nusabali

Warga Badung Mulai Terjangkit DBD

  • www.nusabali.com-warga-badung-mulai-terjangkit-dbd

Berdasarkan pengalaman, bulan Januari, Februari hingga Maret merupakan periodisasi merebaknya kasus DBD.

Lima Pasien Jalani Perawatan di RSUD Mangusada

MANGUPURA, NusaBali
Masyarakat Badung mulai terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Lima orang warga kini tengah menjalani perawatan di RSUD Mangusada Kabupaten Badung di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi. Selama musim penghujan masyarakat diimbau supaya menjaga kebersihan lingkungan sekitar, sehingga tidak ada genangan air yang dapat menjadi tempat nyamuk aedes aegypti berkembang biak.

Dirut RSUD Mangusada dr Nyoman Gunarta, mengungkapkan sepanjang bulan Januari 2019, rumah sakit merawat sebanyak 46 pasien DBD. Dimana lima diantaranya masih menjalani perawatan secara intensif. “Sudah ada pasien yang pulang, karena membaik. Tinggal lima orang saja kami rawat,” ungkap dr Gunarta, Jumat (25/1) kemarin didampingi Kepala Bidang Pelayanan dr I Made Nurija MKes.

Secara umum, kondisi pasien DBD yang sudah beberapa hari menjalani perawatan dalam kondisi stabil. “Pasien (DBD) yang kami rawat di IGD tinggal menunggu kamar untuk menjalani perawatan,” kata dr Gunarta.

Berdasarkan pengalaman, bulan Januari, Februari hingga Maret merupakan periodisasi merebaknya kasus DBD. Namun, lanjutnya, sejauh ini tidak ada lonjakan berarti. “Kalau kita lihat jumlah kasus sampai hari ini tidak ada lonjakan kasus. Bila dibandingkan dengan Januari 2018 dan Januari 2019 hampir mirip. Tahun lalu total sampai akhir bulan Januari 46 kasus, di tahun ini sampai tanggal 25 Januari juga ada 46 kasus. Kita tidak tahu lima hari kedepan apa ada tambahan atau tidak. Tapi artinya secara statistik tidak ada lonjakan bermakna,” jelas pria asal Desa Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal.

Disinggung, apakah demam berdarah masih menjadi salah satu penyakit yang mengancam masyarakat, dr Gunarta menyatakan untuk periode awal tahun ini biasanya penyakit DBD memang banyak muncul. “Tapi sudah kita antisipasi, karena kita memang prediksi awal tahun banyak kasus DBD, sehingga sejauh ini masih bisa kita atasi,” tegasnya.

“Kami imbau masyarakat, yang paling penting itu adalah pencegahan, dengan cara menjaga lingkungan tetap bersih. Kalau hanya melakukan fogging, itu hanya membasmi nyamuk dewasa, sedangkan jentiknya masih bisa berkembang biak. Kemudian, antisipasi dengan pola makan, Makanan yang sehat itu tidak harus mahal,” tandasnya.

Sementara, salah satu pasien atas nama I Wayan Sandia, 60, warga Banjar Jumpayah, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, yang sedang menjalani perawatan sebab kasus DBD, kondisi kini sudah stabil. “Bapak dirawat dari hari Rabu (23/1), sudah baikan. Tapi belum tahu kapan diperbolehkan pulang, tunggu hasil keputusan dokter,” ujar Dwi Asih Utami, anak kandung pasien yang kebetulan menunggui.

Menurut Dwi Asih, tak menyangka orangtuanya bisa terkena DBD. Sebab, di lingkungan sekitar tempat tinggalnya tergolong bersih. “Makanya, dari pihak jumantik sudah memeriksa ke rumah setelah bapak saya kena DBD,” tukasnya. *asa

Komentar