PHDI Bali Sesalkan Video Lelucon yang Dianggap Lecehkan Hindu
Beberapa hari terakhir warganet di Bali dihebohkan dengan sebuah video lelucon di media sosial facebook dan instagram yang dianggap lecehkan Agama Hindu.
DENPASAR, NusaBali
Tidak hanya warganet, Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali juga menyayangkan perilaku tersebut. Awalnya video tersebut diunggah oleh akun facebook bernama Made Pasek Gaduh tanggal 9 Januari 2019. Dalam video tersebut, nampak seorang laki-laki yang tidak diketahui identitasnya, mengenakan kain (kamen) hingga dada, kemudian lengkap dengan selendang diikat layaknya seorang sulinggih sedang muput upacara.
Pada bagian kedua daun telinga dan kepalanya disisipi bunga. Sambil memejamkan mata, laki-laki tersebut memperagakan gerakan genta dan menguncar mantra. Ia menggunakan lonceng kecil sebagai peraga. Namun sayang, mantra yang terucap justru dijadikan lelucon. Mantra tersebut dipelesetkan menjadi 'Om Nama Sidem, mata kiap nagih medem'.
Tidak hanya itu. Sembari mengulang mantra tersebut, tangan kanannya mengambil botol minuman beralkohol yakni bir. Bir tersebut sebagian dituangkan ke lantai layaknya seorang metabuh. Sebagian lagi diminum.
Laki-laki tersebut kembali melanjutkan leluconnya. Ia kembali mengucapkan mantra berbeda yang juga dipelesetkan. Bunyinya ‘Om jeneng guling bebangkit kemben di kumbesari, nas sakit ngayab banten sing misi sesari’. Ia pun kembali mengulangi menuangkan bir dan meneguknya.
Wakil Ketua PHDI Bali, Pinandita Ketut Pasek Swastika mengaku sudah melihat video tersebut. Ia tidak habis pikir dengan perilaku yang dianggapnya tidak etis itu. “Sangat tidak etis. Perlu ditelusuri siapa dia dan siapa yang mengunggahnya,” katanya.
Ia sendiri mengaku sudah sempat menelusuri akun Made Pasek Gaduh. Sayangnya, saat ditanya, yang bersangkutan mengaku mendapatkan video itu kiriman dari temannya. “Saya bahkan sudah cari dan menemukan akun bernama Made Pasek Gaduh. Setelah itu saya tanya, dan dia cuma bilang dapat dari temannya. Mentok sampai di situ. Chatnya terputus,” ungkapnya sembari menunjukkan screeshoot chatting.
Pinandita Swastika mengimbau agar masyarakat menghormati adat, budaya dan agama di Bali, dengan tidak menjadikannya lelucon. “Perilaku seperti ini tidak boleh terjadi lagi. Kita harus bersama-sama untuk menghormati adat-budaya-agama Hindu kita,” imbuhnya. “Karena ini sudah viral, diharapkan yang bersangkutan dan yang mengunggah meminta maaf. Tiang banyak mendapat pertanyaan dan tanggapan. Selaku Waka PHDI Bali, kami berharap yang bersangkutan dan yang mengunggah menghadap PHDI Bali. Kita duduk bersama untuk masalah ini,” tegasnya. *ind
Komentar