Badung Gagal Raih Penghargaan Adipura
Lagi, Pemkab Badung gagal meraih penghargaan Adipura. Kegagalan membawa trofi Adipura bukan kali ini saja, tapi berturut-turut sejak 2016
MANGUPURA, NusaBali
Terakhir Pemkab Badung menerima penghargaan ini pada 2015. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan, tak menyangkal kegagalan meraih penghargaan Adipura secara berturut-turut. Kendati demikian, dia mengaku tak kaget lantaran sejak awal memang tak dinilai, sebab tidak memenuhi persyaratan. “Salah satu persyaratan penilaian adalah tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Di Badung, kami tidak memiliki TPA secara mandiri,” kata Merthawan saat dikonfirmasi, Selasa (15/1).
Lantaran yang menjadi persyaratan penilaian salah satunya adalah TPA sampah, wajar bila Badung gagal meraih penghargaan Adipura sejak 2015. “Kita pernah dapat itu tahun 2014 dan 2015. Tahun 2014 kita dinobatkan sebagai terbaik untuk kategori kota kecil, dan yang tahun 2015 terbaik kedua tingkat nasional,” ungkapnya.
Disinggung kenapa tahun 2014 dan 2015 bisa memperoleh Adipura, padahal saat itu TPA belum ada, pejabat asal Sempidi, Kecamatan Mengwi, itu menyatakan, penilaian Adipura terus berubah setiap tahun dan semakin kompleks, sehingga berbeda dengan penilaian yang sebelum-sebelumnya.
“Tapi saya tidak terpangaruh, dapat (penghargaan Adipura) atau tidak. Adipura hanya formalitas, buat apa kita dapat Adipura, kalau tempat pembuangan sampah (TPS) liar masih banyak,” tegas Merthawan.
Pihaknya kini tengah mempersiapkan diri untuk penilaian pada tahun 2019. “Sekarang yang menjadi salah satu penilaian adalah pengolahan sampah. Kita di Badung, telah berhasil mengolah sampah sekitar 20 persen dari total sampah 286 ton per hari. Kami memiliki yang namanya bank sampah yang ada di sekolah, PKK, dan swasta yang dikelola mandiri, sistemnya 3 R (reuse, reduse, recycle). Komponen inilah yang mampu mengurangi membuang sampah 20 persen ke TPA,” tuturnya.
“Saat ini setidaknya kami telah memiliki 200 bank sampah berbasis PKK, hampir 225 bank sampah yang ada di sekolah, serta bank sampah yang dikelola mandiri swasta, jumlahnya juga sudah berkembang,” imbuh Merthawan.
Dengan pengolahan yang telah dilakukan, pihaknya sangat yakin pada penilaian Adipura tahun ini, Kabupaten Badung masuk penilaian. “Karena faktor penilaiannya sekarang ini salah satunya adalah pengolahan sampah, maka kami siap bertempur. Kami sangat optimis bisa meraih hasil maksimal,” tukasnya. *asa
1
Komentar