Tiga KUD di Karangasem Ditutup
Usaha penggilingan gabah KUD kalah saing dengan penggilingan padi mobile.
AMLAPURA, NusaBali
Kesulitan permodalan dan sumber daya manusia (SDM), tiga dari 10 Koperasi Unit Desa (KUD) di Kabupaten Karangasem pilih tutup. Sisanya hanya 1 KUD yakni KUD Bebandem masih eksis, enam lainnya stagnan.
Ketua Dekopinda (Dewan Koperasi Indonesia Daerah) Karangasem, I Gede Ngurah Indrayana, mengungkapketiga KUD yang telah menutup aktivitasnya yakni KUD Sidemen, KUD Sangkan Gunung Kecamatan Sidemen, dan KUD Catur Eka Guna Kecamatan Kubu. KUD Sangkan Gunung dan KUD Sidemen tutup sejak tahun 2017, sedangkan KUD Catur Eka Guna tutup sejak 7 tahun lalu.
Indrayana mengatakan, KUD Bebandem masih eksis. Omzet, laba, dan SHU (sisa hasil usaha) meningkat setiap tahunnya. Enam KUD lainnya yakni KUD Selat, KUD Abang, KUD Manggis, KUD Sari Bumi Kecamatan Kubu, KUD Karangasem, dan KUD Rendang stagnan. “Kami telah berupaya melakukan pembinaan, tetapi pihak KUD tidak bisa berkembang, kurang inovasi. Kendalanya sumber daya manusia dan modal usaha,” ungkap Gede Ngurah Indrayana, Rabu (30/1).
Gede Ngurah Indrayana menambahkan, awalnya seluruh KUD mengembangkan usaha penggilingan gabah. Ternyata satu per satu mesin penggilingan gabah milik KUD kurang berfungsi sehingga pemasukan berkurang. Penggilingan gabah KUD dikalahkan penggilingan gabah mobile. Menurut Gede Ngurah Indrayana, KUD rata-rata memiliki toko bangunan. Namun toko bangunan perlahan menghilang, hanya masih bertahan unit pertokoan saja. “KUD yang stagnan statusnya cukup sehat, masih ada laba, tetapi tidak berkembang,” tambahnya.
Terpisah, Ketua KUD Kecamatan Bebandem, Karangasem, I Wayan Pasek, mengakui persaingan belakangan ini sangat ketat agar KUD tetap stabil. “Kami berupaya kerjasama dengan seluruh desa se-Kecamatan Bebandem agar KUD tetap eksis,” ungkap Wayan Pasek. Disampaikan, hasil neraca tahun 2018, SHU Rp 212,954 juta, naik dibandingkan tahun 2017 mencapai Rp 193,329 juta, kenaikannya Rp 19,62 juta.
KUD yang didirikan 20 Desember 1972 ini awalnya beranggotakan 25 orang. Berkembang hingga menjadi 9.921 orang didukung 41 karyawan kontrak dan 22 karyawan lepas. KUD Bebandem mengelola bidang usaha permodalan, meliputi modal sendiri dan modal luar, usaha perdagangan bahan bangunan dan lain-lain. Tahun 2018 tercapai modal sendiri Rp 2,333 miliar, naik dari tahun 2017 mencapai Rp 2,21 miliar. Sedangkan modal dari luar mencapai Rp 2,55 miliar naik dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp 1,62 miliar. *k16
Kesulitan permodalan dan sumber daya manusia (SDM), tiga dari 10 Koperasi Unit Desa (KUD) di Kabupaten Karangasem pilih tutup. Sisanya hanya 1 KUD yakni KUD Bebandem masih eksis, enam lainnya stagnan.
Ketua Dekopinda (Dewan Koperasi Indonesia Daerah) Karangasem, I Gede Ngurah Indrayana, mengungkapketiga KUD yang telah menutup aktivitasnya yakni KUD Sidemen, KUD Sangkan Gunung Kecamatan Sidemen, dan KUD Catur Eka Guna Kecamatan Kubu. KUD Sangkan Gunung dan KUD Sidemen tutup sejak tahun 2017, sedangkan KUD Catur Eka Guna tutup sejak 7 tahun lalu.
Indrayana mengatakan, KUD Bebandem masih eksis. Omzet, laba, dan SHU (sisa hasil usaha) meningkat setiap tahunnya. Enam KUD lainnya yakni KUD Selat, KUD Abang, KUD Manggis, KUD Sari Bumi Kecamatan Kubu, KUD Karangasem, dan KUD Rendang stagnan. “Kami telah berupaya melakukan pembinaan, tetapi pihak KUD tidak bisa berkembang, kurang inovasi. Kendalanya sumber daya manusia dan modal usaha,” ungkap Gede Ngurah Indrayana, Rabu (30/1).
Gede Ngurah Indrayana menambahkan, awalnya seluruh KUD mengembangkan usaha penggilingan gabah. Ternyata satu per satu mesin penggilingan gabah milik KUD kurang berfungsi sehingga pemasukan berkurang. Penggilingan gabah KUD dikalahkan penggilingan gabah mobile. Menurut Gede Ngurah Indrayana, KUD rata-rata memiliki toko bangunan. Namun toko bangunan perlahan menghilang, hanya masih bertahan unit pertokoan saja. “KUD yang stagnan statusnya cukup sehat, masih ada laba, tetapi tidak berkembang,” tambahnya.
Terpisah, Ketua KUD Kecamatan Bebandem, Karangasem, I Wayan Pasek, mengakui persaingan belakangan ini sangat ketat agar KUD tetap stabil. “Kami berupaya kerjasama dengan seluruh desa se-Kecamatan Bebandem agar KUD tetap eksis,” ungkap Wayan Pasek. Disampaikan, hasil neraca tahun 2018, SHU Rp 212,954 juta, naik dibandingkan tahun 2017 mencapai Rp 193,329 juta, kenaikannya Rp 19,62 juta.
KUD yang didirikan 20 Desember 1972 ini awalnya beranggotakan 25 orang. Berkembang hingga menjadi 9.921 orang didukung 41 karyawan kontrak dan 22 karyawan lepas. KUD Bebandem mengelola bidang usaha permodalan, meliputi modal sendiri dan modal luar, usaha perdagangan bahan bangunan dan lain-lain. Tahun 2018 tercapai modal sendiri Rp 2,333 miliar, naik dari tahun 2017 mencapai Rp 2,21 miliar. Sedangkan modal dari luar mencapai Rp 2,55 miliar naik dibandingkan tahun 2017 sebesar Rp 1,62 miliar. *k16
Komentar