Erupsi Gunung Agung Kembali Usik Wisman
Erupsi Gunung Agung yang kembali terjadi pekan lalu ternyata diantensi wisman.
DENPASAR, NusaBali
Tak hanya bertanya, malah ada yang hendak membatalkan booking kamar villa. Namun setelah diberi penjelasan, secara proporsional wisman baru paham, sehingga tak jadi cancel. Penasehat Bali Villa Assosiatin (BVS) Mangku Wayan Suteja, mengungkap hal itu Senin (28/1).
Mangku Suteja menyampaikan terkait kondisi kunjungan wisman ke Bali belakangan, khususnya jelang perayaan Tahun Baru China/Imlek pada 5 Februari depan. Dlkatakan Mangku Suteja, karena Januari- Februari- Maret, merupakan periode low season, kunjungan dan tingkat hunian, khususnya villa juga rendah. “Kisarannya antara 55 persen – 60 persen,” jelasnya.
Memang ada villa yang tingkat huniannya 80 persen. Tetapi jumlahnya tidak banyak. Kata Mangku Suteja, jumlah villa dengan hunian 80 persen itu bisa dihitung dengan jari. “Hanya beberapa, tidak banyak,” jelasnya. Sehingga rata-rata tingkat hunian villa 55 persen- 60 persen.
Selain faktor low season, informasi erupsi Gunung Agung beberapa waktu lalu juga mengusik rencana wisman berwisata ke Bali. Menurut Mangku Suteja, pasca erupsi Gunung Agung, ada kalangan wisman yang menanyakan hal tersebut. “Kita maklumi karena ini menyangkut safety,” jelasnya. Ada kalangan wisman, apakah mereka aman berlibur ke Bali, karena ada gunung erupsi.
Menurut Mangku Suteja, pihaknya pun memberi penjelasan secara proporsional, baik menyangkut kondisi erupsi dan jaraknya dengan tempat menginap (villa) yang relatif aman. Karena penjelasan itu, wisman merasa nyaman dan tidak jadi membatalkan bookingan kamar villa.
Soal Imlek, kata Mangku Suteja ada dampaknya, namun tidak akan banyak dan lama. Dia perkirakan paling lama masa tinggal wisman sekitar tiga hari. Setelah itu kondisi kunjungan wisman akan menurun lagi. “Karena memang merupakan periode low season,” ujar Mangku Suteja. *k17
Mangku Suteja menyampaikan terkait kondisi kunjungan wisman ke Bali belakangan, khususnya jelang perayaan Tahun Baru China/Imlek pada 5 Februari depan. Dlkatakan Mangku Suteja, karena Januari- Februari- Maret, merupakan periode low season, kunjungan dan tingkat hunian, khususnya villa juga rendah. “Kisarannya antara 55 persen – 60 persen,” jelasnya.
Memang ada villa yang tingkat huniannya 80 persen. Tetapi jumlahnya tidak banyak. Kata Mangku Suteja, jumlah villa dengan hunian 80 persen itu bisa dihitung dengan jari. “Hanya beberapa, tidak banyak,” jelasnya. Sehingga rata-rata tingkat hunian villa 55 persen- 60 persen.
Selain faktor low season, informasi erupsi Gunung Agung beberapa waktu lalu juga mengusik rencana wisman berwisata ke Bali. Menurut Mangku Suteja, pasca erupsi Gunung Agung, ada kalangan wisman yang menanyakan hal tersebut. “Kita maklumi karena ini menyangkut safety,” jelasnya. Ada kalangan wisman, apakah mereka aman berlibur ke Bali, karena ada gunung erupsi.
Menurut Mangku Suteja, pihaknya pun memberi penjelasan secara proporsional, baik menyangkut kondisi erupsi dan jaraknya dengan tempat menginap (villa) yang relatif aman. Karena penjelasan itu, wisman merasa nyaman dan tidak jadi membatalkan bookingan kamar villa.
Soal Imlek, kata Mangku Suteja ada dampaknya, namun tidak akan banyak dan lama. Dia perkirakan paling lama masa tinggal wisman sekitar tiga hari. Setelah itu kondisi kunjungan wisman akan menurun lagi. “Karena memang merupakan periode low season,” ujar Mangku Suteja. *k17
Komentar