UNBK, Sekolah Pinjam Laptop Siswa
Untuk laptop siswa yang akan digunakan untuk UNBK sudah disetting. Bahkan sudah dimanfaatkan untuk simulasi.
Untuk Memenuhi Kebutuhan Saat UNBK 2019 di SMAN 2 Bangli
BANGLI, NusaBali
Untuk pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 2 Bangli masih meminjam laptop milik siswa. Sarana komputer sekolah sudah cukup banyak, namun belum juga bisa mengcover keseluruhan. Setidaknya ada 50 unit komputer milik sekolah dan 30 unit laptop milik siswa yang akan dimanfaatkan untuk UNBK.
Wakasek Bidang Kurikulum SMAN 2 Bangli, Dewa Purnata mengatakan untuk UNBK tahun ini merupakan UNBK kedua yang dilaksanakan SMAN 2 Bangli. Pihaknya tidak memungkiri jika saat ini masih kekurangan sarana komputer. Komputer yang dibutuhkan 100 unit, sedangkan sekolah baru memiliki 50 unit komputer. Seperti tahun sebelumnya pihaknya meminjam/memanfaatkan laptop para siswa dan guru-guru.
“Laptop dari siswa sebanyak 30 unit, nantinya akan ditambah milik para guru. Termasuk nantinya akan memanfaatkan komputer di ruang tata usaha,” ungkapnya, Minggu (20/1). Lanjutnya, untuk penggunaan laptop siswa, pihaknya sudah bersurat kepada orangtua siswa.
“Kami sudah berkoordinasi dengan orangtua siswa, dan pihak orangtua mendukung,” ujarnya. Untuk tahun ini siswa yang akan mengikuti UNBK sebanyak 271 siswa yang terbagi dalam 3 jurusan, yakni IPA, IPS dan IPB. Dalam pelaksanaannya UNBK dibagi dalam tiga sesi, satu sesi diikuti 90 siswa dan ada 91 orang siswa.
Dewa Purnata menyebutkan untuk laptop siswa yang akan digunakan untuk UNBK sudah disetting. Bahkan sudah dimanfaatkan untuk simulasi. Sambungnya, setelah simulasi laptopnya dibawa kembali pulang oleh siswa yang bersangkutan, kemudian laptopnya akan disiagakan pada h-2 pelaksanaan UNBK. “Singkron data, sehari sebelum pelaksanaan UNBK dan kami stand by kan laptop dua hari sebelumnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, untuk memperlancar pelaksanaan UNBK pihaknya pun sudah menambah daya listrik, sehingga saat digunakan tidak mati lantaran kurang daya. Meski demikian pihaknya juga akan mengupayakan listrik cadangan. “Antisipasi, perlu disiapkan genset juga. Sejatinya penggunaan laptop lebih nyaman karena bisa menampung daya. Sementara untuk komputer perlu didukung UPS,” sebut Dewa Purnata.
Pejabat asal Gianyar ini menambahkan jika pihaknya baru saja mendapat bantuan 5 unit laptop. Laptop tersebut bantuan yang disalurkan dari perhelatan International Monetary Fund (IMF)-World Bank Annual Meeting tahun 2018 lalu. “Laptop dibagikan ke masing-masing sekolah, dan kami kebagian 5 unit,” ucapnya. Ditanya soal pengadaan sarana komputer, Dewa Purnata mengatakan untuk tahun ini memang belum ada, tentu diupayakan tahun berikutnya.
Hal ini tidak terlepas dari penurunan jumlah siswa yang notabene mempengaruhi jumlah dana bantuan operasinal sekolan (BOS). Pihaknya menilai masih banyak kegiatan lain yang membutuhkan/memanfaatkan dana BOS, sehingga ada skala prioritas. *es
Komentar