Desa Tri Eka Bhuana Bangun Jalan Sepanjang 800 Meter
Desa Tri Eka Bhuana, Kecamatan Sidemen, Karangasem membangun jalan desa dengan panjang 800 meter dan lebar 5 meter.
AMLAPURA, NusaBali
Pengerjaan dimulai sejak, Kamis (10/1), target tuntas Selasa (15/1). Jalan tersebut menghubungkan Banjar Adat Pasekan menuju Banjar Delod Yeh, Desa Talibeng. Pembangunan jalan ini dengan anggaran Rp 500 juta.
Perbekel Desa Tri Eka Bhuana, I Ketut Derka, mengungkapkan pembangunan jalan atas aspirasi masyarakat untuk memmpercepat akses warga. Berdasarkan hasil paruman (rapat), para pemilik lahan merelakan tanahnya dijadikan jalan untuk kepentingan publik. Lahan yang dibebaskan milik 5 warga setempat yakni I Nengah Sukarta, Jro Mangku Tami, I Wayan Suwitra, dan lainnya.
Jalan ini juga untuk menghubungkan menuju Pura Tunjung. “Setelah tuntas membuka jalan baru, lanjut pemadatan agar jalan bisa dilintasi kendaraan,” tambahnya. Rencananya jalan itu didaftarkan di kabupaten dengan harapan dapat bantuan pengaspalan. “Kami bersyukur, program membangun akses jalan baru, terbilang lancar. Mulai dari sosialisasi rencana membangun jalan, dapat respons masyarakat. Selanjutnya dukungan datang dari para pemilik lahan,” jelas Ketut Derka.
Ketut Derka mengatakan, meski lahan digunakan akses jalan telah dibebaskan warga, tetapi membangun jalan perlu sewa alat berat, beli BBM, dan upah operator. Ditambah lagi biaya pemadatan. Sehingga rencana anggaran biaya pembangunan jalan mencapai Rp 500 juta. “Kami berupaya menekan biaya agar efisien,” katanya. Sementara pemilik lahan, I Nengah Sukarta, mengakui lahan tegalannya dibebaskan untuk kepentingan masyarakat. “Kami relakan, kami mendukung pembangunan di desa,” kata Nengah Sukarta. * k16
Perbekel Desa Tri Eka Bhuana, I Ketut Derka, mengungkapkan pembangunan jalan atas aspirasi masyarakat untuk memmpercepat akses warga. Berdasarkan hasil paruman (rapat), para pemilik lahan merelakan tanahnya dijadikan jalan untuk kepentingan publik. Lahan yang dibebaskan milik 5 warga setempat yakni I Nengah Sukarta, Jro Mangku Tami, I Wayan Suwitra, dan lainnya.
Jalan ini juga untuk menghubungkan menuju Pura Tunjung. “Setelah tuntas membuka jalan baru, lanjut pemadatan agar jalan bisa dilintasi kendaraan,” tambahnya. Rencananya jalan itu didaftarkan di kabupaten dengan harapan dapat bantuan pengaspalan. “Kami bersyukur, program membangun akses jalan baru, terbilang lancar. Mulai dari sosialisasi rencana membangun jalan, dapat respons masyarakat. Selanjutnya dukungan datang dari para pemilik lahan,” jelas Ketut Derka.
Ketut Derka mengatakan, meski lahan digunakan akses jalan telah dibebaskan warga, tetapi membangun jalan perlu sewa alat berat, beli BBM, dan upah operator. Ditambah lagi biaya pemadatan. Sehingga rencana anggaran biaya pembangunan jalan mencapai Rp 500 juta. “Kami berupaya menekan biaya agar efisien,” katanya. Sementara pemilik lahan, I Nengah Sukarta, mengakui lahan tegalannya dibebaskan untuk kepentingan masyarakat. “Kami relakan, kami mendukung pembangunan di desa,” kata Nengah Sukarta. * k16
Komentar