Ternyata Motifnya Sakit Hati karena Ingkar Janji
Kasus Dukun Bakar 2 Orang
PASURUAN, NusaBali
Setelah dilakukan pendalaman selama 24 jam, polisi akhirnya menguak motif dasar pembunuhan dan pembakaran Sya'roni (58) warga Dusun Pejanten, Desa Pajaran, Kecamatan Rembang dan Imam Sya'roni (70) warga Desa Selorentek, Kecamatan Kraton.
Motif yang sebenarnya tidak sesuai dengan pengakuan awal tersangka, M Dhofir (59). Saat itu Dhofir yang dikenal sebagai dukun merasa dendam karena pernah disantet korban. Faktanya, pembunuhan keji tersebut dilatarbelakangi sakit hati pelaku kepada korban Sya'roni (58), karena menjanjikan umrah namun tak ada kejelasan.
"Jadi motif sebenarnya adalah tersangka sakit hati karena korban menjanjikan umrah namun tak ada kejelasan," kata Kapolres Pasuruan AKBP Rizal Martomo kepada wartawan, Senin (21/1).
Bahkan karena tergiur janji itu, pelaku juga telah mengajak orang-orang yang dikenalnya seperti para pengikut, pasien dan murid-muridnya untuk bergabung.
"Ada 100 pengikut yang sudah ikut menyetor iuran untuk umrah. Ada yang mencicil Rp 100 ribu, ada yang Rp 50 ribu. Uang iuran tersebut sudah terkumpul total Rp 10 juta dan dibawa Sya'roni," terangnya.
Namun setelah menerima uang tersebut, Sya'roni justru tak pernah muncul lagi. Padahal sebelumnya ia sering datang berobat ke rumah pelaku. Pelaku pun sakit hati karena merasa dibohongi.
"Karena korban ini tak pernah datang, para pengikut tersangka kehilangan kepercayaan pada tersangka. Sebagian mereka mengira uang iuran dibawa oleh tersangka. Tersangka menanggung malu. Sakit hati dan timbul niat membunuh korban," terang Rizal.
Sebenarnya pelaku hanya berniat menghabisi Sya'roni. Namun karena hari itu Sya'roni datang bersama Imam Sya'roni sehari menjelang dilancarkannya rencana pembunuhan, pria malang itu akhirnya ikut menjadi korban.
"Jadi awalnya urusannya dengan korban Sya'roni. Namun dia datang mengajak temannya, Imam Sya'roni. Akhirnya keduanya jadi korban," lanjutnya.
Sayangnya saat akan diwawancara, tersangka Dhofir yang sebelumnya berdiri bersama dua tersangka lainnya mendadak jatuh pingsan. Petugas lalu membawanya kembali ke dalam tahanan. Keluarga Imam Sya'roni juga tegas menyangkal tuduhan Dhofir yang menyebut korban pernah menyantet sang dukun.
Ubaidillah, salah satu anak korban menegaskan ayahnya merupakan guru mengaji dan rutin menjadi imam di musala di depan rumah mereka. Selain itu, keseharian korban adalah menggarap sawah dan tukang pijat. "Itu tidak benar. Tanyakan saja ke orang-orang," kata Ubadillah usai pemakaman ayahnya, Senin (21/1).
Diberitakan sebelumnya, Dhofir diduga membakar dua orang yakni Sya’roni dan Imam di rumahnya. Pembakaran itu dilatari sakit hati karena dua orang tersebut pernah menyantet dirinya. *
1
Komentar