Ratusan Warga Sandan Kena Diare
Akibat Konsumsi Air Tanpa Masak
TABANAN, NusaBali
Wabah diare serang warga di Banjar Sandan, Desa Bangli, Kecamatan Baturiti, Tabanan, sejak Minggu (13/1). Hingga Selasa (15/1), tercatat setidaknya ada 105 warga korban diare. Sebagian dari mereka masih dirawat inap di berbagai tempat terpisah.
Informasi di lapangan, wabah diare ini mulai menyerang warga Banjar Sandan, Desa Bangli sejak Minggu malam. Mereka awalnya mengeluh sakit perut, lalu mengalami diare. Warga yang jadi korban diare rata-rata kalangan orang tua.
Dari 105 korban diare, 46 orang di antaranya dilarikan ke Puskesmas Baturiti pada hari pertama, Minggu. Sedangkan pada hari kedua, Senin (14/1), ada 56 korban diare yang dilarikan ke Puskesmas. Terakhir, Selasa kemarin, ada lagi 3 korban diare lagi yang diantar keluarganya ke Puskesmas.
Sebagian besar korban diarena sudah dibolehkan pulang dari Puskesmas setelah mendapatkan perawatan. Sedangkan 9 korban diare dirawat inap di beberapa lokasi terpisah. Rinciannya, 6 korban dirawat di Puskesmas Baturiti I, 1 korban dirawat di klinik, 1 korban dirawat di rumah sakit swasta, dan 1 korban diare dirawat inap di BRSUD Tabanan.
Kepala Seksi (Kasi) Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Tabanan, I Nengah Suarma Putra, menyatakan pihaknya sudah terjun ke lapangan untuk menelusuri penyebab wabah diare yang menyerang warga Banjar Sandan, Desa Bangli ini. Dari hasil pengecekan, kata Suarma Putra, wabah ini terjadi karena perilaku korban yang mengkonsumsi air tanpa dimasak.
"Setelah dicek ke lapangan, warga mengkonsumsi air mentah tanpa dimasak. Warga Banjar Sandan ini mengkonsumsi air dari sumber mata air yang disalurkan melalui perpipaan ke rumah-rumah. Pipanisasi air ke rumah-rumah ini dikelola oleh pengurus banjar," ungkap Suarma Putra saat dikonfirmasi NusaBali di Tabanan, Selasa kemarin.
Menurut Suarma Putra, pihaknya telah mengambil sampel air yang dikonsimsi para korban untuk diuji laboratorim. Hasil pengujian baru akan keluar sepekan ke depan. "Sambil menunggu hasil uji sampel, kami terus lakukan pemantauan. Besok (hari ini) kami akan ke lapangan melakukan kegiatan Puskesmas Keliling," papar Suarma Putra.
Suarma Putra menyebutkan, pihaknya bersama Puskesmas Baturiti dan Dinas Kesehatan Tabanan juga telah melakukan penyuluhan kepada seluruh warga di Banjar Sandan, Desa Bangli. Warga setempat dianjurkan melaksanakan kaporitisasi.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Tabanan telah mengeluarkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) menyusul wabah diare di Banjar Sandan, Desa Bangli. "Secara program, kasus diare di Banjar Sandan, Desa Bangli dinyatakan KLB," ujar Kepala Bidang Penanganan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Tabanan, dr Ketut Nariana, saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Selasa kemarin.
Menurut dr Nariana, suatu daerah dinyatakan KLB jika terjadi peningkatan kasus dua kali lipat dari biasanya atau dari tidak ada menjadi ada. Dalam kasus diare di Banjar Sandan, Desa Bangli ini, jumlah korban mencapai ratusan orang, sehingga dinyatakan KLB. *de
Komentar