Pamangku Gantung Diri di Pura Dadia
Ngayah sebagai pamangku Pura Dalem Desa Pakraman Kembangsari, Jro Mangku Wenten ditemukan tewas gantung diri di Pura Dadia Arya Sentong.
5 Bulan Silam, Jro Mangku Wenten Juga Sempat Nekat Coba Bunuh Diri
BANGLI, NusaBali
Pamangku Pura Dalem Desa Pakraman Kembangsari, Desa Satra, Kecamatan Kintamani, Bangli, Jro Mangku Wenten, 70, pilih menakhiri hidup dengan cara ulahpati (kematian tak wajar). Jro Mangku Wenten ditemukan tewas gantung diri di Pura Dadia Arya Sentong, Desa Pakraman Kembangsari, Senin (2/5) petang.
Korban Jro Mangku Wenten ditemukan sudah tewas menggantung, Senin petang sekitar pukul 18.15 Wita. Tokoh spiritual berusia 70 tahun ini gantung diri di bangunan suci Bale Piyasan Pura Dadia Arya Sentong, dengan leher terjerat tali yang dikaitkan ke Canggah Wang.
Kematian tragis Jro Mangku Wenten pertama kali diketahui dua remaja putri yang petang itu hendak sembahyang ke Pura Dadia Arya Sentong, yakni I Gusti Ayu Sari, 12, dan I Gusti Ayu Suardiani, 12. Begitu masuk ke areal Pura Dadia Arya Sentong, kedua gadis cilik ini terkejut melihat pemandangan mengerikan di mana Jro Mangku Wenten tewas menggantung. Keduanya langsung menjerit histeris.
Karena jerit ketakutan kedua gadis cilik tersebut, pihak keluarga dan krama lainnya dalam sekejap langsung berdatangan ke lokasi TKP gantung diri, di Bale Piyasan Pura Dadia Arya Sentong. Mereka kemudian bersama-sama menurunkan dan mengevakuasi jenazah Jro Mangku Wenten ke rumah duka di Banjar Kembangsari, desa Pakraman Kembangsari, yang tak jauh dari lokasi TKP.
Perlu dicatat, Pura Dadia Arya Sentong di mana Jro Mangku Wenten tewas gantung diri disungsung 16 kepala keluarga (KK) dari trah Arya Sentong di Desa Pakraman Kembangsari. Dari 16 KK penyungsung pura dadia tersebut, termasuk di dalamnya keluarga koban Jro Mangku Wenten sendiri.
Setelah jenazah korban Jro Mangku Wenten dievakuasi ke rumah duka untuk disemayamkan, kasus gantung diri tokoh spiritual ini juga dilaporkan ke Polsek Kintamani. Begitu dapat laporan, jajaran Polsek Kintamani langsung terjun ke lokasi musibah di Desa Pakraman Kembangsari---yang berjarak sekitar 12 kilometer arah utara dari pusat Kecamatan Kintamani---untuk melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi, Senin malam. Petugas medis dari Puskesmas Kintamani juga dibonceng ke lokasi untuk memeriksa kondisi jenazah Jro Mangku Wenten.
Kapolsek Kintamani, Kompol Komang Tresna Arbawa Manik, menyatakan dari pemeriksaan medis, disimpulkan korban Jro Mangku Wenten meninggal murni karena bunuh diri. Ditandai lidah menjulur, keluare air mani dari alat vital, sebagaimana layaknya korban gantung diri.
“Dari hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban. Pihak keluarga juga sudah mengkhilaskan kepergian Jro Mangku Wenten sebagai musibah. Jadi, pihak keluarga menolak dilakukan otopsi jenazah,” ungkap Kapolsek Tresna Arbawa saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa (3/5).
Belum diketahui pasti, apa penyebab aksi nekat ulahpati Jro Mangku Wenten. Namun, diduga kuat Jro Mangku Wenten frustrasi lantaran didera penyakit menahun yang tak kunjung sembuh. Menurut Kapolsek Tresna Arbawa, dugaan ini diketahui berdasarkan keterangan saksi-saksi termasuk keluarga korban di Desa Pakraman Kembangsari.
Terungkap, sekitar 5 bulan silam, korban Jro Mangku Wenten juga sempat berbuat nekat mencoba bunuh diri, karena stres oleh penyakitnya. “Beruntung, aksi nekat kala itu dipergoki keluarga, sehingga upaya bunuh diri Jro Mangku Wenten berhasil digagalkan,” jelas Kapolsek Tresna Arbawa.
Kini, berselang 5 bulan setelah lolos dari percobaan bunuh diri, Jro Mangku Wenten benar-benar tewas gantung diri di Pura Dadia Arya Sentong, yang notabene pura dari keluarga besarnya. Selama ini, Jro Mangku Wenten ngayah sebagai pamangku di Pura Dalem Desa Pakraman Kembangsari.
Pihak keluarga korban sangat berduka atas kematian tragis Jro Mangku Wenten. Hingga Selasa kemarin, jenazah Jro Mangku Wenten masih disemayamkan di rumah duka, Desa Pakraman Kembangsari. Menurut salah satu keluarga korban, I Gusti Ngurah Santika, jenazah almarhum akan disemayamkan di rumah duka sampai ada dewasa ayu (hari baik) untuk pemakaman.
“Kami pihak keluarga masih menayakan dewasa ayu kepada Ida Anak Lingsir (sulinggih),” ungkap IGN Santika saat dikonfirmasi NusaBali. Ditegaskan IGN Santika, sesuai dresta, upacara pemakaman jenazah almarhum akan dilakukan melalui ritual Makingsan ring Gni di Setra Desa Pakraman Kembangsari. Sedangkan terkait upacara penyucian (akibat cuntaka lantaran bunuh diri) di areal Pura Dadya Arya Sentong, nanti akan dilakukan belakangan. Menurut IGN Santika, sebelum menjadi pamangku di Pura Dalem Desa Pakraman Kembangsari, Jro Mangku Wenten memiliki nama asli I Gusti Ngurah Dayuh. 7 k17
Komentar