Abrasi di Pebuahan Jadi Tempat Sampah
Kawasan pesisir Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, yang telah diporakporandakan abrasi, belakangan tampak semakin kumuh.
NEGARA, NusaBali
Hal itu dipicu sejumlah warga yang menjadi titik abrasi di ujung timur kawasan pesisir setempat, sebagai tempat pembuangan sampah rumah tangga.
Berdasarkan pemantauan, Selasa (22/1) selain berbagai sampah plastik, sejumlah bekas buah kelapa muda yang biasa dijual sejumlah rumah makan khas ikan bakar di kawasan sekitar, juga menumpuk di titik abrasi yang telah merongrong jalan aspal tersebut.
Sejumlah warga sekitar mengakui, jika tumpukan sampah di sekitar tanggul abrasi, itu merupakan sampah yang dibuang sejumlah warga sekitar. “Itu yang belum hanyut. Biasanya, malah dibuang langsung ke lubangnya, dan kebanyakan sudah hanyut dibawa ombak,” ujar salah satu Ibu Rumah Tangga (IRT) setempat.
Namun, IRT yang enggan namanya dikorankan ini, mengatakan kebiasan sejumlah warga membuang sampah di sekitar tanggul abrasi itu, terjadi sejak setahun terakhir.
Menurutnya, warga sengaja membuang sembarang sampah-sampah, itu sebagai kekecewaan terhadap kondisi abrasi setempat yang tidak kunjung mendapat penanganan dari Pemerintah. “Sekarang jalan sudah hampir putus total, tetap belum ada penangan. Pemerintah saja tidak perhatian kepada warga. Masak warga saja yang disuruh perhatian sama lingkungan. Tanggul-tanggul yang ada itu juga tanggul yang dibangun warga pakai biaya pribadi. Sekalian saja sampah dimanfaatkan buat tanggul,” ketusnya.
Perbekel Banyubiru, Masturi, Selasa kemarin, mengatakan untuk di kawasan pesisir Banjar Pebuahan yang mengalami abrasi, itu memang belum ada disediakan tempat sampah khusus. Sebelum-sebelumnya, warga sekitar biasa membuang sampah di lahan-lahan kosong seputaran kawasan setempat. “Dulu setahu saya, biasa membuang di lahan-lahan kosong. Kalau sekarang di tanggul-tanggulnya, itu belum tahu. Tetapi dari dulu memang tidak ada tempat sampah permanen di sana, dan ada rencana dibuatkan tahun ini,” ujarnya.
Disinggung mengenai alasan warga membuang sampah di tanggul abrasi, itu karena alasan kecewa abrasi di kawasan sekitar tidak kunjung ditangani, pihaknya menyatakan tidak dapat berkomentar. Yang jelas, ia dari pihak Desa Banyubiru sudah terus berusaha membuat usulan mengenai kondisi abrasi di Pebuahan itu ke pihak Pemkab Jembrana termasuk langsung ke pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, dan memang sampai saat ini, belum ada penangan konkret. Sementara yang baru turun tahun 2018 lalu, adalah uji coba pemasangan geotextile woven berupa karung besar penahan ombak sepanjang 20 meter. Sampai sekarang belum ada informasi, apa akan ada penanganan lanjutan. Kami di desa hanya bisa menunggu dari pihak yang berwenang, dari Balai,” ujarnya. *ode
1
Komentar