CVR Lion Air Ditemukan di Kedalaman 30 Meter
Pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air PK-LQP membuahkan hasil.
JAKARTA, NusaBali
CVR Lion Air ditemukan di kedalaman 30 meter perairan Karawang dan diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk dianalisis. Pencarian CVR Lion Air dilakukan KNKT dan TNI AL menggunakan KRI Spica-934 dan KRI Leuser. Mulanya, CVR Lion Air terdeteksi lewat alat canggih yang dibawa KRI Spica di koordinat 05 48 46,503 S - 107 07 36,728 T di perairan Tanjung Karawang. Posisi penemuan CVR Lion Air berada pada radius 10 meter dari penemuan blackbox flight data recorder (FDR).
Sebanyak 18 orang tim penyelam dari Dislambair Koarmada dan 3 personel Kopaska melakukan penyelaman termasuk Serda Satria Margono. "Kami sudah menyelam selama 7 hari. Kami menyelam di kedalaman 35 meter. Kami meneruskan kegiatan penyelaman di tempat kemarin itu secara circle, mutar di titik kemarin itu.
Mungkin jarak sekitar 4-5 meter itu kan dari titik yang ditemukan itu. Kami menemukan kaya serpihan gitu kami ambil, ternyata dapat CVR itu," ujar Serda Satria di KRI Spica, perairan Karawang, Senin (14/1) seperti dilansir detik. Blackbox milik pesawat Lion Air dengan penerbangan JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang pada akhir Oktober tahun 2018 itu, tertimbun dalam lumpur setebal 20 cm. Kondisi arus air lumayan kuat di bawah laut pada pencarian CVR kemarin pagi.
"Jarak pandangnya itu 1,5 meter," sebutnya. Tim penyelam yang dibagi di beberapa titik mulai menyelam ke perairan Karawang sekitar pukul 08.30 WIB. Pada pukul 08.48 WIB, CVR Lion Air ditemukan.
"Pokoknya ada barang warna oranye kami coba angkat, ya nggak langsung dapat enggak. Kami bongkar terus, bongkar terus dan pas itu kami dapat warna oranye ya CVR itu," sambungnya.
Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Ony Soeryo Wibowo mengatakan akan segera mengunggah data dalam Cockpit Voice Recorder milik Pesawat Lion Air JT-610. Meski CVR ditemukan dalam kondisi terlepas dari bagian aslinya, diharapkan data dalam CVR masih bisa didownload untuk membuat terang mengungkap kecelakaan maut tersebut. Rencana CVR akan didownload hari itu juga.
"Kita akan coba nanti download di KNKT, mudah-mudahan nanti di KNKT kita berhasil mendownload sehingga bisa kita sampaikan kepada masyarakat," ujar Ony di KRI Todak 631, Senin (14/1) seperti dilansir vivanews.
Jika ternyata data dalam CVR masih baik, kira-kira hanya perlu satu jam untuk mendownload. Dia berharap tak ada kendala. "Kalau kondisinya masih bagus, mudah-mudahan kalau download hanya sekitar satu jam. Mudah-mudahan kita berhasil," katanya.
Penyelam TNI AL yang menemukan black box berisi cockpit voice recorder pesawat Lion Air JT 610 rencananya akan mendapatkan penghargaan. Benda tu diangkat oleh seorang penyelam bernama Serda Satria Margono.
Panglima Koarmada I Laksamana Muda Yodo Margono berjanji akan memberikan penghargaan kepada tim yang berhasil menemukan CVR ini. Namun perlu persetujuan dari markas pusat. "Reward pasti ada, reward pasti ada, nanti kita akan laporkan kepada komando atas. Karena militer sehingga harus kita laporkan ke komando," tegasnya di KRI Spica, Senin (14/1). *
CVR Lion Air ditemukan di kedalaman 30 meter perairan Karawang dan diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk dianalisis. Pencarian CVR Lion Air dilakukan KNKT dan TNI AL menggunakan KRI Spica-934 dan KRI Leuser. Mulanya, CVR Lion Air terdeteksi lewat alat canggih yang dibawa KRI Spica di koordinat 05 48 46,503 S - 107 07 36,728 T di perairan Tanjung Karawang. Posisi penemuan CVR Lion Air berada pada radius 10 meter dari penemuan blackbox flight data recorder (FDR).
Sebanyak 18 orang tim penyelam dari Dislambair Koarmada dan 3 personel Kopaska melakukan penyelaman termasuk Serda Satria Margono. "Kami sudah menyelam selama 7 hari. Kami menyelam di kedalaman 35 meter. Kami meneruskan kegiatan penyelaman di tempat kemarin itu secara circle, mutar di titik kemarin itu.
Mungkin jarak sekitar 4-5 meter itu kan dari titik yang ditemukan itu. Kami menemukan kaya serpihan gitu kami ambil, ternyata dapat CVR itu," ujar Serda Satria di KRI Spica, perairan Karawang, Senin (14/1) seperti dilansir detik. Blackbox milik pesawat Lion Air dengan penerbangan JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang pada akhir Oktober tahun 2018 itu, tertimbun dalam lumpur setebal 20 cm. Kondisi arus air lumayan kuat di bawah laut pada pencarian CVR kemarin pagi.
"Jarak pandangnya itu 1,5 meter," sebutnya. Tim penyelam yang dibagi di beberapa titik mulai menyelam ke perairan Karawang sekitar pukul 08.30 WIB. Pada pukul 08.48 WIB, CVR Lion Air ditemukan.
"Pokoknya ada barang warna oranye kami coba angkat, ya nggak langsung dapat enggak. Kami bongkar terus, bongkar terus dan pas itu kami dapat warna oranye ya CVR itu," sambungnya.
Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Ony Soeryo Wibowo mengatakan akan segera mengunggah data dalam Cockpit Voice Recorder milik Pesawat Lion Air JT-610. Meski CVR ditemukan dalam kondisi terlepas dari bagian aslinya, diharapkan data dalam CVR masih bisa didownload untuk membuat terang mengungkap kecelakaan maut tersebut. Rencana CVR akan didownload hari itu juga.
"Kita akan coba nanti download di KNKT, mudah-mudahan nanti di KNKT kita berhasil mendownload sehingga bisa kita sampaikan kepada masyarakat," ujar Ony di KRI Todak 631, Senin (14/1) seperti dilansir vivanews.
Jika ternyata data dalam CVR masih baik, kira-kira hanya perlu satu jam untuk mendownload. Dia berharap tak ada kendala. "Kalau kondisinya masih bagus, mudah-mudahan kalau download hanya sekitar satu jam. Mudah-mudahan kita berhasil," katanya.
Penyelam TNI AL yang menemukan black box berisi cockpit voice recorder pesawat Lion Air JT 610 rencananya akan mendapatkan penghargaan. Benda tu diangkat oleh seorang penyelam bernama Serda Satria Margono.
Panglima Koarmada I Laksamana Muda Yodo Margono berjanji akan memberikan penghargaan kepada tim yang berhasil menemukan CVR ini. Namun perlu persetujuan dari markas pusat. "Reward pasti ada, reward pasti ada, nanti kita akan laporkan kepada komando atas. Karena militer sehingga harus kita laporkan ke komando," tegasnya di KRI Spica, Senin (14/1). *
Komentar