Pendapatan RSU Bangli Lampaui Target
Pendapatan RSU Bangli di tahun 2018 sebesar Rp 57.066.028.441,28. Pendapatan ini mampu melampaui target Rp 50.646.903.000.
BANGLI, NusaBali
Pada tahun 2019, RSU Bangli pasang target pendapatan Rp 55,7 miliar. Mencapai target tersebut, manajemen mengoptimalkan ruang rawat inap Mahottama dari 7 bed menjadi 10 bed.
Wadir Umum, Keuangan, dan SDM RSU Bangli, Putu Ganda Wijaya, mengaku optimisi bisa memenuhi target tahun 2019 sebesar Rp 55,7 miliar. Dikatakan, pendapatan rumah sakit didukung beberapa sumber meliputi farmasi, rawat inap, rawat jalan, JKN, rujukan parsial, magang/diklat, retribusi parkir, kantin, dan lainnya. “Sumber pendapatan paling banyak dari JKN mencapai Rp 45,5 miliar,” ungkap Ganda Wijaya, Rabu (30/1).
Meski diberlakukan sistem rujukan berjenjang mulai dari puskesmas/dokter keluarga dilajutkan ke RS tipe D, tipe C, dan seterusnya, RSU Bangli mampu memenuhi target. Rujukan berjejang sudah diterapkan sejak pertengan tahun lalu. “Rujukan dioptimalkan ke sini, selain JKN sumber pendapatan yang tinggi disusul pendapatan rawat inap,” ujarnya. Manajemen mengoptimalkan ruang rawat inap Mahottama dari 7 bed menjadi 10 bed.
Pasien berebut untuk mendapatkan ruang rawat Mahottama. Dengan diberlakukan pembatasan naik kelas peserta JKN yakni hanya bisa naik satu tingkat ruang Mahottama tidak berjejal lagi. Pihaknya akan terus berbenah untuk meningkatkan layanan bagi masyarakat. Ruang Mahottama memanfaatkan gedung yang baru dibangun. Ruang Mahottama sebelumya dimanfaatkan untuk layanan poliklinik jatung, bedah, dan kebidanan. Sedangkan ruang poliklinik sebelumnya kini dimanfaatkan untuk rekam medik dan arsipnya. *es
Wadir Umum, Keuangan, dan SDM RSU Bangli, Putu Ganda Wijaya, mengaku optimisi bisa memenuhi target tahun 2019 sebesar Rp 55,7 miliar. Dikatakan, pendapatan rumah sakit didukung beberapa sumber meliputi farmasi, rawat inap, rawat jalan, JKN, rujukan parsial, magang/diklat, retribusi parkir, kantin, dan lainnya. “Sumber pendapatan paling banyak dari JKN mencapai Rp 45,5 miliar,” ungkap Ganda Wijaya, Rabu (30/1).
Meski diberlakukan sistem rujukan berjenjang mulai dari puskesmas/dokter keluarga dilajutkan ke RS tipe D, tipe C, dan seterusnya, RSU Bangli mampu memenuhi target. Rujukan berjejang sudah diterapkan sejak pertengan tahun lalu. “Rujukan dioptimalkan ke sini, selain JKN sumber pendapatan yang tinggi disusul pendapatan rawat inap,” ujarnya. Manajemen mengoptimalkan ruang rawat inap Mahottama dari 7 bed menjadi 10 bed.
Pasien berebut untuk mendapatkan ruang rawat Mahottama. Dengan diberlakukan pembatasan naik kelas peserta JKN yakni hanya bisa naik satu tingkat ruang Mahottama tidak berjejal lagi. Pihaknya akan terus berbenah untuk meningkatkan layanan bagi masyarakat. Ruang Mahottama memanfaatkan gedung yang baru dibangun. Ruang Mahottama sebelumya dimanfaatkan untuk layanan poliklinik jatung, bedah, dan kebidanan. Sedangkan ruang poliklinik sebelumnya kini dimanfaatkan untuk rekam medik dan arsipnya. *es
Komentar