Keji! 3 Pria Sekap dan Perkosa Gadis 14 Tahun
M alias I (14) menjadi korban pemerkosaan oleh dua pria. Korban bahkan disekap dan diancam jika tak melayani nafsu pelaku.
MAKASSAR, NusaBali
Panit 2 Reskrim Polsek Tamalate, Ipda Sugiman, Minggu (13/1) mengatakan kejadian ini bermula saat korban berkenalan dengan seseorang di media sosial. Perkenalan korban kemudian berlanjut dan pelaku menjemput korban di rumah keluarganya dengan alasan ingin berjalan bersama.
Nahas, korban kemudian dibawa ke satu rumah dan dipaksa melayani nafsu para pelaku dengan cara diikat dan diancam jika tak melayani nafsu pelaku. Aksi ini dilakukan sejak Kamis lalu.
"Saling chatting dan pada hari Kamis sekitar pukul 20.00 Wita, pelaku Rahmat menjemput korban di rumah tante korban dengan maksud ingin mengajak korban jalan-jalan ke Pantai
Losari. Namun korban dibawa ke TKP dan diajak bermalam dan kemudian korban dibawa masuk ke kamar. Pelaku melakukan pemerkosaan terhadap diri korban, terlebih dahulu pelaku mengikat tangan korban dengan menggunakan tali rafia, melakban mulut korban, mengancam korban dengan menggunakan pisau dapur," jelas Ipda Sugiman dilansir detik.
Korban baru dapat melarikan diri pada Minggu dini hari setelah kedua pelaku tidur. Korban kemudian melaporkan kasus ini ke Polsek Rappocini dan Tamalate Makassar.
"Pelaku tertidur, korban kemudian melarikan diri dengan cara melompat dari jendela lantai 2 rumah tersebut dan selanjutnya menuju Polsek Rappocini melaporkan kasus tersebut," paparnya.
Polisi telah menangkap dua pelaku, yakni Saleh (30) dan Arman (18). Sementara seorang pelaku utama, Rahmat, masih dikejar polisi. Korban masih mendapat perawatan di RS Bhayangkara Makassar.
Hingga saat ini, M masih mengalami trauma berat. Berdasarkan pantauan di Kantor P2TP2A Makassar, Jalan Angrek, Panakukang, Minggu (13/1), korban masih terus menangis tanpa henti. M masih mendapat pendampingan khusus dari dari tim psikolog Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Makassar.
Saat meninjau kondisi M, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto menyayangkan kasus penyekapan dan pemerkosaan yang menimpa M.
"Inilah pentingnya program jagai anak kita, jadi peran polisi dan DPPPA luar biasa cepat. Cuman yang jadi perhatian kita ialah orang tua harus aktif, bayangkan kalau anak pegang HP dan berkenalan di social media oleh pelaku dan akhirnya terjadi begini," kata Danny saat di P2TP2A Makassar.
Danny berharap peran aktif semua masyarakat, termasuk RT/RW, untuk memantau aktivitas masyarakat dan melaporkan jika menemukan adanya kasus anak terjadi. *
Panit 2 Reskrim Polsek Tamalate, Ipda Sugiman, Minggu (13/1) mengatakan kejadian ini bermula saat korban berkenalan dengan seseorang di media sosial. Perkenalan korban kemudian berlanjut dan pelaku menjemput korban di rumah keluarganya dengan alasan ingin berjalan bersama.
Nahas, korban kemudian dibawa ke satu rumah dan dipaksa melayani nafsu para pelaku dengan cara diikat dan diancam jika tak melayani nafsu pelaku. Aksi ini dilakukan sejak Kamis lalu.
"Saling chatting dan pada hari Kamis sekitar pukul 20.00 Wita, pelaku Rahmat menjemput korban di rumah tante korban dengan maksud ingin mengajak korban jalan-jalan ke Pantai
Losari. Namun korban dibawa ke TKP dan diajak bermalam dan kemudian korban dibawa masuk ke kamar. Pelaku melakukan pemerkosaan terhadap diri korban, terlebih dahulu pelaku mengikat tangan korban dengan menggunakan tali rafia, melakban mulut korban, mengancam korban dengan menggunakan pisau dapur," jelas Ipda Sugiman dilansir detik.
Korban baru dapat melarikan diri pada Minggu dini hari setelah kedua pelaku tidur. Korban kemudian melaporkan kasus ini ke Polsek Rappocini dan Tamalate Makassar.
"Pelaku tertidur, korban kemudian melarikan diri dengan cara melompat dari jendela lantai 2 rumah tersebut dan selanjutnya menuju Polsek Rappocini melaporkan kasus tersebut," paparnya.
Polisi telah menangkap dua pelaku, yakni Saleh (30) dan Arman (18). Sementara seorang pelaku utama, Rahmat, masih dikejar polisi. Korban masih mendapat perawatan di RS Bhayangkara Makassar.
Hingga saat ini, M masih mengalami trauma berat. Berdasarkan pantauan di Kantor P2TP2A Makassar, Jalan Angrek, Panakukang, Minggu (13/1), korban masih terus menangis tanpa henti. M masih mendapat pendampingan khusus dari dari tim psikolog Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Makassar.
Saat meninjau kondisi M, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto menyayangkan kasus penyekapan dan pemerkosaan yang menimpa M.
"Inilah pentingnya program jagai anak kita, jadi peran polisi dan DPPPA luar biasa cepat. Cuman yang jadi perhatian kita ialah orang tua harus aktif, bayangkan kalau anak pegang HP dan berkenalan di social media oleh pelaku dan akhirnya terjadi begini," kata Danny saat di P2TP2A Makassar.
Danny berharap peran aktif semua masyarakat, termasuk RT/RW, untuk memantau aktivitas masyarakat dan melaporkan jika menemukan adanya kasus anak terjadi. *
1
Komentar