Pohon Beringin di Rumah Jabatan Gubernur Tumbang
Pohon beringin yang berada di sebelah barat wantilan Kertha Sabha di kompleks Rumah Jabatan Gubernur Bali di Jalan Surapati Nomor 1, Banjar Abasan, Kelurahan Dangin Puri, Denpasar Timur, tumbang menimpa atap pojok wantilan, Selasa (22/1).
Timpa Candi Bentar dan Atap Wantilan Kertha Sabha
DENPASAR, NusaBali
Tumbangnya pohon tersebut diduga karena sudah rapuh ditambah hujan dan angin kencang melanda kawasan Denpasar. Dari kejadian itu atap pojok barat wantilan jebol.
Robohnya pohon beringin dengan diameter sekitar 5 meter dan tinggi sekitar 15 meter tersebut diketahui oleh Plt Kepala Bagian Rumah Tangga, Biro Umum Setda Provinsi Bali I Wayan Budiasa bersama beberapa staf yang hendak rapat ke kantor Gubernur Bali di Jalan Basuki Rahmat No 1, Sumerta Kelod, Denpasar Timur, Selasa kemarin sekitar pukul 14.15 Wita. Saat itu Budiasa yang masih bersiap-siap berangkat, tiba-tiba mendengar suara keras seperti benda jatuh. Setelah ditengok ternyata bagian pohon sebelah timur tumbang menimpa atap wantilan.
Melihat kondisi itu, pihaknya langsung menelepon BPBD Provinsi Bali untuk melakukan penebangan pohon tersebut. “Tadi rencananya ke pemprov (di Jalan Basuki Rahmat No 1, Red) rapat internal bersama staf lainnya. Tiba-tiba ada suara keras dari luar ternyata beringinnya tumbang. Soalnya pohonnya sudah rapuh ditambah lagi hujan dan angin yang cukup kencang,” jelasnya.
Budiasa mengatakan, pohon beringin dalam satu rumpun itu sudah kedua kalinya tumbang. Sebelumnya pohon pada bagian selatan juga tumbang pada Februari 2018 lalu. Namun, pohon terjatuh ke sebelah barat. Beruntungnya saat itu tidak ada korban jiwa karena tumbang ke arah parkir barat. “Berbeda dengan saat ini (kemarin), lebih besar dari sebelumnya. Makanya agak susah BPBD melakukan pemotongan,” ungkapnya.
Budiasa mengatakan, pohon tersebut memang dikeramatkan oleh Desa Pakraman Denpasar khususnya Banjar Abasan, yakni untuk digunakan saat upacara keagamaan. Namun, mengenai tindakan selanjutnya apakah akan dibuatkan upacara atau tidak, pihaknya akan bertanya kepada pemangku. “Soal diupacarai atau tidak, kami masih mau konsultasi dulu dengan orang yang tahu soal itu. Jadi tunggu prosesnya dulu,” tuturnya.
Untuk kerugian material, kata dia, belum bisa dihitung karena masih dalam proses pemotongan pohon. Namun, untuk kerusakan yang paling parah pada atap wantilan yang sudah jebol dan candi bentar sebelah barat.
Sementara, Kabid kedaruratan dan Logistik BPBD Bali Komang Kusumaedi saat ditemui di lokasi, mengatakan tumbangnya pohon beringin tersebut disebabkan kondisi pohon yang sudah rapuh karena sudah berumur ratusan tahun. Pihaknya menerjunkan 11 personel dengan dua mesin pemotong ke lokasi. Namun, alat tersebut tidak bisa memotong seluruh pohon yang posisinya masih nyangkut di atap gedung. Kusumaedi mengaku membutuhkan alat yang lebih tinggi untuk memotong dahan pohon untuk meminimalisir hal yang tidak diinginkan terjadi pada petugas.
“Pohonnya sudah tua dan rapuh ditambah hujan dan angin. Saat ini kami hanya bisa melakukan pemotongan yang kecil-kecil saja. Kami masih minta bantuan ke Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk menuntaskan pembersihan pohon itu,” ujar Kusumaedi. *mi
Komentar