Gelombang Pasang Hancurkan Pesisir Buleleng
Pesisir pantai porak-poranda, seratus jukung nelayan rusak dan hilang. Kerugian material yang terdata dari laporan masuk sebanyak Rp 728 juta.
SINGARAJA, NusaBali
Hujan deras disertai angin kencang yang menyapu seluruh wilayah Kabupaten Buleleng pada Selasa (18/1) malam hingga Rabu dini hari tak hanya mengakibatkan bencana pohon tumbang di sejumlah wilayah. Hujan disertai angin itu juga mengakibatkan badai dan gelombang pasang di laut Buleleng. Sejumlah pantai di Buleleng pun porak-poranda, seratus unit jukung nelayan juga dilaporkan rusak dan hilang.
Gelombang pasang yang terjadi di seluruh pesisir Buleleng dimulai sejak Selasa malam pukul 21.00 WITA. Sejumlah nelayan yang tinggal di pesisir pantai pun kelabakan menyelamatkan jukung mereka, karena gelombang pasang yang tak disangka-sangka datang begitu saja. Seperti yang diakui seorang nelayan di kawasan Pantai Penimbangan, wilayah Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Gede Wiadnyana. Gelombang pasang tahun ini menyebabkan kerusakan paling parah dan gelombang terbesar dari tahun-tahun sebelumnya.
“Tidak nyangka akan ada badai dan gelombang pasang, karena siang sampai petang masih cerah, tiba-tiba turun hujan deras dan angin kencang, gelombang sampai setinggi atap warung, perahu kami juga banyak yang sudah di atas ditarik lagi oleh gelombang saking besarnya air,” ucap Wiadnyana. Gelombang pasang baru mereda pada Rabu (23/1) sekitar pukul 03.00 dini hari.
Gelombang pasang itu pun memporak porandakan puluhan warung di kawasan wisata Pantai Penimbangan, yang berada di perbatasan Desa Baktiseraga dan Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Kerusakan akibat gelombang pasang itu juga membuat perahu nelayan, mulai dari nelayan Desa Banjar, Kaliasem di Kecamatan Banjar, nelayan Desa Pemaron, Baktiseraga, di Kecamatan Buleleng, hingga nelayan di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula Buleleng. Total sementara ada 100 buah jukung nelayan yang dinyatakan rusak. Termasuk juga kapal Katamaran milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng yang mengalami kerusakan makin parah, setelah dihantam gelombang untuk kedua kalinya.
Kerusakan akibat gelombang pasang juga mengakibatkan senderan penahan abrasi di Pantai Camplung, Kelurahan Banyuasri amblas. Bahkan di kawasan lingkungan kayubuntil, tembok penyengker setra sepanjang 7 meter dan tinggi 2 meter juga terpantai roboh dihantam gelombang. Dua rumah warga milik Nengah Rentiani, 60, warga Lingkungan Kayubuntil, kelurahan Kampung Anyar dan rumah milik Maksum Gunawan, 50, warga RT 01, Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan/Kabupaten Buleleng rusak parah diterjang gelombang.
Menurut penuturan Maksum yang tinggal bersama ibunya Sulastri, 70, di sebuah rumah semi permanen di pinggir pantai Kampung Bugis, saat kejadian ia sudah mengamankan diri ke balai serba guna dekat rumahnya. Ia baru kembali melihat kondisi rumahnya saat gelombang mereda pada Rabu (23/1) dini hari dan mendapati tembok rumah sebelah utara yang setengah beton setengah anyaman bambu dijebol gelombang.
“Gelombang besar itu sekitar jam sembilanan, saya langsung bawa ibu saya mengungsi. Pas sudah surut baru balik lagi liat rumah ya temboknya sudah jebol,” tuturnya.
Selain Maksum, warga lainnya juga kebagian air banjir luapan air hujan dari daerah hulu dan gempuran air laut akibat gelombang pasang. Puluhan warga Kampung Bugis pun sempat mengungsi ke tempat aman, karena takut gelombang pasang. Pealang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Buleleng dipimpin Ketua Markas, Made Pasek Yasa langsung memberikan bantuan berupa peralatan MCK, dan terpal untuk kondisi darurat.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana mengatakan bencana akibat hujan deras, angin kencang dan gelombang pasang memang hampir terjadi di seluruh wilayah Buleleng. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Buleleng pun lembur hingga pagi menangani 10 laporan pohon tumbang tersebar di sejumlah wilayah dan longsoran kecil di wilayah Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada dan longsor di Banjar Dinas Pendem, Desa Bebetin, Kecamatan Sawan Buleleng. Hingga Rabu (23/1) kemarin kerugian material yang terdata dari laporan masuk sebanyak Rp 728 juta.
Terkait cuaca ekstrim, dirinya pun mengaku sebelumnya sudah menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan siaga. Cuaca yang mengakibatkan gelombang pasang juga disebutkan Suadnyana dari sumber Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisiki (BMKG) akan berlangsung hingga bulan Februari mendatang. Sehingga nelayan di Buleleng diharapkan berhati-hati dan mengutamakan keselamatan sebelum memutuskan untuk melaut.*k23
Gelombang pasang yang terjadi di seluruh pesisir Buleleng dimulai sejak Selasa malam pukul 21.00 WITA. Sejumlah nelayan yang tinggal di pesisir pantai pun kelabakan menyelamatkan jukung mereka, karena gelombang pasang yang tak disangka-sangka datang begitu saja. Seperti yang diakui seorang nelayan di kawasan Pantai Penimbangan, wilayah Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Gede Wiadnyana. Gelombang pasang tahun ini menyebabkan kerusakan paling parah dan gelombang terbesar dari tahun-tahun sebelumnya.
“Tidak nyangka akan ada badai dan gelombang pasang, karena siang sampai petang masih cerah, tiba-tiba turun hujan deras dan angin kencang, gelombang sampai setinggi atap warung, perahu kami juga banyak yang sudah di atas ditarik lagi oleh gelombang saking besarnya air,” ucap Wiadnyana. Gelombang pasang baru mereda pada Rabu (23/1) sekitar pukul 03.00 dini hari.
Gelombang pasang itu pun memporak porandakan puluhan warung di kawasan wisata Pantai Penimbangan, yang berada di perbatasan Desa Baktiseraga dan Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Kerusakan akibat gelombang pasang itu juga membuat perahu nelayan, mulai dari nelayan Desa Banjar, Kaliasem di Kecamatan Banjar, nelayan Desa Pemaron, Baktiseraga, di Kecamatan Buleleng, hingga nelayan di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula Buleleng. Total sementara ada 100 buah jukung nelayan yang dinyatakan rusak. Termasuk juga kapal Katamaran milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng yang mengalami kerusakan makin parah, setelah dihantam gelombang untuk kedua kalinya.
Kerusakan akibat gelombang pasang juga mengakibatkan senderan penahan abrasi di Pantai Camplung, Kelurahan Banyuasri amblas. Bahkan di kawasan lingkungan kayubuntil, tembok penyengker setra sepanjang 7 meter dan tinggi 2 meter juga terpantai roboh dihantam gelombang. Dua rumah warga milik Nengah Rentiani, 60, warga Lingkungan Kayubuntil, kelurahan Kampung Anyar dan rumah milik Maksum Gunawan, 50, warga RT 01, Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan/Kabupaten Buleleng rusak parah diterjang gelombang.
Menurut penuturan Maksum yang tinggal bersama ibunya Sulastri, 70, di sebuah rumah semi permanen di pinggir pantai Kampung Bugis, saat kejadian ia sudah mengamankan diri ke balai serba guna dekat rumahnya. Ia baru kembali melihat kondisi rumahnya saat gelombang mereda pada Rabu (23/1) dini hari dan mendapati tembok rumah sebelah utara yang setengah beton setengah anyaman bambu dijebol gelombang.
“Gelombang besar itu sekitar jam sembilanan, saya langsung bawa ibu saya mengungsi. Pas sudah surut baru balik lagi liat rumah ya temboknya sudah jebol,” tuturnya.
Selain Maksum, warga lainnya juga kebagian air banjir luapan air hujan dari daerah hulu dan gempuran air laut akibat gelombang pasang. Puluhan warga Kampung Bugis pun sempat mengungsi ke tempat aman, karena takut gelombang pasang. Pealang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Buleleng dipimpin Ketua Markas, Made Pasek Yasa langsung memberikan bantuan berupa peralatan MCK, dan terpal untuk kondisi darurat.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana mengatakan bencana akibat hujan deras, angin kencang dan gelombang pasang memang hampir terjadi di seluruh wilayah Buleleng. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Buleleng pun lembur hingga pagi menangani 10 laporan pohon tumbang tersebar di sejumlah wilayah dan longsoran kecil di wilayah Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada dan longsor di Banjar Dinas Pendem, Desa Bebetin, Kecamatan Sawan Buleleng. Hingga Rabu (23/1) kemarin kerugian material yang terdata dari laporan masuk sebanyak Rp 728 juta.
Terkait cuaca ekstrim, dirinya pun mengaku sebelumnya sudah menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan siaga. Cuaca yang mengakibatkan gelombang pasang juga disebutkan Suadnyana dari sumber Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisiki (BMKG) akan berlangsung hingga bulan Februari mendatang. Sehingga nelayan di Buleleng diharapkan berhati-hati dan mengutamakan keselamatan sebelum memutuskan untuk melaut.*k23
1
Komentar