Diduga Lecehkan Kaur, Sekdes Dipolisikan
Sekretaris Desa (Sekdes) Perancak, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, I Ketut S, dilaporkan ke Mapolres Jembrana oleh Kaur Keuangan Desa Perancak Ni Made RKD, Kamis (10/1).
NEGARA, NusaBali
Laporan ke pihak berwajib itu berkaitan dugaan pelecehan seksual I Ketut S terhadap Ni Made RKD.
Berdasar informasi, dugaan pelecehan seksual itu ditengarai terjadi di Ruang Sekretariat Kantor Desa Perancak, Rabu (9/1) sekitar pukul 14.10 Wita. Saat kejadian itu, I Ketut S, Ni Made RKD, bersama Bendahara Desa Perancak I Wayan Ar, berada dalam satu ruangan yang juga menjadi tempat kerja mereka. Awalnya, pelapor Ni Made RKD yang duduk di tempat kerjanya, dengan menghadap ke arah laptop, menanyakan kepada terlapor, I Ketut S, yang kebetulan duduk di belakangnya, apakah sudah memberikan dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB) pengadaan papan nama kantor desa menggunakan aksara Bali kepada dirinya.
Mendapat pertanyaan tersebut, I Ketut S mengaku sudah memberikan dokumen tersebut, dengan menaruh di meja kerja Ni Made RKD. Saat Ni Made RKD berusaha mencari dokumen yang dimaksud di meja kerjanya, I Ketut S tiba-tiba berdiri sambil membungkuk di sisi kiri wajah Ni Made RKD. Begitu menoleh ke kiri, Ni Made RKD yang mengaku tidak menyangka I Ketut S ada di sisinya, akhirnya berciuman. Merasa sengaja dilecehkan, Ni Made RKD sempat menanyakan maksud sang Sekdes, dan sang Sekdes disebutkan menjawab hanya bercanda.
Namun kepada I Wayan Ar yang berada di satu ruangan, I Ketut S mengatakan enak dapat cium anak bajang (perempuan muda). Ni Made RKD yang juga mendengar pengakuan sang Sekdesnya kepada saksi, semakin merasa tidak terima sehingga menyampaikan kejadian itu lewat WhatsApp (WA) kepada suaminya serta Perbekel Perancak I Nyoman Wijana, yang saat kejadian sedang berada di Denpasar. Sehari setelah kejadian, Kamis (10/1) sekitar pukul 08.30 Wita, Nyoman Wijana mempertemukan kedua belah pihak di ruang kerjanya.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri mertua, kakak ipar, serta sepupu suami Ni Made RKD, termasuk Kelian Banjar Dangin Berawah, Kelian Banjar Perancak, Kelian Banjar Lemodang, dan Kelian Banjar Mekarsari, itu Ni Made RKD mengaku tetap tidak terima dengan tindakan I Ketut S, yang dinilai memang sengaja ingin mencium wajahnya. Alhasil, Ni Made RKD bersikukuh ingin melanjutkan masalah itu ke proses hukum, sehingga dirinya memutuskan melapor ke Mapolres Jembrana, Kamis (10/1) siang.
Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yusak Agutinus Sooai, saat dikonfirmasi Minggu (13/1), membenarkan adanya laporan dugaan kasus pelecehan tersebut. Namun, laporan dari Ni Made RKD yang diduga telah dilecehkan oleh I Ketut S, itu sementara baru dimasukkan sebagai pengaduan, dan belum masuk laporan resmi. “Masih pengaduan. Kami akan lakukan pemeriksaan. Sementara baru kami minta keterangan pihak pelapor, dan yang dilaporkan rencana kami minta keteranganya, Senin (14/1). Masih kami pelajari,” ujarnya.
I Ketut S saat dikonfirmasi, Minggu kemarin, membantah telah melakukan pelecehan seksual terhadap Ni Made RKD yang melaporkannya ke Mapolres Jembrana. Menurutnya pada Rabu lalu itu kejadian bermula ketika dirinya yang datang ke kantor desa setelah istirahat pulang makan siang, sempat mempertanyakan kondisi meja di lobi yang dikotori sisa-sisa makanan. Melihat hal itu, dia merasa jengkel, dan memberitahukan kepada staf agar menjaga kebersihan. Saat menyoroti keadaan itu, salah satu staf menjawab jika Ni Made RKD yang telah meninggalkan sisa-sisa makanan tersebut. Namun secara tiba-tiba semasih di lobi, Ni Made RKD dikatakan menarik tangannya, dan menanyakan dokumen RAB pengadaan papan nama kantor desa menggunakan aksara Bali. Waktu itu, dia mengaku sudah lama menyerahkan kepada yang bersangkutan. Namun yang bersangkutan mengaku tidak ada dokumennya, dan dia pun berinisiatif mencetak ulang dokumen RAB tersebut.
“Nah, saat saya menyerahkan dokumen RAB yang saya print, dia menoleh ke saya. Itu saya dikatakan ingin menciumnya. Padahal tidak ada, dan saya sama sekali tidak ada niat begitu. Saat itu, saya juga merasa wajah sama wajah dia tidak sampai bersentuhan. Jadi, tidak benar kalau saya dikatakan memang ingin menciumnya. Itu terlalu mengada-ngada,” kata ayah 3 anak ini.
Saat kejadian itu, dia mengakui dirinya sempat mengatakan enak dapat cium anak bajang, dan itu hanya dalam konteks candaan. Pasalnya, dia tahu Ni Made RKD sudah menikah dan memiliki 2 anak. Sebelumnya, dia mengaku tidak pernah ada masalah dengan Ni Made RKD, dan sering bercanda. Namun dia menduga pelaporan dirinya itu karena ada muatan politik jelang Pemilihan Perbekel (Pilkel) Perancak. Dia mengaku ada rencana maju sebagai calon perbekel, dan diduga Ni Made RKD sengaja didorong membuat laporan itu oleh calon perbekel yang tidak ingin dirinya maju sebagai calon perbekel.
“Saya menduga ada aroma politik. Saya berusaha diincar, karena mungkin ada yang merasa tersaingi. Padahal, itu saya pastikan kejadiannya tidak ada sama sekali niat melecehkan,” tandasnya. *ode
Laporan ke pihak berwajib itu berkaitan dugaan pelecehan seksual I Ketut S terhadap Ni Made RKD.
Berdasar informasi, dugaan pelecehan seksual itu ditengarai terjadi di Ruang Sekretariat Kantor Desa Perancak, Rabu (9/1) sekitar pukul 14.10 Wita. Saat kejadian itu, I Ketut S, Ni Made RKD, bersama Bendahara Desa Perancak I Wayan Ar, berada dalam satu ruangan yang juga menjadi tempat kerja mereka. Awalnya, pelapor Ni Made RKD yang duduk di tempat kerjanya, dengan menghadap ke arah laptop, menanyakan kepada terlapor, I Ketut S, yang kebetulan duduk di belakangnya, apakah sudah memberikan dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB) pengadaan papan nama kantor desa menggunakan aksara Bali kepada dirinya.
Mendapat pertanyaan tersebut, I Ketut S mengaku sudah memberikan dokumen tersebut, dengan menaruh di meja kerja Ni Made RKD. Saat Ni Made RKD berusaha mencari dokumen yang dimaksud di meja kerjanya, I Ketut S tiba-tiba berdiri sambil membungkuk di sisi kiri wajah Ni Made RKD. Begitu menoleh ke kiri, Ni Made RKD yang mengaku tidak menyangka I Ketut S ada di sisinya, akhirnya berciuman. Merasa sengaja dilecehkan, Ni Made RKD sempat menanyakan maksud sang Sekdes, dan sang Sekdes disebutkan menjawab hanya bercanda.
Namun kepada I Wayan Ar yang berada di satu ruangan, I Ketut S mengatakan enak dapat cium anak bajang (perempuan muda). Ni Made RKD yang juga mendengar pengakuan sang Sekdesnya kepada saksi, semakin merasa tidak terima sehingga menyampaikan kejadian itu lewat WhatsApp (WA) kepada suaminya serta Perbekel Perancak I Nyoman Wijana, yang saat kejadian sedang berada di Denpasar. Sehari setelah kejadian, Kamis (10/1) sekitar pukul 08.30 Wita, Nyoman Wijana mempertemukan kedua belah pihak di ruang kerjanya.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri mertua, kakak ipar, serta sepupu suami Ni Made RKD, termasuk Kelian Banjar Dangin Berawah, Kelian Banjar Perancak, Kelian Banjar Lemodang, dan Kelian Banjar Mekarsari, itu Ni Made RKD mengaku tetap tidak terima dengan tindakan I Ketut S, yang dinilai memang sengaja ingin mencium wajahnya. Alhasil, Ni Made RKD bersikukuh ingin melanjutkan masalah itu ke proses hukum, sehingga dirinya memutuskan melapor ke Mapolres Jembrana, Kamis (10/1) siang.
Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yusak Agutinus Sooai, saat dikonfirmasi Minggu (13/1), membenarkan adanya laporan dugaan kasus pelecehan tersebut. Namun, laporan dari Ni Made RKD yang diduga telah dilecehkan oleh I Ketut S, itu sementara baru dimasukkan sebagai pengaduan, dan belum masuk laporan resmi. “Masih pengaduan. Kami akan lakukan pemeriksaan. Sementara baru kami minta keterangan pihak pelapor, dan yang dilaporkan rencana kami minta keteranganya, Senin (14/1). Masih kami pelajari,” ujarnya.
I Ketut S saat dikonfirmasi, Minggu kemarin, membantah telah melakukan pelecehan seksual terhadap Ni Made RKD yang melaporkannya ke Mapolres Jembrana. Menurutnya pada Rabu lalu itu kejadian bermula ketika dirinya yang datang ke kantor desa setelah istirahat pulang makan siang, sempat mempertanyakan kondisi meja di lobi yang dikotori sisa-sisa makanan. Melihat hal itu, dia merasa jengkel, dan memberitahukan kepada staf agar menjaga kebersihan. Saat menyoroti keadaan itu, salah satu staf menjawab jika Ni Made RKD yang telah meninggalkan sisa-sisa makanan tersebut. Namun secara tiba-tiba semasih di lobi, Ni Made RKD dikatakan menarik tangannya, dan menanyakan dokumen RAB pengadaan papan nama kantor desa menggunakan aksara Bali. Waktu itu, dia mengaku sudah lama menyerahkan kepada yang bersangkutan. Namun yang bersangkutan mengaku tidak ada dokumennya, dan dia pun berinisiatif mencetak ulang dokumen RAB tersebut.
“Nah, saat saya menyerahkan dokumen RAB yang saya print, dia menoleh ke saya. Itu saya dikatakan ingin menciumnya. Padahal tidak ada, dan saya sama sekali tidak ada niat begitu. Saat itu, saya juga merasa wajah sama wajah dia tidak sampai bersentuhan. Jadi, tidak benar kalau saya dikatakan memang ingin menciumnya. Itu terlalu mengada-ngada,” kata ayah 3 anak ini.
Saat kejadian itu, dia mengakui dirinya sempat mengatakan enak dapat cium anak bajang, dan itu hanya dalam konteks candaan. Pasalnya, dia tahu Ni Made RKD sudah menikah dan memiliki 2 anak. Sebelumnya, dia mengaku tidak pernah ada masalah dengan Ni Made RKD, dan sering bercanda. Namun dia menduga pelaporan dirinya itu karena ada muatan politik jelang Pemilihan Perbekel (Pilkel) Perancak. Dia mengaku ada rencana maju sebagai calon perbekel, dan diduga Ni Made RKD sengaja didorong membuat laporan itu oleh calon perbekel yang tidak ingin dirinya maju sebagai calon perbekel.
“Saya menduga ada aroma politik. Saya berusaha diincar, karena mungkin ada yang merasa tersaingi. Padahal, itu saya pastikan kejadiannya tidak ada sama sekali niat melecehkan,” tandasnya. *ode
1
Komentar