Bangli Masih Jajaki Sekaa Kesenian
Kabid Kesenian Disbudpar Bangli I Nyoman Wiradana mengungkapkan pada Pesta Kesenian Bali (PKB) ke- XLI tahun 2019, 15 Juni – 13 Juli, akan ada 24 materi.
BANGLI, NusaBali
Untuk sekaa kesenian yang akan mewakili Bangli dalam setiap materi, masih dalam penjajakan.“Memang sudah ada nama-nama sekaanya. Tapi kami harus lakukan penjajakan kembali siap tidaknya sekaa tersebut. Untuk saat ini kami belum bisa menyampaikan nama-nama sekaa yang akan terlibat,” ungkapnya Kamis (10/1).
Jelas dia, ada beberapa materi yang tidak bisa diikuti Bangli lantaran keterbatasan anggaran serta belum siapnya seniman yang akan ditampilkan. Bangli akan melibatkan 24 sekaa atau sanggar yang berada di empat kecamatan yakni Kecamatan Bangli, Susut, Kintamani, dan Tembuku. "Sekaa atau sanggar yang kami tunjuk dan yang akan ditampilkan dalam PKB mengacu dari potensi yang ada di wilayahnya. Kemudian sekaa yang ditunjuk tertuang dalam SK Bupati. 1.000 lebih seniman yang akan terlibat nantinya," jelasnya.
Ia mengakui, materi yang banyak menyita perhatian penonton dan menjadi gengsi kabupaten adalah gong kebyar dewasa, gong kebyar wanita, dan gong kebyar anak-anak. “Memang selama ini yang digandrungi adalah gong kebyar. Tidak hanya Bangli, kabupaten lain seperti tidak jauh berbeda. Selain gong kebyar, mulai merambah pula bebarongan,” ujarnya.
Disinggung terkait anggaran, Nyoman Wiradana mengatakan tahun ini anggaran untuk PKB meningkat dari tahun sebelumnya. Untuk tahun ini anggaran yang dipasang Rp 1,6 miliar lebih. Sedangkan tahun 2018 Rp 1,2 miliar lebih. Dari jumlah tersebut memang lebih besar diplot untuk materi gong kebyar. Selain personelnya banyak, juga massa/waktu latihan lebih panjang. Kisaran anggaran Rp 200 juta – Rp 300 juta untuk masing-masing sekaa gong kebyar.
Jelas Wiradana materi yang belum diikuti dalam PKB tahun 2019, yakni gender wayang anak-anak, semara pegulingan, pertunjukan seni kolosal, seni lukis kaligrafi, membuat kostum tari Bali, dan lainnya. “Sebetulnya untuk seniman gender wayang di Bangli cukup banyak. Cuma usia mereka sudah dewasa. Ada sekaa gender wayang anak, namun belum siap tampil di PKB,” tandasnya.
Wiradana menambahkan dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pertemuan dengan para seniman, untuk persiapan selanjutnya. “Kami juga bermitra dengan Listibya (Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan) Bangli, untuk persiapan PKB. “Di provinsi juga masih dibahas masing-masing materi itu, target sampai akhir Januari ini. Jika sudah ada baru masing-masing sekaa bisa optimal latihan. Biar tidak materi yang diangkat berbeda dari ketentuan yang ditetapkan dari provinsi,” sambungnya. Ia mengatakan, Bangli sudah melakukan persiapan PKB sejak tri wulan akhir 2018.*es.
Jelas dia, ada beberapa materi yang tidak bisa diikuti Bangli lantaran keterbatasan anggaran serta belum siapnya seniman yang akan ditampilkan. Bangli akan melibatkan 24 sekaa atau sanggar yang berada di empat kecamatan yakni Kecamatan Bangli, Susut, Kintamani, dan Tembuku. "Sekaa atau sanggar yang kami tunjuk dan yang akan ditampilkan dalam PKB mengacu dari potensi yang ada di wilayahnya. Kemudian sekaa yang ditunjuk tertuang dalam SK Bupati. 1.000 lebih seniman yang akan terlibat nantinya," jelasnya.
Ia mengakui, materi yang banyak menyita perhatian penonton dan menjadi gengsi kabupaten adalah gong kebyar dewasa, gong kebyar wanita, dan gong kebyar anak-anak. “Memang selama ini yang digandrungi adalah gong kebyar. Tidak hanya Bangli, kabupaten lain seperti tidak jauh berbeda. Selain gong kebyar, mulai merambah pula bebarongan,” ujarnya.
Disinggung terkait anggaran, Nyoman Wiradana mengatakan tahun ini anggaran untuk PKB meningkat dari tahun sebelumnya. Untuk tahun ini anggaran yang dipasang Rp 1,6 miliar lebih. Sedangkan tahun 2018 Rp 1,2 miliar lebih. Dari jumlah tersebut memang lebih besar diplot untuk materi gong kebyar. Selain personelnya banyak, juga massa/waktu latihan lebih panjang. Kisaran anggaran Rp 200 juta – Rp 300 juta untuk masing-masing sekaa gong kebyar.
Jelas Wiradana materi yang belum diikuti dalam PKB tahun 2019, yakni gender wayang anak-anak, semara pegulingan, pertunjukan seni kolosal, seni lukis kaligrafi, membuat kostum tari Bali, dan lainnya. “Sebetulnya untuk seniman gender wayang di Bangli cukup banyak. Cuma usia mereka sudah dewasa. Ada sekaa gender wayang anak, namun belum siap tampil di PKB,” tandasnya.
Wiradana menambahkan dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pertemuan dengan para seniman, untuk persiapan selanjutnya. “Kami juga bermitra dengan Listibya (Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan) Bangli, untuk persiapan PKB. “Di provinsi juga masih dibahas masing-masing materi itu, target sampai akhir Januari ini. Jika sudah ada baru masing-masing sekaa bisa optimal latihan. Biar tidak materi yang diangkat berbeda dari ketentuan yang ditetapkan dari provinsi,” sambungnya. Ia mengatakan, Bangli sudah melakukan persiapan PKB sejak tri wulan akhir 2018.*es.
1
Komentar