Pasar Giri Emas Terkesan Mangkrak
Pasar tradisionil di Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan, sampai saat ini belum juga beroperasi.
SINGARAJA, NusaBali
Bagunan pasar itu pun terlihat hanya menjadi tempat peristirahatan sementara sopir truk. Pasar Giri Emas, merupakan pasar tradisionil yang dibangun bersamaan dengan lima pasar lainnya menggunakan dana alokasi khusus (DAK) di tahun 2018. Kala itu, Pemkab Buleleng merevitaliasi enam pasar, masing-masing di Kecamatan Sawan ada tiga pasar yakni Pasar Desa Giri Emas dengan dana sebesar Rp 834.990.681, Pasar Desa Sudaji, sebesar Rp 659.243.276, Pasar Desa Bungkulan sebesar Rp 669.000.603. Kemudian Pasar Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan sebesar Rp 1.364.133.744, Pasar Desa/KecamatanTejakula sebesar Rp 950.000192, dan Pasar Desa/Kecamatan Busungbiu sekitar Rp 900 juta.
Pasar Giri Emas sudah rampung 100 persen pada,19 Oktober 2018 yang lalu, bersamaan dengan pasar lainya. Hanya saja, Pasar Giri Emas yang berlokasi bersebelahan dengan RS Pratama Giri Emas, sampai saat ini belum juga ada aktivias jual beli. Berbeda dengan pasar yang dibangun bersamaan, begitu bangunan selesai langsung digunakan sebagai pasar desa.
Pantauan Minggu (27/1) di lokasi bangunan Pasar Giri Emas, tidak ada satu pun pedagang yang berjualan di bangunan pasar tersebut. Sebaliknya, di bangunan pasar itu terlihat beberapa orang tanpa baju berisitirahat. Sedangkan dis amping bangunan pasar, terlihat ada truk parkir.
Kabarnya, belum ada warga yang tertarik berjualan di bangunan pasar tersebut. Warga khawatir, dagangannya tidak laku, karena tidak ada warga yang datang berbelaja. Selama ini, warga terbiasa berbelaja ke Pasar Desa Sangsit, yang menjadi tetangga Desa Giri Emas.
Kepala Desa (Perbekel) Giri Emas, Wayan Sunarsa belum bisa dikonfirmasi terkait keberadaan bangunan pasar yang belum beroperasi. Dihubungi pertelepon semalam belum ada jawaban meski ada nada sambung. Demikian juga dengan pesan singkat belum ada balasan.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Dagprin) Kabupaten Buleleng, Ketut Suparto, menjelaskan semestinya Pasar Giri Emas sudah beroperasi. Karena bangunan pasar tersebut sudah diserahkan oleh Pemkab kepada pihak desa, sejak bangunan pasar itu selesai dikerjakan. “Kami belum mengeceknya, semestinya sudah dimanfaatkan oleh desa. Karena bangunan pasar itu sudah diserahkan kepada desa. Sekarang kewenangannya ada di pihak desa,” katanya.
Menurut Suparto, ada kemungkinan pihak desa masih mencari Dewasa Ayu (hari baik,red) untuk membuka pasar tersebut. Karena Pasar Giri Emas merupakan pasar yang baru dibuka, sehingga memerlukan waktu bisa beroperasi seperti pasar-pasar lainnya. “Kalau pasar lainnya, kan pasar yang sudah ada sebelumnya yang kemudian direvitalisasi. Jadi begitu selesai, langsung dimanfaatkan, karena pedagangnya sudah ada sebelumnya. Nah kalau Pasar Giri Emas, karena ini pasar baru, jadi perlu hari baik untuk mengoperasikannya,” jelas Suparto. *k19
Komentar