anak-anaknya ada tiga orang, ibunya posisinya mukanya menempel di pohon cengkih dan bapaknya tergeletak, saya cepat angkat yang sadar dulu dan carikan tumpangan ke rumah sakit, bapak dan dua anaknya langsung dilarikan mobil DK merah (plat nomor polisi warna dasar merah alias mobil dinas, Red),” kata dia.
Sedangkan Alhidayah dan anak bungsunya Safira saat ditemukan oleh warga setempat sudah dalam kondisi tak bernafas.
Peristiwa tragis itu pun sempat menjadi tontonan pengendara yang melintas dan warga setempat. Jenazah Alhidayah dan Safira baru diangkut setelah mobil ambulans PMI menjemput ke lokasi kejadian.
Kedua jenazah korban langsung dibawa ke ruang jenazah RSUD Buleleng untuk menjalani visum. Dari hasil pemeriksaan sementara, Alhidayah disebut mengalami luka parah di bagian wajah dan mengalami cedera kepala berat (CKB). Sedangkan Safira disebut mengalami luka memar pada pinggang dan mengeluarkan darah dari hidung.
Sementara itu Failasuf hingga malam kemarin masih menjalani perawatan intensif di RSUD Buleleng setelah didiagnosa tim medis mengalami jejas pada dada, remuk tulang dada, cedera kepala ringan, dan tidak sadarkan diri. Dua anak perempuan korban lainnya masing-masing Zahirah, 6, mengalami rasa sakit di bagian perut, luka pada leher, sedangkan adik ketiganya Zaheen, 5, mengalami luka terbuka pada kepala, luka pada pelipis kiri.
Setelah divisum, jenazah Alhidayah langsung dibawa ke rumah duka Kelurahan/Kecamatan Seririt, Buleleng —rumah asalnya— untuk disemayamkan. Rencananya prosesi penguburan akan dilakukan pada Minggu (13/1) hari ini.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Buleleng AKP Putu Diah Kurniawandari mengatakan kecelakaan lalu lintas tersebut dikarenakan out off control. Diduga korban Failasuf tidak dapat mengendalikan laju kendaraan saat jalan menurun, tikungan tajam, dan licin sehabis hujan deras. “Selain juga ada faktor over kapasitas penumpang kendaraan roda dua yang semestinya maksimal mengangkut penumpang 110 kilogram, dan ini tampaknya lebih, sehingga menjadi sangat riskan,” tegasnya.
Dari keterangan sejumlah warga, di lokasi kejadian memang sering terjadi kecelakaan lalu lintas. TKP yang hanya berjarak tak lebih 200 meter setelah SDN 4 Gitgit itu dikenal sebagai titik rawan. Tak hanya kendaraan roda dua saja yang mengalami kecelakaan dan terjun ke jurang di depan halaman rumah Sri Ardana, tetapi juga kendaraan besar seperti truk, mobil box hingga bus.
“Sering memang kecelakaan di sini sejak dulu. Kalau tidak salah sudah ada 9 (sembilan) orang meninggal dunia, memang agak los di sini setelah jalan menurun dan tikungan, tidak ada besi pengaman di tepi jalan juga,” imbuh Arinta saat ditemui sambil menggendong jenazah Safira di lokasi kejadian.
Sedangkan keluarga pemilik rumah Sri Ardana hingga petang kemarin mengaku masih shock. Tidak ada yang berani keluar rumah setelah peristiwa naas kembali terjadi di halaman rumahnya.
Sementara itu, kecelakaan lalu lintas di Buleleng pada Sabtu (12/1) tercatat lima orang korban meninggal dunia. Dua orang pemuda asal Tejakula, Buleleng, tercatat tewas dalam kecelakaan adu jangkrik yang terjadi di kilometer 38, ruas jalan Singaraja – Amlapura (Karangasem), Sabtu (12/1) sekitar pukul 00.15 Wita. Selain itu dua orang lainnya hingga saat ini masih sekarat dan dirawat di rumah sakit.
Kecelakaan itu terjadi berawal saat kendaraan Yamaha Mio dengan nomor polisi W 6697 WZ yang dikendarai Komang Surya Adi Saputra, 17, warga Banjar Dinas Celagi Batur, Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang membonceng Wayan De David Kantun Yasa, 15, warga Banjar Dinas Jro Kuta, Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng, melaju dari arah Barat menuju Timur. Saat akan tiba di lokasi kejadian, pengendara Surya mengambil haluan terlalu ke kanan. Tabrakan tak dapat dihindari, karena saat yang bersamaan dari arah berlawanan dari Timur ke Barat melaju pengendara sepeda motor Honda Beat DK 2232 UAD yang dikendarai oleh Gede Rangga Prayoga, 15, Banjar Dinas Tegallinggah, Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang membonceng Gede Budi Suartika, 17, warga Banjar Dinas Lempedu, Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng.
Akibat benturan yang sangat keras keempat korban terpental ke badan jalan. Sayangnya semua korban yang masih di bawah umur tak ada yang mengenakan helm. Pengendara Honda Beat Gede Rangga Prayoga dan pengendara Yamaha Mio Komang Surya Adi Saputra, dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan dua orang yang dibonceng, Budi dan De David menjalani rawat inap di RSUD Buleleng.
“Kejadiannya hari ini (Sabtu kemarin) memang ada lima (yang tewas, Red), dua di Tejakula, satu pesepeda yang sedang melintas di jalan Kelandis, Desa Pakisan, Kubutambahan, dan dua lagi yang di Gitgit ini. Dengan kejadian ini kami tetap imbau masyarakat untuk selalu mengutamakan keselamatan berkendara dan mematuhi peraturan lalu lintas yang ada. Sehingga kejadian serupa tak terulang lagi,” tutur AKP Putu Diah Kurniawandari. *k23
SINGARAJA, NusaBali
Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak perempuan mengalami kecelakaan lalu lintas di KM 12-13 jalur Singaraja – Denpasar via Bedugul, wilayah Banjar Dinas Pererenan Bunut, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Sabtu (12/1) sekitar pukul 17.30 Wita. Ibu dan anak bungsu dinyatakan tewas di tempat setelah motor yang mereka kendarai terjun ke jurang, sedangkan ayah dan anak perempuan kedua dan ketiga dalam keadaan kritis dan menjalani perawatan intensif di RSUD Buleleng.
Kejadian naas tersebut bermula saat satu keluarga korban, Failasuf Mascatty, 39, dan istrinya Alhidayah, 37, bersama tiga anak perempuannya; Zahirah Mascatty, 6, Zaheen Mascatty, 5, dan Safira Mascatty, 2, naik motor melaju dari arah Selatan ke Utara (Denpasar menuju Singaraja). Failasuf, warga Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan/Kabupaten Buleleng memang menetap di Denpasar. Pada Sabtu kemarin, pasutri itu pulang kampung dengan mengendarai sepeda motor Honda Vario bernomor polisi DK 4778 AAA. Saat melintasi tempat kejadian perkara (TKP), tiba-tiba saja motor yang dikendarai Failasuf tak dapat dikendalikan dan langsung terjun ke dalam jurang sedalam 19 meter dan mendarat di halaman rumah Nyoman Sri Ardana.
Menurut saksi Nyoman Arinta, warga setempat yang tinggal di depan lokasi kejadian, dirinya tahu kejadian itu setelah anaknya berteriak. Dia pun langsung menuju ke rumah Ardana untuk membantu evakuasi korban yang selamat.
“Saat itu saya lihat anak-anaknya ada tiga orang, ibunya posisinya mukanya menempel di pohon cengkih dan bapaknya tergeletak, saya cepat angkat yang sadar dulu dan carikan tumpangan ke rumah sakit, bapak dan dua anaknya langsung dilarikan mobil DK merah (plat nomor polisi warna dasar merah alias mobil dinas, Red),” kata dia.
Sedangkan Alhidayah dan anak bungsunya Safira saat ditemukan oleh warga setempat sudah dalam kondisi tak bernafas.
Peristiwa tragis itu pun sempat menjadi tontonan pengendara yang melintas dan warga setempat. Jenazah Alhidayah dan Safira baru diangkut setelah mobil ambulans PMI menjemput ke lokasi kejadian.
Kedua jenazah korban langsung dibawa ke ruang jenazah RSUD Buleleng untuk menjalani visum. Dari hasil pemeriksaan sementara, Alhidayah disebut mengalami luka parah di bagian wajah dan mengalami cedera kepala berat (CKB). Sedangkan Safira disebut mengalami luka memar pada pinggang dan mengeluarkan darah dari hidung.
Sementara itu Failasuf hingga malam kemarin masih menjalani perawatan intensif di RSUD Buleleng setelah didiagnosa tim medis mengalami jejas pada dada, remuk tulang dada, cedera kepala ringan, dan tidak sadarkan diri. Dua anak perempuan korban lainnya masing-masing Zahirah, 6, mengalami rasa sakit di bagian perut, luka pada leher, sedangkan adik ketiganya Zaheen, 5, mengalami luka terbuka pada kepala, luka pada pelipis kiri.
Setelah divisum, jenazah Alhidayah langsung dibawa ke rumah duka Kelurahan/Kecamatan Seririt, Buleleng —rumah asalnya— untuk disemayamkan. Rencananya prosesi penguburan akan dilakukan pada Minggu (13/1) hari ini.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Buleleng AKP Putu Diah Kurniawandari mengatakan kecelakaan lalu lintas tersebut dikarenakan out off control. Diduga korban Failasuf tidak dapat mengendalikan laju kendaraan saat jalan menurun, tikungan tajam, dan licin sehabis hujan deras. “Selain juga ada faktor over kapasitas penumpang kendaraan roda dua yang semestinya maksimal mengangkut penumpang 110 kilogram, dan ini tampaknya lebih, sehingga menjadi sangat riskan,” tegasnya.
Dari keterangan sejumlah warga, di lokasi kejadian memang sering terjadi kecelakaan lalu lintas. TKP yang hanya berjarak tak lebih 200 meter setelah SDN 4 Gitgit itu dikenal sebagai titik rawan. Tak hanya kendaraan roda dua saja yang mengalami kecelakaan dan terjun ke jurang di depan halaman rumah Sri Ardana, tetapi juga kendaraan besar seperti truk, mobil box hingga bus.
“Sering memang kecelakaan di sini sejak dulu. Kalau tidak salah sudah ada 9 (sembilan) orang meninggal dunia, memang agak los di sini setelah jalan menurun dan tikungan, tidak ada besi pengaman di tepi jalan juga,” imbuh Arinta saat ditemui sambil menggendong jenazah Safira di lokasi kejadian.
Sedangkan keluarga pemilik rumah Sri Ardana hingga petang kemarin mengaku masih shock. Tidak ada yang berani keluar rumah setelah peristiwa naas kembali terjadi di halaman rumahnya.
Sementara itu, kecelakaan lalu lintas di Buleleng pada Sabtu (12/1) tercatat lima orang korban meninggal dunia. Dua orang pemuda asal Tejakula, Buleleng, tercatat tewas dalam kecelakaan adu jangkrik yang terjadi di kilometer 38, ruas jalan Singaraja – Amlapura (Karangasem), Sabtu (12/1) sekitar pukul 00.15 Wita. Selain itu dua orang lainnya hingga saat ini masih sekarat dan dirawat di rumah sakit.
Kecelakaan itu terjadi berawal saat kendaraan Yamaha Mio dengan nomor polisi W 6697 WZ yang dikendarai Komang Surya Adi Saputra, 17, warga Banjar Dinas Celagi Batur, Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang membonceng Wayan De David Kantun Yasa, 15, warga Banjar Dinas Jro Kuta, Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng, melaju dari arah Barat menuju Timur. Saat akan tiba di lokasi kejadian, pengendara Surya mengambil haluan terlalu ke kanan. Tabrakan tak dapat dihindari, karena saat yang bersamaan dari arah berlawanan dari Timur ke Barat melaju pengendara sepeda motor Honda Beat DK 2232 UAD yang dikendarai oleh Gede Rangga Prayoga, 15, Banjar Dinas Tegallinggah, Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang membonceng Gede Budi Suartika, 17, warga Banjar Dinas Lempedu, Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng.
Akibat benturan yang sangat keras keempat korban terpental ke badan jalan. Sayangnya semua korban yang masih di bawah umur tak ada yang mengenakan helm. Pengendara Honda Beat Gede Rangga Prayoga dan pengendara Yamaha Mio Komang Surya Adi Saputra, dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan dua orang yang dibonceng, Budi dan De David menjalani rawat inap di RSUD Buleleng.
“Kejadiannya hari ini (Sabtu kemarin) memang ada lima (yang tewas, Red), dua di Tejakula, satu pesepeda yang sedang melintas di jalan Kelandis, Desa Pakisan, Kubutambahan, dan dua lagi yang di Gitgit ini. Dengan kejadian ini kami tetap imbau masyarakat untuk selalu mengutamakan keselamatan berkendara dan mematuhi peraturan lalu lintas yang ada. Sehingga kejadian serupa tak terulang lagi,” tutur AKP Putu Diah Kurniawandari. *k23
Komentar